JEAN PIAGET (1896 - 1980)
A. Sekilas tentang Jean Piaget
Jean Piaget dilahirkan di Neuchâtel (Switzerland) pada tanggal 9 Agustus 1896. Dia meninggal di Geneva pada tanggal 16 September, 1980. Dia adalah anak tertua dari pasangan suami istri Arthur Piaget, seorang profesor Kesusastraan abad pertengahan dan Rebecca Jackson. Pada usia yang masih dibilang kecil pada saat itu yakni 11 tahun di Neuchâtel Latin high school, dia menulis suatu ulasan tentang albino sparrow. Paper singkat ini mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak dan dianggap sebagai permulaan karir ilmiah yang brilian dari seseorang yang telah menulis lebih dari enam puluh buku dan beberapa ratus artikel.
Piaget telah diberi gelar sebagai seorang interaktionis sekaligus sebagai seorang konstruktivis. Ketertarikannya dengan prinsip pengembangan kognisi yang diangkat dari hasil perlakuan melalui training pada ilmu alam dan konsep epistimologi telah mengangkat dirinya menjadi ilmuan sejati. Dia sangat tertarik dengan pengetahuan tentang bagaimana anak-anak hadir untuk mengetahui dunia mereka. Dia mengembangkan teori kognitif dengan betul-betul mengamati perkembangan kognisi anak-anak (beberapa di antara anak tersebut adalah anaknya sendiri). Dengan menggunakan standar pertanyaan sebagai titik awal, dia mencoba mengikuti jalan pikiran anak-anak melalui training dan membuat pertanyaan-pertanyaan yang lebih fleksibel.
Piaget percaya bahwa jawaban dan komentar anak-anak yang sifatnya spontan memberikan tanda untuk memahami jalan pikiran mereka. Dia malah tidak tertarik dengan mengkaji jawaban benar-salah yang diberikan oleh anak-anak, tetapi bentuk-bentuk logika dan alasan yang digunakan dalam memberikan komentar itulah yang menjadi perhatian khusus. Setelah bertahun-tahun melakukan observasi, Piaget menyimpulkan bahwa perkembangan intelektual anak adalah hasil interaksi antara faktor bawaan sejak lahir dengan lingkungan di mana anak-anak itu berkembang. Anak-anak dapat berkembang secara konstan melalui interaksi dengan lingkungan di sekitar mereka sehingga pengetahuan dapat dibangun dan dikonstruksi kembali.
Teori Piaget tentang perkembangan intelektual merupakan dasar dalam ilmu biologi. Ginn (2008) mengatakan bahwa Piaget melihat pertumbuhan kognitif sebagai suatu ekstensi dari pertumbuhan biologis dan diolah melalui prinsip-prinsip dan hukum yang sama. Piaget juga memandang bahwa perkembangan intelektual mengontrol setiap perkembangan aspek lain seperti emosi, sosial, dan moral.
B. Pandangan Jean Piaget tentang Pengembangan Intelektual
Untuk dapat memahami bagaimana pandangan Piaget tentang pengembangan intektual, berikut ini akan dijelaskan dua kategori (1), tahapan-tahapan perkembangan intelektual dan (2) bagaimana cara anak itu belajar mengkonstruksi pengetahuan.
1. Tahapan-tahapan Perkembangan Intelektual
Piaget telah terkenal dengan teorinya mengenai tahapan dalam perkembangan kognisi. Piaget menemukan bahwa anak-anak berpikir dan beralasan secara berbeda pada periode yang berbeda dalam kehidupan mereka. Dia percaya bahwa semua anak secara kualitatif melewati empat tahap perkembangan seperti umur 0 - 2 tahun adalah tahapan pengembangan sensory-motor stage, tahap perkembangan sensori motor, umur 2 sampai 7 tahun adalah tahapan preoperational stage, umur 7 - 11 tahun adalah tahap concrete operation (Marxists, Setiap tahap mempunyai tugas kognitif yang harus diselesaikan. Pada tahap sensori motor, susunan mental anak hanya dapat menerima dan menguasai objek yang kongkrit. Penguasaan terhadap simbol terjagi hingga anak itu berada pada tingkat preoperational. Sedangkan pada tahap konkrit, anak-anak belajar menguasai pengelompokkan, hubungan, angka-angka, dan alasan dari mana semuanya itu diperoleh. Tahap terakhir adalah tahap penguasaan pikiran (Evans, 1973).
2. Bagaimana Anak itu Belajar
Suatu komponen terpenting dalam teori perkembangan intektual Piaget adalah melibatkan partisipasi murid. Artinya bagaimana murid mempelajari sesuatu sekaligus mengalami sesuatu yang dipelajari tersebut melalui lingkungan. Pengetahuan bukan semata-mata berarti memindahkan secara verbal, melainkan harus dikonstruksi dan bahkan direkonstruksi oleh murid. Piaget menyatakan bahwa anak-anak yang ingin mengetahui dan mengkonstruksi pengetahuan tentang objek di dunia, mereka mengalami dan melakukan tindakan tentang objek yang diketahuinya dan mengkonstruksi objek itu berdasarkan pemahaman mereka. Karena pengertian mereka terhadap objek itu dapat mengatur realitas dan tindakan mereka. Murid harus aktif, dalam pengertian bahwa murid bukanlah suatu bejana yang harus diisi penuh dengan fakta. Pendekatan belajar Piaget merupakan pendekatan kesiapan. Pendekatan kesiapan dalam psikologi perkembangan menekankan bahwa anak-anak tidak dapat belajar sesuatu sampai kematangan memberikan kepada mereka prasyarat-prasyarat.
Kemampuan untuk mempelajari konten kognisi selalu berhubungan dengan tahapan dalam perkembangan intelektual mereka. Dengan demikian, anak yang berada pada tahapan dan kelompok umur tertentu tidak dapat diajarkan materi pelajaran yang lebih tinggi dari pada kemampuan umur anak itu sendiri. Pertumbuhan intelektual melibatkan tiga proses fundamental; asimilasi, akomodasi, dan aquilibrasi (penyeimbangan). Asimilasi melibatkan penggabungan pengetahuan baru dengan struktur pengetahuan yang sudah ada sebelumnya. Akomodasi berarti perubahan struktur pengetahuan yang sudah ada sebelumnya untuk mengakomodasi hadirnya informasi baru. Penyatuan dua proses asimilasi dan akomodasi inilah yang membuat anak dapat membentuk schema. Seperti yang dipahami dalam teori schema, istilah schema (tunggal) merujuk pada representasi pengetahuan umum. Sedangkan jamaknya schemata tertanam dalam suatu komponen atau ciri ke komponen lain pada tingkat abstraksi yang berbeda. Hubungannya lebih mendekati kemiripan dalam web dari pada hubungan hirarki. Artinya, setiap satu komponen dihubungkan dengan komponen-komponen lain
Lebih jauh, yang dimaksud dengan equilibration adalah keseimbangan antara pribadi seseorang dengan lingkungannya atau antara asimilasi dan akomodasi. Ketika seorang anak melakukan pengalaman baru, ketidakseimbangan hampir mengiringi anak itu sampai dia mampu melakukan asimilasi atau akomodasi terhadap informasi baru yang pada akhirnya mampu mencapai keseimbangan (equilibrium). Ada beberapa macam equilibrium antara asimilasi dan akomodasi yang berbeda menurut tingkat perkembangan dan perbagai persoalan yang diselesaikan. Bagi Piaget, equilibrasi adalah faktor utama dalam menjelaskan mengapa beberapa anak inteligensi logisnya berkembang lebih cepat dari pada anak yang lainnya
C. Kesimpulan
Piaget merupakan salah seorang tokoh yang disebut-sebut sebagai pelopor aliran konstruktivisme. Salah satu sumbangan pemikirannya yang banyak digunakan sebagai rujukan untuk memahami perkembangan kognitif individu yaitu teori tentang tahapan perkembangan individu. Menurut Piaget bahwa perkembangan kognitif individu meliputi empat tahap yaitu : (1) sensory motor; (2) pre operational; (3) concrete operational dan (4) formal operational. Pemikiran lain dari Piaget tentang proses rekonstruksi pengetahuan individu yaitu asimilasi dan akomodasi. James Atherton (2005) menyebutkan bahwa asisimilasi adalah “the process by which a person takes material into their mind from the environment, which may mean changing the evidence of their senses to make it fit” dan akomodasi adalah “the difference made to one’s mind or concepts by the process of assimilation”
Dikemukakannya pula, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :
1.Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
2.Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
3.Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
4.Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
5.Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.
CLARK L. HULL (1884-1952)
A. Sekilas Tentang Clark L. Hull
Leonard Clark Hull dilahirkan di Akron, New York pada 24 Mei 1884. Ia dibesarkan di Michigan, dan mendiami satu kelas selama bertahun-tahun. Hull mempunyai masalah kesehatan di mata, mempunyai orang tua yang miskin, dan pernah menderita polio. Pendidikan yang ditempuhnya beberapa kali terputus karena sakit dan masalah keuangan. Tetapi setelah lulus, dia memenuhi syarat sebagai guru dan menghabiskan banyak waktunya untuk mengajar di sekolah yang kecil.
Setelah memperoleh bachelor dan gelar master di Universitas Michigan, ia beralih ke psikologi, dan menerima Ph.D. psikologi di tahun 1918 dari University of Wisconsin, dimana dia tinggal selama sepuluh tahun sebagai instruktur. Penelitian doktornya pada "Aspek kuantitatif dari Evolution of Concepts" telah diterbitkan dalam Psychological Monographs. Selama waktu itu, Hull mempelajari efek dari merokok tembakau pada kinerja, yang kemudian dibahasnya pada beberapa literatur yang disertai dengan pengujian, selanjutnya mulai penelitian tentang saran dan hipnose. Pada 1929, Clark Hull melanjutkan penelitiannya di Yale University dan mulai yang serius terhadap perkembangan teori perilakunya. Sampai akhir karirnya, Hull dan mahasiswa didominasi behavioristic psikologi. Clark Hull meninggal pada 10 Mei 1952, di New Haven, Connecticut. Clark Hull dalam penelitiannya mengembangkan sistem yang rumit dan sangat bergantung kepada matematika elaborasi.
Pada dasarnya, teori belajar Hull berpusat pada perlunya memperkuat suatu pengetahuan yang sudah ada. Perilaku individu yang dilihat dalam konteks homeostatic model selalu mencari keseimbangan dari "drive memaksa." Inti tingkat analisis psikologis adalah gagasan mengenai "variabel intervensi," yang dijelaskan sebagai "unobservable perilaku." Dengan demikian, dari perspektif yang murni perilaku Clark Hull dikembangkan John B. Watson 's yaitu rangsangan-respon (S-R) ke stimulus-organisme-respons (S-O -R), atau variabel campuran. Dari teori Clark Hull yang sistematis, dihasilkan banyak sekali penelitian. Hull sangat berkeras dan taat pada metode ilmiah, yaitu dengan rancangan percobaan yang dikontrol dan analisis data yang diperoleh. Perumusan deduktif dari teori belajar melibatkan serangkaian postulat yang akhirnya harus diuji oleh eksperimen.
Salah satu aspek dari pekerjaan Hull adalah pada tes bakat yang akan membuktikan instrumental dalam perkembangan behaviorismenya. Untuk memfasilitasi penghitungan dari correlations antara berbagai tes, ia membangun sebuah mesin untuk melakukan perhitungan, menyelesaikan proyek pada tahun 1925 dengan dukungan dari National Research Council. Selain dari mesin praktis manfaat, keberhasilan proyek Hull yang bersifat fisik dengan perangkat yang tepat, susunan komponen yang mampu melakukan operasi karakteristik dari proses mental tingkat tinggi. Hull dianggap Thomas Hobbes dan David Hume sebagai falsafah leluhur dari behaviorisme dan melihat di Pavlov's reflexes kondisi fisik dari analogues Hume's sederhana "jejak" dan dari hukum asosiasi.
Desain mesin Clark Hull yang dapat memperlihatkan perilaku cerdas adalah sama dengan formulasi dari teori perilaku. Clark Hull juga dikenal untuk perdebatan dengan Edward C. Tolman pada prinsip-prinsip behaviorisme. Tolman percaya bahwa pembelajaran dapat terjadi karena ketiadaan tujuan. (identifikasi ini sebagai "latent learning"), sedangkan Hull Clark menegaskan bahwa tujuan harus dibayangkan sebagai suatu "pahala" atau "penguatan" dan belajar perlu untuk terjadi. Clark Hull sering dikreditkan dimulai dengan memiliki ilmu yang modern hypnosis. Karyanya Hypnosis dan Suggestibility (1933) adalah ilmu yang ketat fenomena, menggunakan statistik dan analisis eksperimental. Dari hasil studi Hull menunjukkan secara tegas bahwa semua bentuk hipnosis tidak memiliki hubungan dengan tidur:
" hipnose tidak tidur ... ia tidak memiliki hubungan khusus dengan tidur, dan seluruh konsep tidur ketika diterapkan ke keadaan hypnosis tidak berlaku (obscures)".
Hasil studi Utama Hull adalah untuk mengekang tuntutan yang luar biasa dari hypnotists, terutama mengenai perbaikan luar biasa dalam pengetahuan atau indera di bawah hipnose. Dari percobaan Hull yang menampilkan kenyataan dari beberapa fenomena klasik seperti hipnotis anestesi dan pasca-hipnotis amnesia. Hypnosis juga dapat menyebabkan peningkatan moderat tertentu kapasitas fisik dan mengubah ambang dari stimulasi indrawi, terutama efek dramatis. Eksperimental dalam psikologi, ia menciptakan "andai-deduktif" metode sistematis, setelah pengamatan dan elaborasi dari hypotheses. Metode ini membawa definisi conceptualized axioms yang membantu dia mengembangkan teorinya. Dia percaya bahwa perilaku merupakan kumpulan interaksi antara seorang individu dan lingkungannya. Dia menganalisis perilaku dari perspektif biologi adaptasi, atau optimasi kondisi hidup melalui pengurangan kebutuhan.
Sebagai behaviorist, Hull menyatakan bahwa psikologis dilihat pada pembentukan kebiasaan, yang merupakan akumulasi pengalaman lingkungan untuk beradaptasi secara efektif. Pendekatan padangannya benar-benar sistematis. Dengan menitikberatkan pentingnya pengamatan dan eksperimen.
Dalam strategi ini, pendekatan mengikuti geometri Euclidian, sebuah perilaku atau formulasi prinsip yang pertama kali di postulatkan dan kemudian diuji secara ketat. Hull berhasil mengujinya dan sangat didukung kepercayaan prinsip yang mengakibatkan kegagalan revisi dari prinsip. Dari teori Hull yang positif dan mengikuti kerangka logis, maka secara empiris dapat diverifikasi melalui demonstrasi.
Mirip dengan BF Skinner, Clark Hull menekankan pentingnya penguatan, karena belajar adalah untuk mengambil tempat. Penguatan berhasil karena mengakibatkan pengurangan penurunan. Dengan demikian, konsep drive dan pengurangan menjadi aspek yang penting dari teori Hull. Dia dianggap sebagai organisme pada lingkungan yaitu prediksi, atau tanggapan sementara yang telah diketahui organisme output.
Sistem ilmiah Clark Hull sangat baik dilihat sebagai kegagalan, yang telah membawa kepada kognitif revolusi di tahun 1960, dan sebagai pelopor ke alam kognitif psikologi dari pengolahan informasi dan pendekatan intelijensi buatan. Kerja Hull juga telah dianggap baik sebagai usaha yang mulia untuk menetapkan standar yang tinggi untuk psikologi sebagai ilmu pengetahuan alam, dan sebagai obyek pelajaran dari kegagalan dalam model ilmu alam untuk psikologi dan merusak efek dari retorika ilmiah.
Pada dekade sebelum dan setelah Perang Dunia II, Clark Hull dilambangkan psikolog 'berharap bahwa psikologi dapat menjadi tujuan ilmu alam. Hull membentuk reputasi sebagai eclectic eksperimental psikolog, kemudian naik ke keulungan sebagai teoretikus belajar. Hull yang paling penting adalah karya-Mathematico Rote deduktif Theory of Learning (1940), dan Prinsip Perilaku (1943), yang mendirikan analisis pembelajaran.
B. Kesimpulan
Sepanjang karirnya, Hull mengembangkan ide di berbagai bidang psikologi, terutama psikologi belajar, hipnotis, teknik sugesti. Metode yang paling sering digunakan adalah eksperimental laboratorium.
Prinsip-prinsip utama teorinya:
1.Reinforcement adalah faktor penting dalam belajar yang harus ada. Namun fungsi reinforcement bagi Hull lebih sebagai drive reduction daripada satisfied factor.
2.Dalam mempelajari hubungan S-R yang diperlu dikaji adalah peranan dari intervening variable (atau yang juga dikenal sebagai unsure O (organisma)). Faktor O adalah kondisi internal dan sesuatu yang disimpulkan (inferred), efeknya dapat dilihat pada faktor R yang berupa output. Karena pandangan ini Hull dikritik karena bukan behaviorisme sejati.
3.Proses belajar baru terjadi setelah keseimbangan biologis terjadi. Di sini tampak pengaruh teori Darwin yang mementingkan adaptasi biologis organisma.
Hypothetico-deductive theory
Adalah teori belajar yang dikembangkan Hull dengan menggunakan metode deduktif. Hull percaya bahwa pengembangan ilmu psikologi harus didasarkan pada teori dan tidak semata-mata berdasarkan fenomena individual (induktif). Teori ini terdiri dari beberapa postulat yang menjelaskan pemikirannya tentang aktivitas otak, reinforcement, habit, reaksi potensial, dan lain sebagainya (Lundin, 1991, pp.193-195).
Sumbangan utama Hull adalah pada ketajaman teorinya yang detil, ditunjang dengan hasil-hasil eksperimen yang cermat dan ekstensif. Akibatnya ide Hull banyak dirujuk oleh para ahli behavioristik lainnya dan dikembangkan.
C. Kritikan
Kritik yang diberikan pada Hull:
a)Teorinya dianggap terlalu kompleks dan sulit dimengerti
b)Idenya tentang proses internal dianggap abstrak dan sulit dibuktikan melalui eksperimen empiris
c)Partikularistic, usaha utk menggeneralisasi hasil eksperimen secara berlebihan.
GESTAL
A. Sekilas tentang Gestal
Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan arti sebagai “bentuk atau konfigurasi”. Pokok pandangan Gestalt adalah bahwa obyek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan. Menurut Koffka dan Kohler, ada tujuh prinsip organisasi yang terpenting yaitu :
1.Hubungan bentuk dan latar (figure and gound relationship); yaitu menganggap bahwa setiap bidang pengamatan dapat dibagi dua yaitu figure (bentuk) dan latar belakang. Penampilan suatu obyek seperti ukuran, potongan, warna dan sebagainya membedakan figure dari latar belakang. Bila figure dan latar bersifat samar-samar, maka akan terjadi kekaburan penafsiran antara latar dan figure.
2.Kedekatan (proxmity); bahwa unsur-unsur yang saling berdekatan (baik waktu maupun ruang) dalam bidang pengamatan akan dipandang sebagai satu bentuk tertentu.
3.Kesamaan (similarity); bahwa sesuatu yang memiliki kesamaan cenderung akan dipandang sebagai suatu obyek yang saling memiliki.
4.Arah bersama (common direction); bahwa unsur-unsur bidang pengamatan yang berada dalam arah yang sama cenderung akan dipersepsi sebagi suatu figure atau bentuk tertentu.
5.Kesederhanaan (simplicity); bahwa orang cenderung menata bidang pengamatannya bentuk yang sederhana, penampilan reguler dan cenderung membentuk keseluruhan yang baik berdasarkan susunan simetris dan keteraturan; dan
6.Ketertutupan (closure) bahwa orang cenderung akan mengisi kekosongan suatu pola obyek atau pengamatan yang tidak lengkap.
Terdapat empat asumsi yang mendasari pandangan Gestalt, yaitu:
1.Perilaku “Molar“ hendaknya banyak dipelajari dibandingkan dengan perilaku “Molecular”. Perilaku “Molecular” adalah perilaku dalam bentuk kontraksi otot atau keluarnya kelenjar, sedangkan perilaku “Molar” adalah perilaku dalam keterkaitan dengan lingkungan luar. Berlari, berjalan, mengikuti kuliah, bermain sepakbola adalah beberapa perilaku “Molar”. Perilaku “Molar” lebih mempunyai makna dibanding dengan perilaku “Molecular”.
2.Hal yang penting dalam mempelajari perilaku ialah membedakan antara lingkungan geografis dengan lingkungan behavioral. Lingkungan geografis adalah lingkungan yang sebenarnya ada, sedangkan lingkungan behavioral merujuk pada sesuatu yang nampak. Misalnya, gunung yang nampak dari jauh seolah-olah sesuatu yang indah. (lingkungan behavioral), padahal kenyataannya merupakan suatu lingkungan yang penuh dengan hutan yang lebat (lingkungan geografis).
3.Organisme tidak mereaksi terhadap rangsangan lokal atau unsur atau suatu bagian peristiwa, akan tetapi mereaksi terhadap keseluruhan obyek atau peristiwa. Misalnya, adanya penamaan kumpulan bintang, seperti : sagitarius, virgo, pisces, gemini dan sebagainya adalah contoh dari prinsip ini. Contoh lain, gumpalan awan tampak seperti gunung atau binatang tertentu.
4.Pemberian makna terhadap suatu rangsangan sensoris adalah merupakan suatu proses yang dinamis dan bukan sebagai suatu reaksi yang statis. Proses pengamatan merupakan suatu proses yang dinamis dalam memberikan tafsiran terhadap rangsangan yang diterima.
Aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran antara lain :
1.Pengalaman tilikan (insight); bahwa tilikan memegang peranan yang penting dalam perilaku. Dalam proses pembelajaran, hendaknya peserta didik memiliki kemampuan tilikan yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu obyek atau peristiwa.
2.Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning); kebermaknaan unsur-unsur yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran. Makin jelas makna hubungan suatu unsur akan makin efektif sesuatu yang dipelajari. Hal ini sangat penting dalam kegiatan pemecahan masalah, khususnya dalam identifikasi masalah dan pengembangan alternatif pemecahannya. Hal-hal yang dipelajari peserta didik hendaknya memiliki makna yang jelas dan logis dengan proses kehidupannya.
3.Perilaku bertujuan (pusposive behavior); bahwa perilaku terarah pada tujuan. Perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus-respons, tetapi ada keterkaitannya dengan dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika peserta didik mengenal tujuan yang ingin dicapainya. Oleh karena itu, guru hendaknya menyadari tujuan sebagai arah aktivitas pengajaran dan membantu peserta didik dalam memahami tujuannya.
4.Prinsip ruang hidup (life space); bahwa perilaku individu memiliki keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu, materi yang diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta didik.
5.Transfer dalam Belajar; yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi pembelajaran tertentu ke situasi lain. Menurut pandangan Gestalt, transfer belajar terjadi dengan jalan melepaskan pengertian obyek dari suatu konfigurasi dalam situasi tertentu untuk kemudian menempatkan dalam situasi konfigurasi lain dalam tata-susunan yang tepat. Judd menekankan pentingnya penangkapan prinsip-prinsip pokok yang luas dalam pembelajaran dan kemudian menyusun ketentuan-ketentuan umum (generalisasi). Transfer belajar akan terjadi apabila peserta didik telah menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu persoalan dan menemukan generalisasi untuk kemudian digunakan dalam memecahkan masalah dalam situasi lain. Oleh karena itu, guru hendaknya dapat membantu peserta didik untuk menguasai prinsip-prinsip pokok dari materi yang diajarkannya.
Psikologi Gestalt bermula pada lapangan pengamatan ( persepsi ) dan mencapai sukses yang terbesar juga dalam lapangan ini. Demonstrasinya mengenai peranan latar belakang dan organisasinya terhadap proses-proses yang diamati secara fenomenal demikian meyakinkan sehingga boleh dikatakan tidak dapat di bantah.
Ketika para ahli Psikologi Gestalt beralih dari masalah pengamatan ke masalah belajar, maka hasil-hasil yang telah kuat / sukses dalam penelitian mengenai pengamatan itu dibawanya dalam studi mengenai belajar . Karena asumsi bahwa hukum –hukum atau prinsip-prinsip yang berlaku pada proses pengamatan dapat ditransfer kepada hal belajar, maka untuk memahami proses belajar orang perlu memahami hukum-hukum yang menguasai proses pengamatan itu.
Pada pengamatan itu menekankan perhatian pada bentuk yang terorganisasi (organized form) dan pola persepsi manusia . Pemahaman dan persepsi tentang hubungan-hubungan dalam kebulatan (entities) adalah sangat esensial dalam belajar. Psikologi Gestalt ini terkenal juga sebagai teori medan (field) atau lazim disebut cognitive field theory. Kelompok pemikiran ini sependapat pada suatu hal yakni suatu prinsip dasar bahwa pengalaman manusia memiliki kekayaan medan yang memuat fenomena keseluruhan lebuh dari pada bagian- bagiannya.
Keseluruhan ini memberikan beberapa prinsip belajar yang penting, antara lain :
1.Manusia bereaksi dengan lingkunganya secara keseluruhan, tidak hanya secara intelektual, tetapi juga secara fisik, emosional,sosial dan sebagainya
2.Belajar adalah penyesuaian diri dengan lingkungan.
3.Manusia berkembang sebagai keseluruhan sejak dari kecil sampai dewasa, lengkap dengan segala aspek-aspeknya.
4.Belajar adalah perkembangan kearah diferensiasi ynag lebih luas.
5.Belajar hanya berhasil, apabila tercapai kematangan untuk memperoleh insight.
6.Tidak mungkin ada belajar tanpa ada kemauan untuk belajar, motivasi membei dorongan yang mengerakan seluruh organisme.
7.Belajar akan berhasil kalau ada tujuan.
8.Belajar merupakan suatu proses bila seseorang itu aktif, bukan ibarat suatu bejana yang diisi.
1.Belajar sangat menguntungkan untuk kegiatan memecahakan masalah. Hal ini nampaknya juga relevan dengan konsep teori belajar yang diawali dengan suatu pengamatan. Belajar memecahkan masalah diperlukan suatu pengamatan secara cermat dan lengkap.
Teori medan ini mengibaratkan pengalaman manusia sebagai lagu atau melodi yang lebih daripada kumpulan not, demikian pila pengalaman manusia tidak dapat dipersepsi sebagai sesuatu yang terisolasi dari lingkungannya. Dengan kata lain berbeda dengan teori asosiasi maka toeri medan ini melihat makna dari suatu fenomena yang relatif terhadap lingkungannya. Sesuatu dipersepsi sebagai pendek jika objek lain lebih panjang. Warna abu-abu akan terlihat lebih cerah pada bidang berlaatr belakang hitam pekat. Warna abu-abu akan terliaht biru pada latar berwarna kuning.
Belajar melibatkanproses mengorganisasikan pengalaman-pengalaman kedalam pola-pola yang sistematis dan bermakna. Belajar bukan merupakan penjumalahan (aditif), sebaliknya belajar mulai dengan mempersepsi keseluruhan, lambat laun terjadi proses diferensiasi, yakni menangkapbagian bagian dan detail suatu objek pengalaman. Dengan memahami bagian / detail, maka persepsi awalakan keseluruhan objek yang semula masih agak kabur menjadi semakin jelas. Belajar menurut paham ini merupakan bagian dari masalah yang lebih besar yakni mengorganisasikan persepsi kedalam suatu struktur yang lebih kompleks yang makin menambah pemahaman akan medan. Medan diartikan sebagaikeseluruhan dunia yang bersifat psikologis. Seseorang meraksi terhadap lingkungan seauai dengan persepsinya terhadap lingkungan pada saat tersebut. Manusia mempersepsi lingkungan secara selektif, tidak semua objek masuk kedalam fokus persepsi individu, sebagian berfungsi hanya sebagai latar.
Tekanan ke-2 pada psikologi medan ini adalah sifat bertujuandari prilaku manusia. Individu menetaokan tujuan berdasarkan tilikan (insight) terhadap situasi yang dihadapinya. Prilakunya akan dinilai cerdas atau dungu tergantung kepada memdai atau tidaknya pemahamanya akan situasi. Dalam hukum-hukum belajar Gestalt ini ada satu hukum pokok , yaitu hukum Pragnaz, dan empat hukum tambahan (subsider) yang tunduk kepada hukum yang pokok itu,yaitu hukum –hukum keterdekatan , ketertutupan, kesamaan , dan kontinuitas.
EDWARD CHACE TOLMAN
A. Sekilas tentang Edward Chace Tolman
Edward Chace Tolman (1886 - 1959) adalah seorang Amerika psikolog. Ia paling terkenal atas studi tentang perilaku psikologi.
Lahir di West Newton, Massachusetts, saudara CalTech fisika Richard Chace Tolman, Edward C. Tolman studi di Massachusetts Institute of Technology, dan ia menerima Ph.D. dari Universitas Harvard pada 1915. Sebagian besar telah menghabiskan karirnya di University of California, Berkeley (1918-1954), di mana dia mengajar psikologi.
Tolman yang terbaik dikenal untuk studi belajar di tikus menggunakan mazes, dan ia menerbitkan artikel banyak percobaan, yang karya-Nya dengan Ritchie dan Kalish pada 1946 adalah mungkin yang paling berpengaruh. Nya kontribusi utama teori datang di buku 1932, tetap dalam Perilaku Binatang dan laki-laki, dan dalam serangkaian karya dalam Psychological Review, "The menentukan perilaku dari pilihan di titik" (1938) dan "Cognitive peta dalam tikus dan laki-laki" (1948), dan "Prinsip kinerja" (1955)
Meskipun telah Tolman tegas behaviorist dalam metodologi, dia tidak radikal behaviorist seperti BF Skinner. Sebagai judul buku dari 1932 itu menunjukkan, dia ingin menggunakan perilaku metode untuk memperoleh pemahaman tentang proses mental manusia dan hewan lainnya. Dalam studi belajar di tikus, Tolman berusaha untuk membuktikan bahwa binatang dapat mempelajari fakta-fakta tentang dunia yang mereka kemudian dapat digunakan dalam cara yang fleksibel, bukan hanya belajar otomatis tanggapan yang tidak dipicu oleh stimuli lingkungan. Dalam bahasa waktu, Tolman adalah "SS" (rangsangan-rangsangan), non-penguatan teoretikus ia drew pada psikologi Gestalt untuk menyatakan bahwa binatang dapat mempelajari hubungan antara stimuli dan tidak memerlukan eksplisit biologis untuk membuat event penting belajar terjadi. Hal ini dikenal sebagai latent belajar. Teori yang saingan, yang lebih mechanistic "SR" (stimulus-respon) memperkuat pandangan-driven, telah diambil oleh Clark L. Hull.
Kunci kertas oleh Tolman, Ritchie Kalish pada 1946 dan menunjukkan bahwa tikus yang dieksplorasi yang membingungkan yang berisi makanan ketika lapar mereka tidak mampu untuk menjalankannya dengan benar pada percobaan pertama ketika mereka masuk itu harus dilakukan sekarang lapar. Namun, Hull dan pengikutnya mampu menghasilkan alternatif penjelasan Tolman dari temuan, dan perdebatan antara SS dan SR belajar teori menjadi semakin sulit dan steril. Skinner's iconoclastic kertas dari tahun 1950, berjudul "Apakah teori belajar diperlukan?" persuaded banyak psikolog tertarik pada hewan belajar yang lebih produktif untuk memfokuskan pada perilaku itu sendiri daripada menggunakannya untuk membuat hypotheses tentang status mental. Pengaruh Tolman ide ditolak pesat di tahun 1950-an dan 1960-an nanti. Namun, prestasi itu sudah cukup.
Tahun 1938 dan 1955 kertas, yang diproduksi untuk Hull dari biaya yang dia meninggalkan tikus "dikubur dalam pemikiran" dalam membingungkan, tidak dapat merespon, diantisipasi dan disiapkan tanah banyak waktu untuk bekerja di psikologi kognitif, sebagai psikolog mulai menemukan dan menerapkan keputusan teori - suatu aliran kerja yang diakui oleh penghargaan dari hadiah Nobel untuk Daniel Kahneman pada tahun 2002. 1948 kertas dan memperkenalkan konsep dari peta kognitif, yang memiliki aplikasi luas ditemukan hampir di setiap bidang psikologi, sering di antara para ilmuwan yang tidak tahu bahwa mereka menggunakan gagasan pertama dirumuskan untuk menjelaskan perilaku tikus di mazes.
Selain itu, ketika pada seperempat abad kedua puluh hewan psikolog mengambil dunia dari keberhasilan kognitif psikologi manusia, dan mulai untuk memperbarui ilmu hewan kesadaran, banyak dari mereka beralih ke Tolman gagasan dan teknik kepada membingungkan. Dari tiga angka dari hewan besar psikologi di tengah abad kedua puluh, Tolman, Skinner dan Hull, akan dapat cukup diklaim bahwa Tolman's legacy yang sedang di liveliest, tentunya dalam hal penelitian akademik.
Tolman begitu banyak khawatir bahwa psikologi harus diterapkan dan untuk mencoba memecahkan masalah manusia, dan sebagai tambahan kepada teknis publikasi, ia menulis buku yang disebut Drives Pada Perang. Dia adalah salah satu senior yang profesor di Universitas California berusaha untuk membubarkan di McCarthyite era awal 1950-an, karena ia menolak untuk menandatangani sebuah sumpah kesetiaan - bukan karena ada kekurangan merasa loyalitas ke Amerika Serikat, tetapi karena pada infringed kebebasan akademik. Tolman adalah seorang pemimpin yang tahan dari sumpah, dan ketika Regents dari University of California dicari ke api, ia digugat. Hasil pengadilan kasus, Tolman ayat Underhill, dipimpin California ke Mahkamah Agung pada tahun 1955 overturning mempersumpahkan dan memaksa semua hak mereka yang telah menolak untuk menandatanganinya Pada tahun 1963, di kemudian desakan dari Presiden University of California Clark Kerr, Universitas yang baru dibangun bernama Pendidikan dan bangunan di fakultas Psikologi Berkeley "Tolman Hall" di kehormatan; janda itu telah hadir pada upacara peresmian. Potretnya di pintu masuk gedung aula.
Psikologi Gestalt bermula pada lapangan pengamatan ( persepsi ) dan mencapai sukses yang terbesar juga dalam lapangan ini. Demonstrasinya mengenai peranan latar belakang dan organisasinya terhadap proses-proses yang diamati secara fenomenal demikian meyakinkan sehingga boleh dikatakan tidak dapat di bantah. Ketika para ahli Psikologi Gestalt beralih dari masalah pengamatan ke masalah belajar, maka hasil-hasil yang telah kuat / sukses dalam penelitian mengenai pengamatan itu dibawanya dalam studi mengenai belajar . Karena asumsi bahwa hukum –hukum atau prinsip-prinsip yang berlaku pada proses pengamatan dapat ditransfer kepada hal belajar, maka untuk memahami proses belajar orang perlu memahami hukum-hukum yang menguasai proses pengamatan itu.
Pada pengamatan itu menekankan perhatian pada bentuk yang terorganisasi (organized form) dan pola persepsi manusia . Pemahaman dan persepsi tentang hubungan-hubungan dalam kebulatan (entities) adalah sangat esensial dalam belajar. Psikologi Gestalt ini terkenal juga sebagai teori medan (field) atau lazim disebut cognitive field theory. Kelompok pemikiran ini sependapat pada suatu hal yakni suatu prinsip dasar bahwa pengalaman manusia memiliki kekayaan medan yang memuat fenomena keseluruhan lebuh dari pada bagian- bagiannya.
B. Kesimpulan
Keseluruhan ini memberikan beberapa prinsip belajar yang penting, antara lain :
1.Manusia bereaksi dengan lingkunganya secara keseluruhan, tidak hanya secara intelektual, tetapi juga secara fisik, emosional,sosial dan sebagainya
2.Belajar adalah penyesuaian diri dengan lingkungan.
3.Manusia berkembang sebagai keseluruhan sejak dari kecil sampai dewasa, lengkap dengan segala aspek-aspeknya.
4.Belajar adalah perkembangan kearah diferensiasi ynag lebih luas.
5.Belajar hanya berhasil, apabila tercapai kematangan untuk memperoleh insight.
6.Tidak mungkin ada belajar tanpa ada kemauan untuk belajar, motivasi membei dorongan yang mengerakan seluruh organisme.
7.Belajar akan berhasil kalau ada tujuan.
8.Belajar merupakan suatu proses bila seseorang itu aktif, bukan ibarat suatu bejana yang diisi.
Belajar sangat menguntungkan untuk kegiatan memecahakan masalah. Hal ini nampaknya juga relevan dengan konsep teori belajar yang diawali dengan suatu pengamatan. Belajar memecahkan masalah diperlukan suatu pengamatan secara cermat dan lengkap. Kemudian bagaiman seseorang itu dapat memecahknan masalah merurut J. Dewey ada 5 upaya pemecahannya yakni:
1.Realisasi adanya masalah. Jadi harus memehami apa masalahnya dan juga harus dapat merumuskan
2.Mengajukan hipotesa, sebagai suatu jalan yang mungkin memberi arah pemecahan masalah.
3.Mengumpulkan data atau informasi, dengan bacaan atau sumber-sumber lain.
4.Menilai dan mencobakan usah pembuktian hipotesa dengan keterangan-keterangan yang diperoleh.
5.Mengambil kesimpulan, membuat laporan atau membuat sesuatu dengan hasil pemecahan soal itu.
Teori medan ini mengibaratkan pengalaman manusia sebagai lagu atau melodi yang lebih daripada kumpulan not, demikian pila pengalaman manusia tidak dapat dipersepsi sebagai sesuatu yang terisolasi dari lingkungannya. Dengan kata lain berbeda dengan teori asosiasi maka toeri medan ini melihat makna dari suatu fenomena yang relatif terhadap lingkungannya. Sesuatu dipersepsi sebagai pendek jika objek lain lebih panjang. Warna abu-abu akan terlihat lebih cerah pada bidang berlaatr belakang hitam pekat. Warna abu-abu akan terliaht biru pada latar berwarna kuning.
Belajar melibatkan proses mengorganisasikan pengalaman-pengalaman kedalam pola-pola yang sistematis dan bermakna. Belajar bukan merupakan penjumalahan (aditif), sebaliknya belajar mulai dengan mempersepsi keseluruhan, lambat laun terjadi proses diferensiasi, yakni menangkapbagian bagian dan detail suatu objek pengalaman. Dengan memahami bagian / detail, maka persepsi awalakan keseluruhan objek yang semula masih agak kabur menjadi semakin jelas. Belajar menurut paham ini merupakan bagian dari masalah yang lebih besar yakni mengorganisasikan persepsi kedalam suatu struktur yang lebih kompleks yang makin menambah pemahaman akan medan. Medan diartikan sebagaikeseluruhan dunia yang bersifat psikologis. Seseorang meraksi terhadap lingkungan seauai dengan persepsinya terhadap lingkungan pada saat tersebut. Manusia mempersepsi lingkungan secara selektif, tidak semua objek masuk kedalam fokus persepsi individu, sebagian berfungsi hanya sebagai latar.
Tekanan ke-2 pada psikologi medan ini adalah sifat bertujuandari prilaku manusia. Individu menetaokan tujuan berdasarkan tilikan (insight) terhadap situasi yang dihadapinya. Prilakunya akan dinilai cerdas atau dungu tergantung kepada memdai atau tidaknya pemahamanya akan situasi
Dalam hukum-hukum belajar Gestalt ini ada satu hukum pokok , yaitu hukum Pragnaz, dan empat hukum tambahan (subsider) yang tunduk kepada hukum yang pokok itu,yaitu hukum –hukum keterdekatan , ketertutupan, kesamaan , dan kontinuitas.
ALBERT BANDURA
A. Sekilas tentang Albert Bandura
Bandura lahir di Canada, memperoleh gelar Ph. D dari University of Iowa dan kemudian mengajar di Stanford Uni.
Sebagai seorang behaviorist, Bandura menekankan teorinya pada proses belajar tentang respon lingkungan. Oleh karenya teorinya disebut teori belajar sosial, atau modeling.
Prinsipnya adalah perilaku merupakan hasil interaksi resiprokal antara pengaruh tingkah laku, koginitif dan lingkungan. Singkatnya, Bandura menekankan pada proses modeling sebagai sebuah proses belajar.
Bandura membuka perspektif baru dalam aliran behavioristik dengan menekankan pada aspek observasi dan proses internal individu. Bagi mereka yang beraliran kognitif, pandangan Bandura ini dirasakan lebih lengkap dibandingkan pandangan ahli behavioristik lainnya. Teorinya ini juga didukung oleh percobaan eksperimental yang dapat dipertanggungjawabkan.
Teori utama dari Albert Bandura
a)Observational learning atau modeling adalah faktor penting dalam proses belajar manusia.
b)Dalam proses modeling, konsep reinforcement yang dikenal adlaah vicarious reinforcement, reinforcement yang terjadi pada orang lain dapat memperkuat perilaku individu. Self-reinforcement, individu dapat memperoleh reinforcement dari dalam dirinya sendiri, tanpa selalu harus ada orang dari luar yang memberinya reinforcement.
c)Menekankan pada self-regulatory learning process, seperti self-judgement, self-control, dan lain sebagainya.
Memperkenalkan konsep penundaan self-reinforcement demi kepuasan yang lebih tinggi di masa depan.
B. Kesimpulan
Teori belajar sosial atau disebut juga teori observational learning adalah sebuah teori belajar yang relatif masih baru dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya. Berbeda dengan penganut Behaviorisme lainnya, Bandura memandang Perilaku individu tidak semata-mata refleks otomatis atas stimulus (S-R Bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri. Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling). Teori ini juga masih memandang pentingnya conditioning. Melalui pemberian reward dan punishment, seorang individu akan berfikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang perlu dilakukan.
C. Kritik terhadap Bandura
Kritik terutama datang dari kelompok aliran behavioristik keras, yang memandang Bandura lebih tepat untuk dimasukan dalam kelompok aliran kognitif dan tidak diakui sebagai bagian dari behavioristik. Penyebab utamanya karena pandangan Bandura yang kental aspek mentalnya
BURRHUS FREDERIC SKINNER
A. Sekilas tentang Skinner
Prinsip-prinsip utama pandangan Skinner:
a)Descriptive behaviorism, pendekatan eksperimental yang sistematis pada perilaku yang spesifik untuk mendapatkan hubungan S-R. Pendekatannya induktif. Dalam hal ini pengaruh Watson jelas terlihat
b)Empty organism, menolak adanya proses internal pada individu.
c)Menolak menggunakan metode statistical, mendasarkan pengetahuannya pada subyek tunggal atau subyek yang sedikit namun dengan manipulasi eksperimental yang terkontrol dan sistematis.
Sumbangan Skinner sebagai seorang psikolog
a)Salah seorang psikolog yang pandangannya paling berpengaruh dan banyak dirujuk oleh para psikolog lainnya
b)Mengembangkan sejumlah prinsip-prinsip psikologis yang cukup terbukti aplikatif terhadap masalah-masalah perilaku yang nyata karena didukung oleh hasil-hasil eksperimen yang jelas
c)Memberikan ide kreatif dan baru bagi metode dalam belajar dan terapi yang konvensional
Konsep-konsep utama yang dikembangkan oleh B. F Skinner adalah sebagai berikut:
a)Proses operant conditioning:
1)perilaku namun dalam kadar peningkatan dan intensitas yang berbeda-beda.
2)Discrimination : organisma dapat diajarkan untuk berespon hanya pada suatu stimulus dan tidak pada stimulus lainnya. Caranya adalah secara konsisten memberi reinforcement hanya pada respon bagi stimulus yang diinginkan dan tidak pada respon terhadap stimulus Memilah perilaku menjadi respondent behavior dan operant behavior. Respondent terjadi pada kondisioning klasik, dimana reinforcement mendahului UCR/CR. Dalam kondisi sehari-hari yang lebih sering terjadi adalah operant behavior dimana reinforcement terjadi setelah response.
3) Positive dan negative reinforcers [kehadirannya PR menguatkan perilaku yang muncul, sedangkan justru ketidakhadiran NR yang akan menguatkan perilaku].
4) Extinction: hilangnya perilaku akibat dari dihilangkannya reinforcers
5) Schedules of reinforcement, berbagai variasi dalam penjadwalan pemberian reinforcement dapat meningkatkan lainnya.
6) Secondary reinforcement, adalah stimulus yang sudah melalui proses pemasangan/kondisioning dengan reinforcer asli sehingga akhirnya bisa mendapatkan efek reinforcement sendiri. Dalam kenyataan riil kehidupan manusia, hampir semua yang kita anggap sebagai reinforcement adalah secondary reinforcer.
7) Aversive conditioning, proses kondisioning dengan melibatkan suasana tidak menyenangkan. Hal ini dilakukan dengan punishment. Reaksi organisme adalah escape atau avoidance.
b)Behavior Modification
Adalah penerapan dari teori Skinner, sering juga disebut sebagai behavior therapy. Merupakan penerapan dari shaping (pembentukan TL bertahap), penggunaan positive reinforcement secara selektif, dan extinction. Pendektan ini banyak diterapkan untuk mengatasi gangguan perilaku.
B. Kesimpulan
Dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan selanjutnya terhadap burung merpati menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :
Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.
Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah.
Operant adalah sejumlah perilaku yang membawa efek yang sama terhadap lingkungan. Respons dalam operant conditioning terjadi tanpa didahului oleh stimulus, melainkan oleh efek yang ditimbulkan oleh reinforcer. Reinforcer itu sendiri pada dasarnya adalah stimulus yang meningkatkan kemungkinan timbulnya sejumlah respons tertentu, namun tidak sengaja diadakan sebagai pasangan stimulus lainnya seperti dalam classical conditioning.
C. Kritik terhadap Skinner
a)Pendekatannya yg lebih bersifat deskriptif dan kurang analitis dianggap kurang valid sebagai sebuah teori
b)Validitas dari kesimpulan yang diambilnya yang merupakan generalisasi berlebihan dari satu konteks perilaku kepada hampir seluruh perilaku umum
c)Pandangan ‘empty organism’ mengundang kritik dari pendukung aspek biologis dan psikologi kognitif yang percaya pada kondisi internal mansuia, entah itu berupa proses biologis atau proses mental
DONALD A. NORMAN
A. Pendahuluan
Dalam bukunya Olson dan Hergenhahn, An Introduction to Theories of Learning terbagi dalam empat kelompok yaitu teori fungsionalistik, teori asosianistik, teori kognitif dan teori neurophysiologi. Adapun dalam pembahasan ini tergolong dalam bahasan teori kognitif.
Jika dalam pembahasan sebelumnya telah dikemukakan beberapa tokoh yang tergolong teori kognitif, seperti tokoh teori Gestalt, Jean Peaget, Tolman, Albert Bandura dan kali ini yang terakhir dari teori kognitif bukunya Olson dan Hergenhahn, yaitu Donald A. Norman. Siapakah dia? Bagaimana pemikirannya? Dan kenapa dia digolongkan dalam kelompok teori kognitif, apakah pemikirannya termasuk yang baru atau sudah ada sebelumnya?
Dalam bukunya Olson dan Hergenhahn ini bahwa Norman dimasukkan sebagai wakil dari teori belajar dengan pendekatan proses informasi. Karena apa yang dilakukan Norman adalah Pendekatan proses informasi tidak ubahnya teori behavioristik (teori operant conditioning), teori kognitif juga beranggapan bahwa reinforcement itu penting dalam belajar, hanya saja alasannya berbeda. Menurut teori beharvioristik, reinforcement itu memperkuat respon atau tingkah laku, sedangkan teori kognitif memandang reinforcement sebagai sumber umpan balik. Umpan balik ini memberitahukan tentang apa yang mungkin terjadi kalau tingkah laku diulang-ulang. Menurut teori ini pula, reinforcement itu berfungsi untuk mengurangi ketidak pastian dan karenanya mengarah ke pemahaman dan penguasaan.
Menurut Olson dan Hergenhahn bahwa kemunculan psikologi proses informasi dilatar belakangi oleh beberapa pemikiran:
a.Psikologi S-R yang berpandangan bahwa manusia berinteraksi dengan lingkungan secara otomatis, seperti cara mesin.
b.Psikologi kognitif yang didoroang oleh Tolman, Bandura dan Peaget yang lebih menekankan pentingnya informasi, harapan, keyakinan dan skemata.
c.Cybernetik, yang berpandangan bahwa manusia secara konstan menguji sensory input melawan beberapa standard dan kemudian jika ada ketidak cocokan diantara keduanya, maka yang menarik pada kesesuaian tingkah laku hingga ketidak cocokan dihilangkan.
d.Robotology, yang sukses menciptakan suatu jenis mesin dan peralatan yang secara sukses menirukan aktifitas tertentu kehidupan organisme.
e.Teori informasi, yang menkonsep tindakan sebagai sesuatu cara yang obyektif pengukuran informasi dan menunjukkan bagaimana infromasi dikodekan dengan sistem komunikasi.
f.Komputer, komputer yang bertindak sebagai model kekuatan dengan studi proses kognitif manusia.
B. Sekilas tentang Donald A. Norman
Dalam bukunya An Introduction to Theories of Learning, Olson dan Hergenhahn memilih Donald A. Norman sebagai representasi dari psikologi proses informasi (information processing of psychology) karena ketertarikan secara khusus pada belajar dan secara konsern serta komprehensif mendalami hal itu dari pada kerja yang lainnya.
Donald A. Norman lahir tahun 1935. Beliau adalah profesor psikologi pada University of California, San Diego. Beliau juga menjabat sebagai Direktur pada Institute for Cognitive Science dan pimpinan disiplin program doctoral di Cognitive Science. Norman menerima gelar kesarjanaannya dari Massachusetts Institute of Technology dalam bidang Electrical Engineering pada tahun 1957. Beliau menerima gelar Masternya dari University of Pennsylvania dalam bidang Electrical Engineering pada tahun 1959 dan gelar Doktornya diperoleh dari institusi yang sama dalam bidang psikologi matematika di tahun 1962. Dia menjadi dosen dan peneliti di Harvard University dari tahun 1963 hingga dia bergabung pada sebuah fakultas di University of California, San Diego, di mana dia berada sejak saat itu.
C. Pemikirannya
Donald A. Norman telah cukup banyak menulis berbagai buku dan artikel-artikel yang cukup berpengaruh di antaranya juga sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya. Bahwa Norman ini walaupun secara biografis tidak linier dalam bidang pembelajaran, akan tetapi pada kenyataanya beliau lebih intens untuk melalukan penelitian-penelitian tentang pembelajaran yang lebih menitik tekankan kepada proses kognitif. Sebagaimana tokoh-tokoh sebelumnya dalam bukunya Olson dan Hergenhahn ini tentang kelompok teori kognitif dan Norman dimasukkan ke dalam kelompok teori ini dengan spesialisasi sebagai tokoh Information Processing Psychology (psikologi pemrosesan informasi).
Adapun teori atau pemikiran, pendapat Norman tentang belajar yang bisa diungkap dalam buku An Introduction to Theories of Learning ini adalah sebagai berikut:
a.Hukum pembelajaran (Law of Learning)
Adalah pemikirannya tentang belajar yang terwujud dalam tiga hukum, semuanya yang menekankan pada causal hubungan antara tindakan dan hasil. Meliputi:
1.Hukum hubungan sebab akibat (The law of causal relationship)
Adalah untuk suatu organisme untuk menghubungkan belajar antara suatu tindakan khusus dan suatu hasil, sesuatu yang harus menjadi suatu hubungan sebab akibat yang jelas diantara keduanya. Ini yang disebut hukum hubungan sebab akibat.
2.Hukum belajar sebab akibat (The law of causal learning)
Dalam hukum belajar sebab akibat mempunyai dua bagian: pertama, untuk hasil yang diinginkan, organisme yang mencoba untuk mengulangi tindakan-tindakan tertentu yang memiliki suatu hubungan sebab akibat yang jelas pada hasil yang diinginkan. Kedua, untuk hasil yang tidak diinginkan, organisme yang mencoba untuk menghindari tindakan-tindakan itu yang mempunyai suatu hubungan sebab akibat yang jelas untuk hasil yang tidak diinginkan.
3.Hukum umpan balik informasi (The law of information feedback)
Dalam hukum umpan balik informasi ini, hasil dari suatu penyajian peristiwa sebagai informasi tentang peristiwa tersebut.
b.Cara pembelajaran (Modes of Learning)
Dalam kajian tentang mode-mode pembelajaran, Rumelhart and Norman (1981) memperlihatkan kedekatan hubungan antara pendekatan proses informasinya (information processing approach) dan pandangan Piaget tentang pengembangan pengetahuan (developmental knowledge). Adapun mode of learning-nya sebagai berikut:
1.Accretion (Pertumbuhan)
Merupakan penambahan pengetahuan pada skemata yang ada, tanpa mengubah strukturnya dalam cara-cara yang mendasar. Contoh belajar mengendarai mobil yang sebelumnya tidak bisa mengendarainya. Norman (1982) menulis, agaknya kita telah memiliki kerangka pengetahuan tentang struktur automobil dan mekaniknya. Namun, kita masih harus belajar tentang mobil baru dan bagian-bagiannya yang penting. Sebagaimana mobil kita memasukkan aspek-aspek baru ke dalam memory sesuai dengan bentuk maupun caranya.
2.Structuring (Penyusunan)
Ketika keberadaan skemata tidak memperkenankan negosiasi dengan lingkungan secara efektif. Norman, menunjukkan kepada belajar skemata sebagai struktur, namun banyak kesulitan jenis belajar ini. Penggunaan contoh di atas, ketika orang pertama kali belajar bagaimana mengendarai sesuatu, maka ia harus belajar suatu skema mengendarai; tugas yang sulit ini dikerjakan, meskipun dapat diterapkan pada hampir semua automobil dengan relatif menyenangkan.
3.Tuning (penyelarasan)
Merupakan penyesuaian suatu skema pada suatu jenis situasi hubungan yang luas. Tuning mencoba memasukkan hal yang amatir pada bentuk yang ahli dan ini menunjukkan keterlambatan jenis belajar. Dalam proses ini dituntut untuk selalu menyelaraskan dengan yang lebih mampu, yang amatir harus selaras dengan yang ahli. Hal ini tidak mudah dan akan membutuhkan waktu yang banyak untuk menyelaraskannya.
4.Learning by analogy (pembelajaran dengan analogi)
Model ini menurut Norman berisi bahwa belajar skemata baru selalu dihubungkan dengan skemata yang sudah ada. Dalam proses ini beranggapan bahwa skemata yang ada merupakan suatu analogi yang sempurna untuk yang lain, padahal belajar dengan analogi ini hampir selalu kurang sempurna.
c.Memory (Ingatan)
Menuut Ellis dan Hunt (1993) Memory atau ingatan menunjuk pada proses penyimpanan atau pemeliharaan informasi sepanjang waktu (maintaining information overtime). Seseorang dapat menyimpan kode nomor telepon tertentu dalam ingatannya untuk jangka waktu kurang dari satu detik, atau sepanjang hayatnya. Hampir semua aktifitas manusia selalu melibatkan aspek ingatan. Oleh karena itu ingatan menjadi sesuatu yang sangat penting dalam proses kognitif manusia. Sementara itu, Menurut Norman bahwa terdapat tiga hal yang harus dikelola untuk mengingat dengan sukses, yaitu akuisisi (acquisition), retensi (retention) dan mengingat kembali (retrieval). Adapun memory menurut Olson dan Hergenhahn terbagi menjadi tiga yaitu:
1.Sensory memory (SM)
Sensory memory atau sensory store adalah bermula ketika reseptor diaktifkan dan berakhir selama satu detik, sebagaimana memory menyimpan banyak sekali informasi, tetapi informasi yang tersedia hanya membutuhkan waktu yang sangat singkat.
2.Short term memory (STM)
Short term memory disebut juga short term store dan primary memory. Merupakan materi memory yang diseleksi dari sensory memory untuk diproses terlebih dahulu sebagaimana memory berakhir selama 15 detik. Dengan kata lain proses penyimpanan suatu informasi hanya membutuhkan waktu yang cukup singkat dan untuk jangka waktu yang cukup singkat pula.
3.Long term memory (LTM)
Long term memory disebut juga long term store dan secondary memory. Adalah jika materi dalam short term memory dilatih kembali cukup lama, hal itu menjadi bagian dri long term memory. Hal itu dalam long term memory dimana skemata disimpan. Sebagaimana memory berakhir dalam jangka waktu yang tak terbatas. Hal ini dapat dipahami bahwa proses penyimpanan untuk tetap bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama bahkan seumur hidup.
d.Cognitive Engineering
Merupakan suatu bidang yang mengambil kenyataan dari ilmu pengetahuan kognitif dan diaplikasikan pada teknologi modern. Dari sini menurut Norman setelah melakukan berbagai studi kasus bahwa kesalahan tidak pada kesalahan manusia, akan tetapi pada disain peralatan yang diopeasikan. Sehingga dia mengklaim bahwa kesalahan tidak pada kesalahan operator, tetapi pada sistemnya. Ketertarikan Norman pada Conitive engeenering ini menelorkan bukunya yang berjudul The Psychology of Everyday Things (1988).
D. Kritik terhadap Norman
Donald A. Norman sebagaimana Olson dan Hergenhanhn memasukkan dalam kelompok teori kognitif dan sebagai representasi dari Psikologi dengan pendekatan proses informasi. Sebelumnya kajian-kajian kognitif dipandang sebagai sesuatu yang misterius dan tidak mungkin akan dapat dikaji secara ilmiah. Namun dengan keberadaan teori proses informasi ini memberikan kepercayaan bahwa tidak benar kognitif sebagai sesuatu yang misterius.
Pendekatan proses informasi, khususnya yang ditampilkan oleh Norman mendorong sintesa sejumlah sifat manusia. Sebagai contoh, Norman menekankan faktanya bahwa hasil tingkah laku manusia dari interaksi kondisi arus stimulus, memory pengalaman masa lalu, emosi, kepercayaan, sikap, pengaruh sosial dan budaya, dan kehadiran manusia laki-laki. Menurut Norman, untuk memahami kebenaran mengapa manusia bertindak sebagaimana yang dia lakukan, kita harus memahami bagaimana variabel ini dan yang lain berinteraksi dengan yang lain. Pendekatan ini tidak mendorong studi tingkah laku manusia yang terisolasikan seperti inteligensi, memory, formasi konsep, atau problem solving. Inilah kompleksitas dan kesempurnaan manusia diakui.
Pendekatan proses informasi cocok dengan teknologi komputer setidaknya dalam rentetan aplikasi yang lebih sederhana. Sebagaimana yang telah diketahui, banyak tokoh psikologi proses informasi, tidak seperti ahli psikologi yang lain, dalam suatu posisi memanfaatkan komputer untuk menguji asumsi-asumsinya tentang bagaimana manusia memproses informasi. Komputer sekaligus suatu alat kekuatan penelitian dan suatu model yang membangkitkan fungsi kognitif manusia dan banyak ahli psikologi proses informasi menggunakan komputer sebagai caranya.
Karena para ahli psikologi proses informasi sering menggunakan komputer untuk proses simulasi yang dipelajarinya, maka pendekatan ini disebabkan para ahli psikologi menjadi lebih tepat dengan konsep dan teorinya. Sebagaimana telah kita catat, sebelum suatu teori dapat dimasukkan dalam program komputer. Hal itu harus dinyatakan dengan jelas dan tepat, dan hal itu harus dikonsistenkan dengan logic. Jika suatu program tidak jelas menjadi membosankan komputer. Komputer tidak akan bekerja atau memproduksi hasil yang tidak berarti. Itulah pendekatan proses informasi pada psikologi yang menyediakan pelayanan yang sama sebagaimana belajar model matematika. Yaitu, menyebabkan peneliti mengklarifikasi definisi istilah-istilahnya dan ketepatan dalam memformulasikan teori-teorinya.
E. Kesimpulan
Adanya psikologi proses informasi tidak bisa dilepaskan dari pada teori-teori belajar sebelumnya, baik itu asosianistik, kognitif maupun yang lain. Namun pada kenyataannya dalam teori psikologi prosesn informasi ini secara jelas menyatakan dengan jelas tentang aspek kognitif dari pada aspek behavioristiknya. Terbukti dalam bukunya Olson dan Hergenhahn ini menunjukkan proses informasi itu sendiri yang terdiri dari input, proses dan output. Dan proses ini lebih menunjukkan pengolahan pada proses yang terjadi dalam memory. Sehingga kemudian kekuatan memory ini dibagi menjadi dua yaitu memory jangka pendek dan memory jangka panjang. Ini kemudian muncul bahwa dalam suatu memory ada yang hanya mampu menampung informasi dalam jangka waktu tertentu.
Di samping itu, teori yang dikemukakan oleh Norman ini bukan suatu barang baru, akan tetapi telah muncul pada masa sebelum Norman mengemukakan pemikiran-pemikirannya, walaupun hal itu dalam terminologi yang berbeda.
JOHN WATSON (1878-1958)
Setelah memperoleh gelar master dalam bidang bahasa (Latin dan Yunani), matematika, dan filsafat di tahun 1900, ia menempuh pendidikan di University of Chicago. Minat awalnya adalah pada filsafat, sebelum beralih ke psikologi karena pengaruh Angell. Akhirnya ia memutuskan menulis disertasi dalam bidang psikologi eksperimen dan melakukan studi-studi dengan tikus percobaan. Tahun 1903 ia menyelesaikan disertasinya. Tahun 1908 ia pindah ke John Hopkins University dan menjadi direktur lab psi di sana. Pada tahun 1912 ia menulis karya utamanya yang dikenal sebagai ‘behaviorist’s manifesto’, yaitu “Psychology as the Behaviorists Views it”.Dalam karyanya ini Watson menetapkan dasar konsep utama dari aliran behaviorisme:
a)Psikologi adalah cabang eksperimental dari natural science. Posisinya setara dengan ilmu kimia dan fisika sehingga introspeksi tidak punya tempat di dalamnya
b)Sejauh ini psikologi gagal dalam usahanya membuktikan jati diri sebagai natural science. Salah satu halangannya adalah keputusan untuk menjadikan bidang kesadaran sebagai obyek psikologi. Oleh karenanya kesadaran/mind harus dihapus dari ruang lingkup psi.
c)Obyek studi psikologi yang sebenarnya adalah perilaku nyata.
Pandangan utama Watson
a)Psikologi mempelajari stimulus dan respons (S-R Psychology). Yang dimaksud dgn stimulus adalah semua obyek di lingkungan, termasuk juga perubahan jaringan dalam tubuh. Respon adalah apapun yang dilakukan sebagai jawaban terhadap stimulus, mulai dari tingkat sederhana hingga tingkat tinggi, juga termasuk pengeluaran kelenjar. Respon ada yang overt dan covert, learned dan unlearned
b)Tidak mempercayai unsur herediter (keturunan) sebagai penentu perilaku. Perilaku manusia adalah hasil belajar sehingga unsur lingkungan sangat penting (lihat pandangannya yang sangat ekstrim menggambarkan hal ini pada Lundin, 1991 p. 173). Dengan demikian pandangan Watson bersifat deterministik, perilaku manusia ditentukan oleh faktor eksternal, bukan berdasarkan free will.
c)Dalam kerangka mind-body, pandangan Watson sederhana saja. Baginya, mind mungkin saja ada, tetapi bukan sesuatu yang dipelajari ataupun akan dijelaskan melalui pendekatan ilmiah. Jadi bukan berarti bahwa Watson menolak mind secara total. Ia hanya mengakui body sebagai obyek studi ilmiah. Penolakan dari consciousness, soul atau mind ini adalah ciri utama behaviorisme dan kelak dipegang kuat oleh para tokoh aliran ini, meskipun dalam derajat yang berbeda-beda. [Pada titik ini sejarah psikologi mencatat pertama kalinya sejak jaman filsafat Yunani terjadi penolakan total terhadap konsep soul dan mind. Tidak heran bila pandangan ini di awal mendapat banyak reaksi keras, namun dengan berjalannya waktu behaviorisme justru menjadi populer.]
d)Sejalan dengan fokusnya terhadap ilmu yang obyektif, maka psikologi harus menggunakan metode empiris. Dalam hal ini metode psikologi adalah observation, conditioning, testing, dan verbal reports.
e)Secara bertahap Watson menolak konsep insting, mulai dari karakteristiknya sebagai refleks yang unlearned, hanya milik anak-anak yang tergantikan oleh habits, dan akhirnya ditolak sama sekali kecuali simple reflex seperti bersin, merangkak, dan lain-lain.
f)Sebaliknya, konsep learning adalah sesuatu yang vital dalam pandangan Watson, juga bagi tokoh behaviorisme lainnya. Habits yang merupakan dasar perilaku adalah hasil belajar yang ditentukan oleh dua hukum utama, recency dan frequency. Watson mendukung conditioning respon Pavlov dan menolak law of effect dari Thorndike. Maka habits adalah proses conditioning yang kompleks. Ia menerapkannya pada percobaan phobia (subyek Albert). Kelak terbukti bahwa teori belajar dari Watson punya banyak kekurangan dan pandangannya yang menolak Thorndike salah.
g)Pandangannya tentang memory membawanya pada pertentangan dengan William James. Menurut Watson apa yang diingat dan dilupakan ditentukan oleh seringnya sesuatu digunakan/dilakukan. Dengan kata lain, sejauhmana sesuatu dijadikan habits. Faktor yang menentukan adalah kebutuhan.
h)Proses thinking and speech terkait erat. Thinking adalah subvocal talking. Artinya proses berpikir didasarkan pada keterampilan berbicara dan dapat disamakan dengan proses bicara yang ‘tidak terlihat’, masih dapat diidentifikasi melalui gerakan halus seperti gerak bibir atau gesture lainnya.
i)Sumbangan utama Watson adalah ketegasan pendapatnya bahwa perilaku dapat dikontrol dan ada hukum yang mengaturnya. Jadi psikologi adlaah ilmu yang bertujuan meramalkan perilaku. Pandangan ini dipegang terus oleh banyak ahli dan diterapkan pada situasi praktis. Dengan penolakannya pada mind dan kesadaran, Watson juga membangkitkan kembali semangat obyektivitas dalam psikologi yang membuka jalan bagi riset-riset empiris pada eksperimen terkontrol.
IVAN PETROVICH PAVLOV (1849-1936).
A. Sekilas tentang Ivan Petrovich Pavlov
Ivan Petrovich Pavlov lahir 14 September 1849 di Ryazan Rusia yaitu desa tempat ayahnya Peter Dmitrievich Pavlov menjadi seorang pendeta. Ia dididik di sekolah gereja dan melanjutkan ke Seminari Teologi. Pavlov lulus sebagai sarjan kedokteran dengan bidang dasar fisiologi. Pada tahun 1884 ia menjadi direktur departemen fisiologi pada institute of Experimental Medicine dan memulai penelitian mengenai fisiologi pencernaan. Ivan Pavlov meraih penghargaan nobel pada bidang Physiology or Medicine tahun 1904. Karyanya mengenai pengkondisian sangat mempengaruhi psikology behavioristik di Amerika. Karya tulisnya adalah Work of Digestive Glands(1902) dan Conditioned Reflexes(1927).
Classic conditioning ( pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah proses yang ditemukan Pavlov melalui percobaanny terhadap anjing, dimana perangsang asli dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan.
Eksperimen-eksperimen yang dilakukan Pavlov dan ahli lain tampaknya sangat terpengaruh pandangan behaviorisme, dimana gejala-gejala kejiwaan seseorang dilihat dari perilakunya. Hal ini sesuai dengan pendapat Bakker bahwa yang paling sentral dalam hidup manusia bukan hanya pikiran, peranan maupun bicara, melainkan tingkah lakunya. Pikiran mengenai tugas atau rencana baru akan mendapatkan arti yang benar jika ia berbuat sesuatu.
Bertitik tolak dari asumsinya bahwa dengan menggunakan rangsangan-rangsangan tertentu, perilaku manusia dapat berubah sesuai dengan apa yang didinkan. Kemudian Pavlov mengadakan eksperimen dengan menggunakan binatang (anjing) karena ia menganggap binatang memiliki kesamaan dengan manusia. Namun demikian, dengan segala kelebihannya, secara hakiki manusia berbeda dengan binatang.
Ia mengadakan percobaan dengan cara mengadakan operasi leher pada seekor anjing. Sehingga kelihatan kelenjar air liurnya dari luar. Apabila diperlihatkan sesuatu makanan, maka akan keluarlah air liur anjing tersebut. Kin sebelum makanan diperlihatkan, maka yang diperlihatkan adalah sinar merah terlebih dahulu, baru makanan. Dengan sendirinya air liurpun akan keluar pula. Apabila perbuatan yang demikian dilakukan berulang-ulang, maka pada suatu ketika dengan hanya memperlihatkan sinar merah saja tanpa makanan maka air liurpun akan keluar pula.
Makanan adalah rangsangan wajar, sedang merah adalah rangsangan buatan. Ternyata kalau perbuatan yang demikian dilakukan berulang-ulang, rangsangan buatan ini akan menimbulkan syarat(kondisi) untuk timbulnys air liur pada anjing tersebut. Peristiwa ini disebut: Reflek Bersyarat atau Conditioned Respons.
Pavlov berpendapat, bahwa kelenjar-kelenjar yang lain pun dapat dilatih. Bectrev murid Pavlov menggunakan prinsip-prinsip tersebut dilakukan pada manusia, yang ternyata diketemukan banyak reflek bersyarat yang timbul tidak disadari manusia. Dari eksperimen Pavlov setelah pengkondisian atau pembiasaan dapat diketahui bahwa daging yang menjadi stimulus alami dapat digantikan oleh bunyi lonceng sebagai stimulus yang dikondisikan. Ketika lonceng dibunyikan ternyata air liur anjing keluar sebagai respon yang dikondisikan.
Apakah situasi ini bisa diterapkan pada manusia? Ternyata dalam kehidupan sehar-jhari ada situasi yang sama seperti pada anjing. Sebagai contoh, suara lagu dari penjual es krim Walls yang berkeliling dari rumah ke rumah. Awalnya mungkin suara itu asing, tetapi setelah si pejual es krim sering lewat, maka nada lagu tersebut bisa menerbitkan air liur apalagi pada siang hari yang panas. Bayangkan, bila tidak ada lagu trsebut betapa lelahnya si penjual berteriak-teriak menjajakan dagangannya. Contoh lai adalah bunyi bel di kelas untuk penanda waktu atau tombol antrian di bank. Tanpa disadari, terjadi proses menandai sesuatu yaitu membedakan bunyi-bunyian dari pedagang makanan(rujak, es, nasi goreng, siomay) yang sering lewat di rumah, bel masuk kelas-istirahat atau usai sekolah dan antri di bank tanpa harus berdiri lama.
Dari contoh tersebut dapat diketahui bahwa dengan menerapkan strategi Pavlov ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya.
B. Kesimpulan
Dari eksperimen yang dilakukan Pavlov terhadap seekor anjing menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :
1.Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang dituntut. Jika dua macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang salah satunya berfungsi sebagai reinforcer), maka refleks dan stimulus lainnya akan meningkat
2.Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang dituntut. Jika refleks yang sudah diperkuat melalui Respondent conditioning itu didatangkan kembali tanpa menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya akan menurun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
tinggalkan pesan.....