Minggu, 28 Maret 2010

DUKUNGAN XML PADA PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK UNTUK SISTEM PEMBELAJARAN JARAK JAUH DI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI (MTI) UGM

MAKALAH SKRIPSI

Teguh Bharata Adji 1
Beny Yolanda 2
1 Staff Pengajar Jurusan Teknik Elektro FT UGM
2 Alumnus Mahasiswa Tekhik Elektro Fakultas Teknik UGM
Jln. Grafika 2 Yogyakarta



Abstraksi



Pertumbuhan internet yang luar biasa telah membebani HTML, bahasa standar untuk internet berbasis PC, dengan kewajiban untuk menangani data, termasuk jenis, fungsi, dan integrasinya. Seiring dengan membengkaknya ukuran, jenis, dan fungsi data, HTML sangat kesulitan untuk mendukung tipe dan fungsi data yang bermacam-macam.
Segera komunitas internet menyadari bahwa mereka memerlukan sebuah pendekatan baru untuk mengatasi permasalahan ini. Mereka memerlukan sebuah bahasa yang sangat fleksibel, sedemikian hingga data yang berjenis paling unik sekalipun dapat mendefinisikan. Pemecahannya adalah XML, kependekan dari Extensible Markup Language, sebuah bahasa yang dengan cepat diterima di seluruh komunitas internet, bahkan di sistem mobile non-PC.
Dengan XML kita dapat mendefinisikan sendiri, tanpa terikat oleh tag-tag yang disediakan oleh vendor. Kita dapat mengatur dan membuat stuktur data sesuai dengan keperluan kita sendiri. Lagipula, dengan kemampuan integrasi datanya yang kuat, kita mampu mengirimkan data yang siap pakai, sehingga memudahkan orang lain yang ingin menggunakan dan mengembangkan data kita.
Makalah ini disusun untuk secara ringkas menjelaskan tugas akhir yang dibuat penulis. Tugas akhir itu sendiri merupakan syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar sarjana dari Jurusan Teknik Elektro, Universitas Gadjah Mada.

I. Pendahuluan
Masusia memang tidak dapat dipisahkan dengan segala keaktifannya, baik yang membutuhkan perpindahan tempat yang relatif jauh maupun yang tidak begitu jauh. Hal tersebut kadang menyebabkan terganggunya jadwal kegiatan yang seharusnya dapat mereka kerjakan sesuai waktu dan tempat yang telah ditetapkan, seperti dalam hal ujian perkuliahan. Berdasarkan hal tersebutlah penulis mencoba menciptakan metode ujian yang lebih fleksibel terhadap tempat pengerjaan, dalam hal ini metode ujian yang dapat diakses dari berbagai tempat dalam suatu rentang waktu yang telah ditentukan.
Seperti telah diketahui bahwa awalnya konsep dari suatu pendidikan adalah terbentuknya suatu komunitas dimana mereka berkumpul pada waktu dan tempat yang sama serta saling bertukar informasi, konsep tersebut sedikit berubah seiring dengan berjalannya waktu, media informasi lain seperti surat, koran, radio, televisi, internet merupakan beberapa contoh media untuk mendapatkan informasi yang tidak mengharuskan bagi mereka untuk berada pada suatu tempat dan waktu yang sama lagi.
Seperti bidang-bidang lainnya, bidang pendidikan pun dapat memanfaatkan internet sebagai sarana interaksi dalam sistem perkuliahan, baik pengaksesan materi, diskusi, pengerjaan ujian, dan kegiatan lainnya, yang selanjutnya disebut dengan sistem pendidikan jarak jauh, dalam hal ini sistem pendidikan jarak jauh yang difokuskan adalah sebuah sistem yang memanfaatkan metode web sebagai sarana interaksi perkuliahannya, khususnya sistem ujian.
Pada perkembangannya, suatu website digunakan tidak hanya sebagai pusat informasi, melainkan juga digunakan sebagai media interaksi beberapa pengguna, sebagai contoh, suatu pengguna dapat memberi masukan ke suatu website, dimana masukan tersebut akan mempengaruhi informasi yang nantinya akan diakses oleh pengguna lain.
Untuk mewujudkan suatu layanan web seperti yang diutarakan diatas, sistem yang dibuat minimal terdiri dari web server, bahasa pemrograman untuk dynamic website, dan database sebagai sarana penyimpanan data-data. Dalam hai ini web server digunakan untuk melayani segala proses pengadaan file-file yang digunakan untuk website, sampai pengaturan koneksi client-server, sedang bahasa pemrograman dynamic website digunakan sebagai dasar pembuatan halaman-halaman website yang dinamis yang berarti halaman tersebut dapat berinteraksi dengan pengguna ataupun layanan lainnya, seperti database ataupun file, sehingga secara tidak langsung halaman itu juga berfungsi sebagai penjembatan antara aksi yang dilakukan oleh pengguna atau pengakses website dengan akibat yang akan diterapkan terhadap layananan lainnya, misalkan database, Database itu sendiri dalam sistem ini dkan digunakan sebagai sarana penyimpanan data secara terstruktur, dalam hal ini adalah media penyimpan yang dapat diketahui relasi atau hubungan antara beberapa data lainnya yang bertipe sama.


Gambar 1. Proses secara umum yang terjadi pada sistem.

II. Dasar Teori
Konsep Web Based Training
Kini setelah internet merupalan teknologi yang memasyarakat, konsep pendidikan dapat dilakukan dengan lebih mudah, mereka dapat saling berinteraksi untuk mengirim ataupun mencari informasi dengan lebih efektif dan efisien, salah satu contoh konsep yang dapat dilakukan adalah Web Based Training yang selanjutnya disebut dengan WBT, WBT adalah suatu sistem dimana semua bagian dari pendidikan mulai dari bahan informasi, diskusi dan ujian diterapkan melalui teknologi layanan web.
Berikut tabel perbandingan beberapa kegiatan-kegiatan dalam sistem pendidikan konvensional yang dapat dilakukan dalam sistem pendidikan WBT

Sistem konvensional WBT
Mendengarkan kuliah, debat, wawancara, pidato, diskusi Webcam (kamera web yang meliputi gambar dan suara), multimedia conference.
Konsultasi E-mail, mailing list,
Bahan-bahan presentasi, buku referensi Dapat dibentuk dalam file-file .pdf, .ppt, .doc
Ujian tertulis Fasilitas form web (fasilitas web dimana pengguna dapat memberikan balasan ke sistem tsb).

Dalam pembuatannya banyak aspek yang menentukan metode dan tipe dari pembentukan WBT itu sendiri, beberapa contoh aspek tersebut yang pertama adalah Instructor-led dan Learner-led. Dalam konsep Instructor-led, jadwal dan urutan bahan pendidikan sudah ditentukan dari awal oleh pengajar, pelajar tidak mempunyai pilihan untuk menentukan metode yang mereka inginkan dari pembelajaran tersebut, sedangkan dalam konsep Learner-led, pelajar mempunyai pilihan-pilihan untuk menentukan metode pembelajaran seperti forum diskusi, chat-session, serta urutan bahan yang ingin mereka pelajari terlebih dahulu.
Berikut beberapa perbedaan keuntungan dari kedua konsep diatas :

Instructor-led Learner-led
Pengajar dapat menjelaskan dengan lebih baik pertanyaan-pertanyaan ataupun pemecahan masalah dari bahan-bahan yang dibuat Pelajar dapat lebih merasakan manfaat dari pembelajaran yang mereka inginkan
Pengajar dapat menentukan bahan-bahan yang akan diajarkan, sehingga itu akan lebih memudahkan pengajar dalam mengatur pembelajaran. Pelajar tidak tergantung dengan jadwal-jadwal yang telah dibuat oleh pengajar, sehingga akan lebih fleksibel
Penilaian ujian dapat lebih mudah dilakukan Tidak ada pelajar yang merasa “tertinggal” oleh pelajar lain dalam pembelajaran, sehingga mereka merasa percaya diri atas apa yang telah mereka dapatkan

Aspek yang kedua adalah asynchronous dan synchronous, dimana aspek tersebut akan menentukan metode aktifitas pelajar. Synchronous berarti semua aktifitas pendidikan dikerjakan secara bersamaan atau dalam rentang waktu yang relatif kecil, seperti chat-session dan webcam, sedangkan asynchronous merupakan metode dimana aktifitas pendidikan tersebut dapat dilakukan pada waktu yang berbeda atau dalam rentang waktu yang relatif lama atau tak terbatas, seperti forum diskusi melalui e-mail, pengaksesan informasi dalam website.

Perancangan Ujian Dalam Sistem Pendidikan WBT
Dalam konsep pendidikan salah satu bagian yang sangat diperlukan adalah ujian, dimana ujian tersebut dapat digunakan sebagai berikut :
­ Pengukur kemampuan pembelajaran dari pelajar
­ Penegasan ataupun pemfokusan atas apa yang sebenarnya harus dan dapat dipelajari oleh pelajar
­ Dapat digunakan sebagai pelajar untuk menerapkan apa yang telah mereka pelajari untuk menyelesaikan sebuah kasus
­ Mengamati berhasil atau tidaknya pembelajaran yang telah dilakukan, sehingga pengajar dapat memperbaiki kembali metode pendidikan yang telah ada.

Dalam pendidikan WBT terdapat beberapa cara yang diterapkan dalam pembuatan sistem ujiannya, beberapa pertimbangan-pertimbangan yang diperlukan dalam perancangan sistem ujian tersebut antara lain seperti jawaban seperti apa yang harus mereka isikan, dan feedback apa yang akan muncul setelah pelajar menjawab pertanyaan yang diberikan.
Berikut beberapa cara perancangan sistem ujian beserta keuntungan dan kerugiannya :

Teknik Keuntungan Kerugian
- Jawaban akan dikoreksi oleh program yang sudah diterapkan dalam komputer masing-masing pelajar - Jawaban dapat dengan cepat dikoreksi.
- Tidak dibutuhkan koneksi internet - Pengajar tidak dapat memantau kemajuan pelajar
- Tidak dapat membuat soal essay
-Kunci jawaban dapat lebih mudah diketahui oleh pelajar
- Jawaban dikirim ke komputer pusat, dan penilaian dilakukan secara langsung dan otomatis. - Pengajar dapat memantau kemajuan pelajar
- Jawaban dapat dikoreksi dengan cepat - Membutuhkan koneksi internet
- Tidak dapat membuat soal essay
- Jawaban dikirimkan melalui ke pengajar melalui email dan pengajar itu sendiri yang akan mengkoreksi. - Dapat membuat bermacam-macam jenis pertanyaan.
- Pengajar dapat mentoleransi jawaban - hasil penilaian tergantung oleh situasi pengajar.
- Jawaban tidak dapat langsung dikoreksi.

Jenis-jenis Soal Dalam Sistem Ujian WBT
Dalam sistem ujian WBT terdapat beberapa jenis soal yang dapat diterapkan, pembuatan soal-soal itu sendiri disesuaikan dengan jenis dari metode pengerjaan dan feedbacknya, berikut beberapa contoh tipe soal tersebut :

­ Soal benar/salah
Soal-soal jenis ini dapat digunakan untuk berbagai jenis pertanyaan seperti berikut : Apakah pernyataan ini benar atau salah?, Apakah prosedur ini dapat dikerjakan atau tidak?, dan Apakah anda menyetujui proposal ini atau tidak?, keuntungan dari soal tersebut adalah adanya jawaban yang jelas benar atau salahnya sehingga bisa langsung dikoreksi oleh sistem dan prlajar pun dapat menerima feedback hasil ujian secara cepat.
Sedang kerugiannya dimungkikannya pelajar lebih kearah menebak jawaban ujian, daripada mengerjakan solusi dari permasalahan soal tersebut, juga tidak dimungkinkannya untuk membuat soal kompleks yang membutuhkan jawaban tidak 100% benar atau salah yang tentunya juga membutuhkan sistem pengkoreksi dimana dapat melakukan toleransi terhadap jawaban.
­ Soal pilihan ganda
Soal pilihan ganda hampir mirip dengan soal benar/salah, hanya saja dengan lebih banyaknya option jawaban yang disediakan, tentunya akan lebih menyulitkan bagi pelajar untuk menebak sebuah jawaban dari soal tersebut.
­ Soal essay
Metode soal ini digunakan untuk pembuatan soal yang kompleks dan bevariasi, dengan artian sebuah soal bisa saja menerima jawaban berbeda-beda anatara satu pelajar dengan pelajar lainnya, ataupun soal yang menghruskan pelajar untuk membuat sebuah makalah yang penilaiannya lebih kearah cara berpikir daripada menebak sebuah jawaban.
Soal dengan jenis ini memungkinkan perbedaan logika jawaban antara beberapa pelajar, sehingga toleransi dalam pengkoreksian jawaban sangat dibutuhkan, salam hal ini pengajar yang berwengan untuk melakukan pengkoreksian.
Kelemahan dari soal ini adalah adanya waktu tenggang yang tidak bisa dipastikan antara selainya ujian dengan pengkoreksian jawaban, serta dimungkinkannya penilaian yang tidak adil sesuai dengan situasi dan kondisi pengkoreksi.

Pencegahan Kecurangan Dalam Sistem Ujian
Dalam suatu ujian dapat saja terjadi kecurangan-kecurangan yang tidak diinginkan, terdapat banyak jenis kecurangan yang mungkin dilakukan dalam ujian tersebut, dan banyak pula jenis pencegahan yang juga dapat dilakukan, dan yang perlu ditekankan untuk pertama kalinya adalah perlunya diketahui alasan-alasan mengapa mereka melakukan kecurangan tersebut, beberapa alasan yang memungkinkan antara lain :

­ Hasil penilaian ujian yang akan mempengaruhi status pendidikan mereka
­ Kesenangan ataupun hobi dalam melakukan kecurangan
­ Budaya yang menganggap kecurangan bukanlah suatu kesalahan

Dalam sistem ujian WBT persentase kecurangan yang terjadi diperkirakan lebih besar daripada sistem ujian konvensional, kemudahan-kemudahan (dalam hal ini belum bisa dikategorikan sebagai kecurangan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku) yang mungkin saja terjadi dalam sistem ini antara lain :

­ Kemudahan untuk mengakses referensi
­ Kemudahan untuk saling bekerja sama dengan peserta ujian lainnya

Banyak terdapat metode pencegahan yang memungkinkan dilakukan dalam sistem ujian WBT ini, antara lain :

­ Pengawasan secara audio dan visual
Dalam hal ini pengawasan dilakukan menggunakan teknologi perangkat webcam, dimana ketika ujian berlangsung, peserta diharapkan mengaktifkan webcam meraka sehingga pengawas dapat melihat secara laangsung peserta ujian seperti layaknya pada sistem ujian konvensional, kelemahan dari sistem ini antara lain terbatasnya bandwidth atau lebar koneksi yang belum memungkinnya pengaksesan webcam secara maksimal, serta masih bisa dilakukannya manipulasi terhadap perangkat kamera tersebut.
­ Batasan waktu
Diharapkan waktu ujian yang tersedia sesuai dengan perkiraan waktu yang dibutuhkan dalam pengerjaan soal, sehingga peserta ujian tidak mempunyai waktu lebih untuk saling berhubungan, ataupun mengakses bahan-bahan ujian yang mungkin tersedia ditempat lain.
­ Distribusi soal
Inti dari distribusi soal ini adalah diharapkan masing-masing peserta ujian akan menerima soal yang berbeda-beda, tetapi hal tersebut dirasa akan memberatkan pihak pengajar, karena dengan 10 nomor soal untuk 10 peserta ujian saja mereka diharuskan membuat 100 nomor soal, sehingga konsep dari distribusi soal terdiri dari dua tahap, yang pertama adalah dilakukannya pengacakan terhadap soal-soal yang telah terbuat, sehingga mungkin saja antara satu peserta dengan peserta lainnya menerima urutan soal yang berbeda, tahap kedua dari distribusi soal ini adalah dibuatnya beberapa soal dalam nomor soal yang sama yang biasa disebut dengan sistem rayonisasi soal.
­ Pendekatan secara kepercayaan
Dalam pendekatan ini pengajar diharuskan untuk selalu memotivasi peserta ujian untuk tidak melakukan kecurangan, inti dari pendekatan ini adalah meyakinkan peserta ujian untuk percaya diri atas semua yan telah mereka pelajari, serta meyakinkan mereka bahwa hasil ujian ini justru akan membantu pengembangan arah pendidikan yang sesuai dengan potensi mereka yang sebenarnya.

III. Metode Penelitian
Metode yang dilakukan penulis dalam penelitian adalah metode kualitatif. Dalam hal ini, penulis mencari referensi-referensi yang tersedia, baik di buku-buku maupun di internet. Karena buku-buku yang menjelaskan tentang XML termasuk jarang ditemukan, maka penulis banyak mendapatkan referensi-referensi dari internet.
Setelah memahami konsep dan teori-teori dasar dari XML dan karakteristik sistem Distance Learning, maka penulis merancang suatu sistem pertukaran dan pencarian data dalam sistem Distance Learning yang memanfaatkan kekuatan dari XML tersebut.

IV. Hasil Implementasi dan Pembahasan
Ada dua kekuatan utama dari XML yang diwujudkan dalam sistem yang dibangun oleh penulis. Pertama adalah faktor skalabilitas yang diwujudkan dengan mekanisme pemisahan antara content dan style. Mekanisme ini diimplementasikan dengan cara menuliskan data dalam dokumen XML, dan menuliskan instruksi tentang bagaimana menampilkan data-data tersebut dengan XSLT (Extensible Stylesheet Language). Yang kedua adalah integritas data dalam XML. Seperti dijelaskan dalam bagian Dasar Teori, data XML tetap terintegrasi meskipun telah dikirimkan. Hal ini berarti walaupun data telah sampai ke browser, data tetap tak berubah jenis maupun strukturnya. Dengan demikian, browser dapat mengolah data-data tersebut lebih lanjut, termasuk di antaranya melakukan proses pencarian data. Faktor ini menyebabkan kita dapat melakukan Client Side Processing, atau pemrosesan data di sisi klien, terhadap data-data tersebut. Kemampuan ini sangat berguna karena dengan Client Side Processing server tak akan terberati oleh beban tugas yang harus dijalankan.

4.1 Perancangan sistem
Penulis membagi materi-materi mata kuliah yang ada di MTI UGM menjadi modul-modul. Kemudian modul-modul ini dibagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil lagi, yaitu topik-topik. Pada topik-topik ini penulis menyusun suatu struktur data XML yang memuat kata-kata kunci untuk masing-masing topik. Kata-kata kunci inilah yang akan dicari oleh para mahasiswa distance learning MTI, mahasiswa yang mengikuti perkuliahan MTI secara langsung, maupun khalayak umum (untuk selanjutnya ketiga komponen di atas disebut user).
Di samping materi kuliah, penulis dengan cara yang sama juga membuat suatu fasilitas untuk pencarian dan pertukaran data tentang mata kuliah-mata kuliah yang diselenggarakan oleh MTI.
Satu hal penting yang perlu disebutkan dalam perancangan sistem ini adalah penulis merancang sistem yang bersifat terbuka, karenanya masalah keamanan data tidak diperhitungkan. Hal ini karena sejak awal XML dirancang untuk publikasi data yang dapat menjadi konsumsi umum.

4.2 Hasil implementasi
Setelah rancangan tersebut di atas diimplemetasikan, sistem terbukti mampu menampilkan data-data yang ada dengan baik, dengan memanfaatkan teknologi XSLT. Mekanisme pencarian data yang juga dilakukan dengan memanfaatkan XSLT dapat dilakukan dengan baik pula. XSLT juga mampu menampilkan gambar, link, serta kombinasi warna yang baik. Semua yang dapat dilakukan oleh HTML mampu dilakukan oleh kombinasi antara XML dan XSLT.
Terdapat dua metode untuk mentransformasikan dokumen XML menjadi format yang lainnya dengan menggunakan XSLT. Pertama adalah metode yang menghasilkan file baru, yang kedua adalah tidak menghasilkan file baru, yaitu hanya merubah tampilan saja. Untuk metode yang pertama, misalnya dapat dilakukan oleh Xalan Java yang dikeluarkan oleh Apache (http://www.apache.org).
Metode yang kedua adalah metode dimana tidak dihasilkan file baru. XSLT hanya berfungsi untuk menampilkan dokumen XMLnya saja. Metode ini menghasilkan gambar-gambar berikut (lihat Gb. 2 dan Gb. 3).


Gambar 2. Contoh tampilan dokumen main.xml menggunakan stylesheet main.xsl



Gambar 3. Source code dari dokumen main.xml ketika dilihat menggunakan menu View-Source dari I.E 6.0


Proses query berlangsung dengan cepat. Hal ini sesuai dengan teori bahwa client-side processing adalah lebih cepat dari server-side processing. Namun, hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus. Untuk mendapatkan proses query yang cepat, data harus dirancang sedemikian hingga proses download tidak berlangsung lama. Konsekuensinya, ukuran file data harus dibuat seefisien mungkin.

V. Kesimpulan
1. Dalam sistem distance learning yang dikerjakan oleh penulis, faktor data yang siap pakai menjadi suatu keunggulan yang penting. Hal ini karena dengan adanya data yang siap pakai, maka orang lain akan dengan mudah menggunakan dan mengembangkan data tersebut.
2. Proses query yang berlangsung di sisi klien dapat meringankan kerja server, dengan catatan data harus dirancang seefisien mungkin.
3. Kombinasi antara XML dan XSLT mampu menghasilkan tampilan halaman web yang baik. Semua yang dapat dilakukan oleh HTML dapat dilakukan oleh XML dibantu dengan XSLT.

DAFTAR PUSTAKA

1. Quin, Liam, Open Source Database Toolkit: Resource and Techniques for Improved Development, Wiley Computer Publishing, 2000, halaman 1-34
2. Horton W., Designing Web-Based Training, Wiley, 2000
3. Pressman, Roger S., Software Engineering, McGraw-Hill, 1997
4. Craig Hilton, Jeff Wills, Building Database Apllications on the Web Using, Addison-Wesley, 2000
5. Wankyu Choi, Allant Kent, Chris Lea, Ganesh Prasad, Chris Ullman, Beginning PHP4, Wrox Press Ltd, 2000
6. David Axmark, Michael Widenius, Paul DuBuois, MySQL Reference Manual for version 3.23.39, MySQl AB Monty Program, 2001


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tinggalkan pesan.....

  © Blogger templates The Professional Template and Copyright 2009 Http://duniaartikelpendidikan.blogsot.com 2009 ---------By suhartono (Email : suhartono_unm20@yahoo.com and FB : thono_jhoe_unm) --------

Back to TOP