Selasa, 29 November 2011

TUGAS MAKALAH
Malakah 1 Mempersiapkan pembuatan dokumentasi video 1.1 Membuat skenario rancangan pengambilan gambar
1.2 Mengidentifikasi jenis dan fungsi alat-alat pendukung pembuatan dokumentasi video
1.3 Menjelaskan prinsip kerja dan pengaturan kamera
1.4 Menjelaskan teknik pengambilan gambar
Makalah 2 Membuat dokumentasi video 2.1 Mengoprasikan Kamera
2.2 Menginstal kamera
2.3 Melakukan perekaman gambar
2.4 Melakukan editing gambar
2.5 Melakukan reproduksi hasil rekaman
2.6 Merawat kamera



URAIAN MATERI I

Penulisan Naskah Program TV
Dengan makin banyaknya stasiun televisi di Indonesia, menumbuhkan pula industri dibidang produksi pertelevisian atau yg dikenal dengan rumah produksi (production house =PH). Produksi program video dan juga program TV dapat dikerjakan dari yang sederhana sampai dengan menggunakan peralatan dan tehnik canggih. Sebuah produksi video/TV memerlukan pengelolaan yang rumit meliputi: pra produksi; konsep, ide/gagasan, survey, naskah/story board, anggaran; produksi; peralatan, kru, pengambilan gambar; pos produksi; editing dan penggadaan, namun demikian tiga pilar utama yang utama, yaitu : penulisan naskah produksi, Penggunaan kamera, dan editing, untuk dapat mewujudkan sebuah produksi.
Penulisan Naskah untuk film, televisi, termasuk video, lazim dengan istilah scenario (scenario). Skenario merupakan bentuk tertulis dari gagasan atau ide yang menyangkut
penggabungan antara gambar dan suara, dimaksudkan sebagai pedoman dalam pembuatan film, sinetron atau program televisi. Beberapa pakar sinematografi mengemukakan bahwa
scenario itu menjadi jiwa dan darah dalam produksi film atau cerita televisi. Urutan langkah atau pentahapan dalam penyusunan naskah scenario video

a. Persiapan Menulis naskah/ Teks / Narasi
Yang harus dipersiapkan dalam menulis naskah, teks maupun narasi pada program TV adalah menemukan ide atau gagasan. Setelah ide ditemukan, seorang penulis naskah sangat perlu mempelajari substansi atau isi dari sumber-sumber yang terkait dengan substansinya, sehingga benar-benar memahami apa yang akan ditulis. Selanjutnya akan ditulis dalam bentuk apa, menjadi format program TV yang mana. Setelah ditetapkan format program yang dipilih maka baru berpikir bagaimana menulisnya. Untuk penulisan teks dapat diawali dengan penulisan kerangka tulisan (outline). Sedangkan untuk penulisan narasi dapat dilakukan menulis rencana gambaran visual yang akan diberi narasinya. Dalam hal ini narasi akan lebih memberikan penjelasan gambaran visual yang ditayangkan pada TV.
Narasi bisa berbentuk life dari pemeran ataupun dubing oleh pengisi suara. Dapat juga disuarakan oleh narrator maupun presenter. Sebelum menulis naskah untuk panduan roduksi
ditulis, biasanya didahului dengan membuat synopsis, dan Treatment
1) Sinopsis
Gambaran secara ringkas dan tepat tentang tema atau pokok materi yang akan dikerjakan. Tujuan utama ialah memudahkan pemesan (produsen) menangkap konsep, kesesuaian gagasan dengan tujuan yang ingin dicapai. Setelah synopsis ditulis maka sudah harus nampak
adanya: alur, isi cerita, Perwatakan pemain (bila ada), tempat, waktu, serta keterangan lain yang memperjelas synopsis.

2) Treatment
Uraian ringkas secara deskriptif, bukan tematis, yang dikembangkan dari synopsis dengan bahasa visual tentang suatu episode cerita, atau ringkasan dari rangkaian suatu peristiwa. Artinya dalam membuat treatment bahasa yang digunakan adalah bahasa visual. Sehingga apa yang dibaca dapat memberikan gambaran mengenai apa yang akan dilihat. Dengan membaca treatment bentuk program yang akan dibuat sudah dapat dibayangkan. Sehingga perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
a) urutan dalam video sudah makin jelas,
b) Sudah kelihatan formatnya apakah dialog (bagaiamana pokok dialognya), narasi (bagaimana pokok narasinya),
c) Sudah dimulai adanya petunjuk-petunjuk tehnis yang diperlukan.
3) Skenario
Dari treatment kemudian dibuat naskah produksi atau scenario. Penulisan naskah produksi atau scenario harus operasional karena digunakan sebagai panduan tidak saja kerabat kerja (crew) tetapi juga pemain dan pendukung lain yang terlibat. Penulisan naskah atau scenario pada dasarnya menggambarkan sekaligus menyuarakan apa yang ingin disampaikan. Urutan synopsis-tritmen-skenario merupakan rangkaian yang baik untuk membuat naskah video (televisi), Baker (1981) mengemukakan juga pentahapan dalam membuat naskah, yaitu : concept story board, dan script.
Setidaknya ada dua format naskah untuk penulisan naskah TV/video, yaitu double colum, dan wide margin
a) Format kolom ganda (double colum).
Format ini lazim digunakan untuk menulis naskah informasi, dokumentasi, pendidikan. Format kolom ganda, lembar kertas dibagi menjadi dua ko lom utama, yaitu kolom visual (kiri) dan kolom audio (kanan). Pada kolom kiri berisi uraian yang menyangkut visual. Misal gambar harus dimabil dengan CU, kemudian zoom out, atau keterangan lain bagi kru kamera, termasuk siapa subyeknya, diambil dari mana, beberapa waktu lamanya pengambilan, dll.
Kolom kanan berisi segala sesuatu yang menyangkut audio yang berupa narasi, dialog para pelaku atau efek-efek suara lain yang diperlukan. Untuk memudahkan narator atau juru suara (sound man) maka dalam menulis kolom kanan, semua informasi yang tidak akan dibaca (disuarakan) ditulis dengan huruf capital. Sedang narasi atau dialog yang akan dibaca atau disuarakan ditulis dengan huruf kecil.



Format Wide Margin Format ini lebih lazim dipakai dalam cerita film atau sinetron. Sinetron Aku cinta Indonesia (ACI) naskahnya distulis dalam format Wide Margin. Dengan format wide margin tiap adegan ( kumpulan dari beberapa shot-scene) diuraikan atau dijelaskan dengan bahasa visual. Petunjuk dialog diketik dua spasi ditengah, sedang apa yang akan
nampak (visual) dijelaskan dalam bentuk paragraf .
Dialog biasanya diketik biasa, semua penjelasan untuk camerawan pengambilan gambar, ditulis dalam huruf capital. Penjelasan untuk tingkah laku pemain ditulis dalam tanda kurung dengan huruf capital pula.
Urutan penulisannya sebagai berikut
(1) Pertama kali ditulis : adegan (scene) ke….
(2) Gambar diambil dengan tehnik apa, misalnya : F.1, DISSOLVE, IN FRAME.
(3) Gambaran visual yang akan nampak
(4) Dialog
Contoh Format wide margin sebagai berikut.
ADEGAN 1
FADE IN (F.1)
EXRTERNAL KAMPUS – PAGI
(kemudian dijelaskan bagaimana pengambilan dari arah mana, apa saja yang nampak, tetapi jangan terlalu banyak member aba-aba kepada juru kamera karena nanti ada sutradara/pengarah acara)
KRISNA (JALAN TERGESA-GESA MENUJU GERBANG KAMPUS)
SANTI(BERDIRI MENUNGGU KRISNA)“hai krisna, ada apa sih kok buru-buru amat”
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, berikut ini ditulis kembali satu adegan dari serial ACI (di TVRI) dengan judul
: “Panggilan Hatinya” yang ditulis oleh Djasman Djakmin.
ADEGAN 10
INTR.SMA NEGERI (R,KLAS IIa2.2)-PAGI BU WIDYA DUDUK DIKURSI GURU MENGHADAPI SISWA-SISWANYA.
DIA BARU SAJA SELESAI MENGABSEN NAMA-NAMA SISWA.
BU WIDYA: Jadi hanya asti yang belum masuk hari ini
Hani: Iya, Bu,
BU WIDYA SETELAH MENULIS KEMUDIAN MEMANDANG HANI
BU WIDYA: Kenapa dia, apakah sakit ?
RINA : MENDAHULUI anu bu, katanya mau pindah sekolah,
katanya biar dapat masuk kelas A1
HANI MENOLEH KEARAH RINA SAMBIL MENDENGUS KESAL.RINA JADI SERBA SALAH
BU WIDYA MEMPERHATIKAN MEREKA DENGAN PENGERTIAN. PADA SAAT YANG SAMA KELAS JADI GADUH DENGAN BERBAGAI KOMENTAR ATAS UCAPAN RINA DIANTARANYA BISMAR YANG PALING VOKAL.
BISMAR: Ah, memang payah Bu, kemungkinannya kecil kali
BU WIDYA:PANDANG MENCARI-CARI, siapa yang bicara itu, kamu ya bismar
FERDI: Betul bu
BU WIDYA: Coba bismar kamu ke depan.
BISMAR MAJU KE DEPAN SAMBIL MEMUKULKAN BUKU KEPUNDAK
FERDI, TETAPI FERDI MENGELAK. DAN BISMAR TERUS MAJU KE
DEPAN SAMBIL DIIRINGI TAWA RIUH TEMANNYA...........dan seterusnya.
Dengan format seperti ini maka pengarah acara (sutradara) dan camerawan diberi kebebasan untuk berimprovisasi dalam pengambilan gambarnya, sesuai dengan keadaan yang diinginkan.
b. Menilai Naskah/Teks/Narasi
Setelah naskah/teks/narasi ditulis, maka perlu ada evaluasi atau penilaian dari produser, sebelum naskah tersebut diproduksi menjadi program TV. Penilaian teks akan menggunakan kriteria apakah telah menggunakan kaidah penulisan dan penggunaan bahasa yang benar serta
keterbacaannya.. Sedangkan untuk penilaian narasi akan lebih menggunakan bahasa sehari-hari (tutur)sesuai karakter tokoh. Apakah sudah komunikatip, shg mampu menjelaskan
atau dipahami penonton.
Demikian pula untuk menilai naskah/script yang akan diproduksi disamping dengan kriteria penulisan naskah harus ditaati juga akan dinilai kelayakan produksinya, apakah setelah diproduksi akan memiliki tingkat manfaat yang tinggi, memiliki daya tarik, apakah dapat diproduksi secara teknik, biaya produksi mahal atau tidak dan sebagainya.
c. Mengedit Naskah/Teks/Narasi
Setelah naskah/teks/narasi dinilai penulis naskah akan melakukan editing, mengedit sesuai saran, masukan dari produser. Untuk editing naskah program TV akan dilakukan sekaligus dalam bentuk naskah produksi yang di dalamnya telah terdapat petunjuk/perintah bagi kamerawan tentang teknik shoting dan obyek shoting. Petunjuk/perintah bagi
narator/presenter dalam membacakan narasi, durasi setiap scene dan sebagainya. Naskah ini selanjutnya digunakan sebagai panduan produksi.

8 LANGKAH PENYUSUNAN SKENARIO

Langkah Satu: Tentukan Isu Pokok (Focal Issue) atau Kebijakan yang hendak dirumuskan
Penyusunan skenario sebaiknya dimulai sebagai proses “from the inside out” bukan sebagai “from the outside in”. Jadi, mulailah dengan menentukan apa kebijakan atau keputusan yang hendak dilakukan oleh organisasi. Pada tataran nasional, misalnya, banyak keputusan atau kebijaksanaan yang akan dibuat oleh para Pimpinan Pemerintah akan dipengaruhi oleh yang akan membawa implikasi jangka panjang terhadap Daerah?
Salah satu cara terbaik untuk mengetahui apakah skenario tertentu akan mempunyai efek terhadap organisasi pemerintah adalah dengan mengetahui apa kebijakan pokok yang hendak dirumuskan. Beberapa contoh pertanyaan semacam itu adalah:
• Apakah Pemerintah perlu mengadakan perubahan drastis dalam kebijakan pembiayaan pembangunan?
• Apakah Daerah perlu mencari sumber keuangan baru, misalnya obligasi, dalam upaya mendorong pembangunan fasilitas umum daerah?
Langkah Dua: Indentifikasi Faktor Kunci (Key Factors)
Setelah keputusan atau kebijakan dapat dirumuskan, langkah kedua adalah mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan yang diperkirakan amat mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan kebijakan. Bagaimana sikap DPRD, bagaimana sikap masyarakat terhadap keputusan tersebut, bagaimana kemampuan keuangan daerah untuk membayar obligasi tersebut, bagaimana sikap pemerintah pusat?
Langkah Tiga: Menentukan Macro Driving Forces
Selanjutnya, identifikasi faktor-faktor lingkungan makro yang amat mempengaruhi factor kunci. Selain faktor-faktor lingkungan makro yang umum – ipoleksosbudhankam – ada baiknya kita berusaha mengidentifikasi faktor-faktor yang lebih spesifik yang mempengaruhi faktor-faktor kunci. Beberapa factor kunci yang akan mempengaruhi penyelenggaraan pemerintahan daerah di masa depan antara lain adalah: sistem politik nasional, kebijakan pembiayaan pembangunan nasional, kondisi ekonomi nasional, kebutuhan pembiayaan daerah, dll.
Langkah Empat: Tetapkan urutan prioritas dan ketidak-pastian dari key factors dan driving forces
Tetapkan ranking key factors dan driving forces atas dasar dua criteria: pertama, berapa besar pengaruh driving force tersebut terhadap keberhasilan isu atau kebijakan yang hendak dirumuskan; kedua, tingkat ketidakpastian dari factor-faktor pendorong (driving forces) tersebut.
Langkah Kelima: Pilihlah Landasan Pikiran untuk masing-masing Skenario
Hasil dari langkah keempat adalah garis sumbu (axis) yang memungkinkan akita membedakan beberapa scenario. Langkah ini merupakan langkah paling penting dalam proses penyusunan scenario. Tujuan kita disini adalah merumuskan beberapa scenario yang sangat mempengaruhi arah kebijakan masa depan yang hendak kita rumuskan.
Rumusan dari suatu scenario akan ditentukan dari dimana posisinya pada matrik factor-faktor pendorong yang terpenting. Misalnya, suatu Pemda menetapkan bahwa ada dua faktor pendorong yang akan menentukan sumber pembiayaan masa depan yakni, (a) penyelenggaraan pemerintahan dan daya beli masyarakat daerah. Atas dasar kedua driving forces tersebut dapat dirumuskan 4 bentuk scenario yakni: (1) Daya beli masyarakat daerah tinggi dalam kondisi sentralisasi pemerintahan; (2) Daya beli masyarakat daerah tinggi dalam kondisi desentralisasi pemerintahan; (3) Daya beli rendah rendah pada kondisi sentralisasi pemerintahan; dan (4) Daya beli rendah pada kondisi desentraliasi pemerintahan.
Implikasi keempat scenario tersebut terhadap kebijakan pembiayaan pembangunan daerah adalah sebagai berikut: Pada skenario (1) ih diuntungkan; pada scenario (2) produsen mobil hemat BBM luar negeri mungkin mendapat manfaat juga dari konsidi ini; pada scenario (3) mobil Amereika yang boreos BBM hanya akan laku di pasar DN; dan pada skenario (4) akan terjadi persaingan ketat dalam produksi model-model hemat BBM, tetapi mobil boros BBM akan mampu merebut pasaran juga.
Langkah Keenam: Rumuskan skenario
Setelah logika dan landasan fikiran untuk masing-masisng scenario berhasil dirumuskan, langkah selanjutnya adalah mencoba memperhalus rumusan scenario dengan cara menambahkan ketidakpastian baru atau memasukkan factor-faktor lain yang dipandang akan mempengaruhi jalanya scenario di masa depan. Misalnya, apakah dengan terpilihnya Presiden baru, akan membawa perubahan besar dalam jalan suatu scenario?
Langkah Ketujuh: Implikasi
Setelah scenario berhasil dirumuskan dengan cukup rinci, sekarang kita nilai bagaimana implikasi masing-masing skenario tersebut terhadap isu atau kebijakan yang hendak dirumuskan. Bagaimana daya tahan dari kebijakan atau isu tadi pada setiap scenario? Apa ada kelemahan dan kekurangan dalam kebijakan tersebut? Apakah kebijakan tersebut hanya bertahan pada satu scenario atau pada beerapa scenario? Kalau hanya dapat bertahan pada satu scenario, ini berarti kebijakan tersebut mengandung resiko yang amat besar.
Langkah Kedelapan: Tetapkan Indikator Pokok dan Tolok Ukur (Signposts)
Dari beberapa skenario yang ada harus dipilih salah satu yang paling sesuai dengan perkembangan sejarah. Segera setelah skenario dirumuskan, dan berbagai implikasi terhadap kebijaksanaan ditentu-kan, kemudian perlu ditetapkan beberapa indikator untuk memonitor pelaksanaan kebijakan.
Untuk menyusun skenario dibutuhkan persiapan. Persiapan untuk menggunakan skenario ini termasuk:
1. Menentukan tujuan penggunaan skenario, sehingga alasan menggunakan pendekatan skenario menjadi jelas dalam memikirkan masa depan.
2. Memilih tipe skenario yang paling sesuai dengan tujuan tersebut.
3. Memikirkan cara-cara memilih stakeholder yang terlibat dan lingkungan sehingga tercipta suasana yang mendukung proses pembelajaran dalam penyusunan skenario dan tindak lanjutnya

MENENTUKAN TUJUAN
Penggunaan skenario sebagai alat untuk belajar akan lebih efektif apabila tujuannya jelas. Tujuan ini akan memandu pemilihan metode. Perlu dipikirkan dua hal yang berkaitan dengan tujuan.
1. Apa konteks pengambilan tindakan atau keputusan yang akan didukung oleh penggunaan skenario?
2. Pengetahuan tentang masa depan dan proses belajar mana yang diperlukan untuk mempersiapkan tindakan atau keputusan ini?

MEMILIH PENDEKATAN SKENARIO
Perlu adanya pemilihan pendekatan skenario yang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Ada empat tipe skenario.
1. Visi – Suatu visi tentang masa depan yang diinginkan atau yang ideal.
2. Proyeksi – Perkirakan seakurat mungkin tentang apa yang akan terjadi di masa depan. Sesuai dengan kecenderungan yang ada sekarang.
3. Jalur – Penentuan bagaimana kita bisa beranjak dari keadaan sekarang ke masa depan dengan membandingkan keadaan sekarang dengan skenario masa depan yang diinginkan (visi).
4. Alternatif – Perbandingan antara berbagai pilihan melalui beberapa skenario dari tipe visi, proyeksi atau jalur.

MEMILIH STAKEHOLDER YANG TERKAIT DENGAN KEBIJAKAN, CARA
BERKOMUNIKASI DAN TEMPAT
Kunci untuk meningkatkan proses belajar dengan pendekatan skenario adalah dengan mencocokkan pilihan stekeholder yang terlibat dalam proses pengambilan kebijakan dan yang terlibat dalam pelaksanaannya, tempat dan cara komunikasi dengan tujuan skenario. Dalam hal ini perlu mengidentifikasi bentuk pertemuan, media dan orang yang cocok untuk bagian- bagian yang berbeda selama kegiatan penyusunan skenario.

Prinsip utama dalam memilih hal-hal tersebut adalah bahwa skenario yang paling berguna adalah yang mempengaruhi proses belajar para pihak kepentingan sehingga mereka lebih mampu bertindak dengan cara-cara baru di masa depan. Skenario harus ”hidup dalam benak, yaitu kosmos kecil para pengelola dimana segala pilihan dipertimbangkan dalam mengambil keputusan”.

Tantangan terbesar yang hadapi dalam penggunaan skenario adalah untuk melibatkan orang-orang yang akan bertindak nantinya. Ini berarti bahwa anda harus ada pemilihan para peserta secara seksama, dan berupaya untuk menciptakan suatu proses dimana terjadi proses belajar yang terfokus pada tindakan. Sambil merancang proses ini, perancancang skenario harus tetap peka dan transparan tentang sejauh mana dia dapat memaksakan idenya sendiri untuk mempengaruhi proses belajar untuk mencapai tujuan kelompok tertentu. Bersiaplah untuk menginvestasi daya dan upaya yang dibutuhkan. Melibatkan orang agar bersikap sungguh-sungguh sehingga proses-proses belajar bersama berjalan efektif memang memerlukan waktu.

















URAIAN MATERI II

BAGIAN-BAGIAN KAMERA ALAT
1. Zoom : Fungsi ini memindahkan titik pandang dari dekat ke lebih jauh dari subyek
2. Fokus Untuk mendapatkan fokus terbaik, diperbesar sedekat mungkin pada subyek, atur cincin hingga fokus tajam , kemudian perkecil untuk mendapatkan pembingkaian yang dikehendaki.
3. Iris kamera Fungsi: mengendalikan cahaya yang datang melalui lensa
4. Iris kamera Fungsi: mengendalikan cahaya yang datang melalui lensa
5. Audio:
Hampir semua pemakai kamera menggunakan mikropon built-in, biasanya stereo hi-fi.
Keberadaan sinyal audio sangat penting untuk pengambilan audio dengan hasil baik.
6. Shutter:
Shutter mempunyai variasi aplikasi, khususnya untuk mendukung gerakan cepat.
7. Effects:
Penggunaan efek dapat dilakukan dengan menggunakan built-in efek digital,misal digital mix strobe, untuk memberikan hasil bidikan yang lebih baik asalkan tidak berlebihan.
MIKROPON AUDIO
• Mikropon yang digunakan adalah mikropon terbaik
• Yakinkan mic dapat mengambil suara dengan baik.
• Mic yang terlalu omni-directional akan mengakibatkan banyak suara gaduh dan informasi penting sukar untuk dengar.
PENCAHAYAAN (LIGHTING)
Pencahayaan sangat penting dalam proses pengambilan gambar agar didapat hasil yang baik.
OPERATOR KAMERA TELEVISI
Ada dua macam:
Operator studio dan OB Van
Operator Lapangan

PENDUKUNG KAMERA

Alat-alat pendukung Kamera terdiri dari antara lain: lensa, tripod, remote control, filter, dll.
A. Lensa.
Lensa adalah ujung tombak dari pada sebuah kamera, bagus dan tidaknya sebuah gambar hasil pemotretan sangat tergantung dari kualitas sebuah lensa. Ketajaman detail, kontras dan kualitas warna sangat dipengaruhi oleh kualitas lensa. Dalam hal ini lensa adalah faktor yang paling penting dalam menghasilkan kualitas foto. Pada saat ini dengan bermacam-macam jenis kamera, terutama kamera SLR, maka jenis lensapun sangat beragam dan jumlah maupun produsennya sangat banyak. Lensa tidak hanya diproduksi oleh pembuat kamera tapi banyak juga produsen yang khusus hanya memproduksi lensa.

1. Lensa Standar
Dinamakan lensa standar karena lensa ini memiliki fokus yang sesuai dengan pandangan mata manusia. Sudut pandang lensa ini sama dengan sudut pandang mata manusia, Jadi tidak menjauhkan obyek maupun mendekatkan objek. Fokus pada lensa standar adalah 50 mm. Disamping kiri adalah lensa Standar

Gambar 8. Lensa Standar 50 mm f/1.8.
2. Lensa Sudut Lebar
Lensa sudut lebar disebut dengan Wide Angle Lens, dengan lensa ini kita dapat menangkap obyek lebih banyak. Hal ini dikarenakan sudut lensa ini lebih lebar, sesuai dengan namanya Wide Angle Lens yaitu Lensa Sudut Lebar. Dengan menggunakan lensa ini maka obyek menjadi lebih jauh dan mengecil. Fokus pada lensa ini adalah 17 mm, 20mm, 24mm, 28mm dan 35mm.

Gambar 9. Lensa Wide Angle 35mm f/2.
3. Lensa Mata Ikan
Lensa mata ikan dinamakan juga Fish Eye Lens. Mengapa dinamakan demikian? karena sesuai dengan bentuk dari lensa ini yang memiliki permukaan yang sangat cembung seperti mata ikan koki yang melotot. Lensa ini sebenarnya dapat dikategorikan sebagai Lensa Sudut Lebar namun karena dia memiliki sudut yang sangat lebar dan memiliki titik fokus yang begitu pendek yaitu 14 mm, 15 mm atau 16 mm dan bentuknya yang melotot seperti mata ikan maka dinamakan Lensa Mata Ikan atau Fish Eye Lens.

Gambar 10. Lensa Fish Eye 14mm f/2.8.
4. Lensa Tele
Lensa yang paling digemari oleh paparazi karena dengan menggunakan lensa ini, fotografer dapat menangkap dan mendekatkan jarak obyek. Dengan menggunakan lensa tele obyek yang jauh dapat terlihat lebih dekat, maka paparazipun dapat tersenyum senang karena berhasil memotret sang artis dari jarak yang jauh tanpa harus mendekatinya dengan resiko babak belur dihajar bodyguardnya, atau motret singa yang sedang kelaparan dari jarak yang aman. Bayangkan jika harus motret singa dari jarak 2 meter karena hanya menggunakan lensa standar.

Gambar 11. Lensa Tele 300mm f/2.8.
5. Lensa Zoom
Saat ini lensa zoom adalah lensa yang sangat populer karena kepraktisannya. Dengan memiliki sebuah lensa zoom itu sama artinya dengan memiliki beberapa buah lensa, karena kemampuan lensa ini yang dapat merubah titik fokusnya. Dengan kelebihan yang dimiliki lensa ini, kita tidak perlu membawa lensa terlalu banyak dan tidak perlu lagi mengganti-ganti jenis lensa apabila hendak hunting foto. Ukuran lensa zoom bervariasi seperti 28-80mm, 35-70, 80-200mm, 70-300mm.

Gambar 12. Lensa Zoom 70-300mm f/3.5-f/5.6.
B. Tripod
Tripod atau bisa disebut juga kaki tiga, adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menahan getaran pada kamera, biasannya digunakan untuk kecepatan rana yang lambat dan sangat lambat. Misalnya saat hendak memotret keindahan kota di malam hari dengan kecepatan 1 detik atau memotret obyek dengan cahaya yang sangat kurang tanpa mengunakan lampu tambahan seperti blitz dengan kecepatan dibawah 1/10 detik. Dengan menggunakan Tripod maka kamera terhindar dari guncangan / goyangan yang diakibatkan oleh berbagai hal seperti goyang karena getaran tangan atau goyang karena tarikan nafas, fotopun akan tetap tajam dan indah walau menggunakan speed yang lambat.
Selain tripod Monopod memiliki fungsi yang hampir sama dengan tripod, namun hanya memiliki satu kaki jadi kita masih harus tetap memegangnya. Monopod hanya menghindari getaran secara vertikal.

Gambar 13. Tripod dan Monopod
Monopod
Secara umum monopod sama dengan tripod, baik fungsi maupun bagian-bagiannya. Perbedaan antara tripod dengan monopod hanyalah terletak pada kakinya. Sesuai dengan namanya, monopod hanya memiliki satu kaki. Monopod sangat berguna ketika kita melakukan shooting di tempat yang ramai ataupun di tempat yang miring dan tidak rata.

Trolly
Trolly adalah landasan yang memiliki tiga buah roda. Trolly biasanya digunakan untuk landasan tripod. Tripod yang diletakkan di atas trolly dapat digerakkan secara bebas dengan mendorongnya. Penggunaan tripod di atas trolly mengandaikan permukaan landasan yang rata. Jika tidak, maka gerakan trolly akan tersendat-sendat dan hasil rekaman gambar akan cenderung bergetar-getar (shaking).

Dolly
Dolly adalah alat penyangga kamera yang berbentuk seperti kereta yang digerakkan di atas landasan berupa rel. Untuk menggerakkannya di atas rel, diperlukan petugas khusus untuk mendorongnya. Kamera beserta peratornya berada di atasnya.

Studio Pedestal
Studio Pedestal adalah penyangga kamera yang khusus digunakan untuk produksi di dalam studio. Jika boleh dikatakan, studio pedestal adalah gabungan tripod dengan trolly. Kameraman bebas menggerakkannya ke mana pun dikehendaki. Tuas pengendali pada studio pedestal menyerupai alat kemudi pada mobil.

Crane atau Boom
Crane atau boom adalah penyangga kamera berkaki tiga yang berleher panjang. Kameraman tidak perlu memegang kamera secara langsung.
Arah kamera dapat diatur/ dikendalikan dari bawah, karena di bagian bawah terdapat tuas untuk menggerakkan kamera. Crane atau boom sangat berguna untuk pengambilan gambar dari sudut high angle. Itulah alasannya kenapa leher crane atau boom didesain berukuran panjang seperti leher jerapah.

Jib Traveller
Jib traveler adalah alat penyangga kamera yang bentuknya hampir sama dengan crane/ boom, tetapi ukurannya bisa sampai 4 kali lipat lebih besar. Selain itu, perbedaannya terletak pada adanya monitor di bagian pengendalinya untuk mengontrol gambar yang sedang direkam.
C. Filter
Filter dipasang di bagian depan lensa, dibuat dari kaca bermutu tinggi. Dalam dunia fotografi filter ada berbagai macam jenisnya, mulai dari yang hanya berfungsi memperindah gambar, sampai dengan yang dapat memberikan efek-efek khusus pada foto. Salah satu filter yang dianjurkan untuk selalu dipasang pada kamera adalah type A1 Skylight atau UV. Disamping dapat melindungi lensa dari goresan, karena filter ini sifatnya yang netral dan tidak merubah warna aslinya. Selain kedua jenis filter diatas, masih banyak jenis filter yang digunakan, misalnya Polarizing, yang efeknya membuat warna langit menjadi lebih pekat dan warna permukaan air menjadi lebih bening, Diffusion atau disebut juga Soft Focus memberikan efek yang lembut pada foto, filter ini biasa digunakan pada saat pengambilan closeup. Ada juga filter Cross Screen yang memberikan efek bintang pada lampu dan masih banyak lagi.

Gambar 14. Filter Kamera.

D. Blitz
Flash, Lampu Kilat atau orang biasanya menyebutnya Blitz, adalah sebuah alat yang dapat memberikan cahaya buatan. Digunakan pada saat memotret pada kondisi kurang cahaya, seperti di dalam ruangan, ditempat yang gelap, malam hari dsb. Ukuran kekuatan lampu kilat disebut GN (Guide Number). Semakin besar nilai GN maka semakin kuat juga lampu kilat menerangi obyek, dalam pengertian semakin besar GN maka jangkauan lampu kilat ini akan semakin jauh, dan biasanya semakin besar pula fisik lampu kilat tersebut.
Setiap lampu kilat berbeda-beda kemampuannya tergantung dari type dan GN yang dimiliki. Namun yang pasti adalah efek lampu kilat ini ditentukan pula oleh besarnya bukaan diafragma dan kecepatan film. Jadi semakin besar bukaan diafragma, maka akan semakin jauh daya jangkau sebuah blitz, begitu juga dengan kecepatan film, semakin besar ASA film maka daya jangkau blitz akan semakin jauh.
Selain digunakan ditempat-tempat yang gelap atau cahaya yang kurang, blitz dapat juga digunakan pada tempat tempat yang terang dengan tujuan tertentu. Misalnya untuk memotret obyek yang mendapat penyinaran oleh matahari dari sebelah kiri, maka disebelah kanan obyek akan menampilkan bayangan hitam yang sangat kuat, maka dengan menggunakan blitz akan melembutkan atau mengurangi efek bayangan yang terlalu gelap yang ditimbulkan oleh cahaya matahari yang sangat kuat tersebut. Teknik ini biasa disebut dengan Fill in.

Gambar 15. Blitz









URAIAN MATERI III
PENGATURAN KAMERA
Meliputi :
 Depth of Field (DOF)
 Fokus pull
 Fokus throw / defokus
 Shutter
 Ekspose
 Cahaya latar belakang gambar
 Viewfinder
 Zebra strip
 Zooming
Mengatur Depth of Field (DOF) Pengaturan DOF dipengaruhi oleh pengaturan iris, dan dapat dilakukan secara manual.
Mengatur Fokus Pull: fokus digeser ke belakang dan ke depan diantara subyek
Mengatur Fokus throw / defokus Throwing focus digeser ke belakang dan ke depan pada saat peralihan antar pengambilan gambar.
Mengatur Shutter
 Kecepatan shutter diatur secara elektronis dengan mengatur waktu muatan CCD.
 Shutter terbuka dan menutup untuk setiap frame video, yaitu 25 kali per detik untuk PAL dan 30 aliran perdetik untuk NTSC.
Mengatur Ekspose
 atur kamera pada auto-iris dan bingkai pengambilan gambar diatur yang baik dengan cukup cahaya.
 ekspose akan tersimpan dalam fungsi auto.
Mengatur Cahaya latar belakang gambar
 Kamera diatur pada auto-iris.
 Maka kamera akan melakukan penyesuaian ekspose untuk backlight
Mengatur Viewfinder
Pengaturan viewfinder dengan cara mengeser cincin atau tombol geser pada EVF
Mengatur Zebra strip
1. Zebra strip pada posisi on.
2. Terdapat saklar atau menu pilihan yang diberi label "Zebra Stripes.
3. Pilih pengaturan zebra yang berbeda (misal 75% atau 100%)
4. Gunakan zebra untuk memandu pengaturan iris.
Mengatur Zooming
a. Zoom manual (cincin): cincin zoom diputar secara manual dengan menggunakan jari index dan ibu jari yang kiri
b. Zoom servo Tekan bagian depan zoom in, dan tekan bagian belakang zoom out.
PRINSIP KERJA KAMERA
1. Lensa
 Lensa menangkap gambar, lalu diteruskan ke bagian panel penangkap gambar(CCD). Charge Couple Device
 CCD -yang juga berfungsi sebagai view finder- mengirimkan gambar ke LCD.
 Pada kamera DSLR, gambar juga dilewatkan ke cermin pantulan yang merefleksikan gambar ke jendela intip (eye finder).
1. Focal Length
 Gambar yang ditangkap oleh lensa, dilewatkan pada filter warna yang akan ditangkap oleh CCD.
 Jarak antara lensa dan sensor ini dikenal dengan istilah focal length.
 Jarak ini pula yang akan menjadi faktor pengali pada lensa.
2. CCD
 Berfungsi merubah sinyal analog (gambar yang ditangkap oleh lensa) menjadi sinyal listrik.
 Pada CCD ini terdapat jutaan titik sensor yang dikenal dengan pixel.
 Semakin kecil sensor dan semakin banyak titik sensornya, maka akan semakin halus dan semakin tinggi resolusi gambar yang dihasilkan.
3. Gambar
 Gambar yang ditangkap CCD diteruskan ke bagian pemroses gambar menjadi data digital berupa file format gambar.
 Gambar dikompresi sesuai format gambar yang dipilih (RAW, JPEG).
 Chipset, software (firmware) dari kamera menentukan hasil akhir gambar.
4. Penyimpanan Gambar
 Hasil file gambar dikirimkan dalam format yang dipilih ke bagian penyimpanan (storage) atau memory card.
 Biasanya, memory card berupa SD, CF dan sebagainya.
5. Pencetakan gambar
 Pencetakan dilakukan di luar kamera.
 Pada kamera digital modern, masih menyediakan opsi pencetakan langsung yang disebut PictBridge, ExifPrint dan sebagainya.




















URAIAN MATERI IV
Sudut Pengambilan
• High Angle (Bird eye view) : Posisi kamera lebih tinggi dari obyek yang diambil.
• Normal Angle : Posisi kamera sejajar dengan ketinggian mata obyek yang diambil.
• Low Angle (Frog eye view) : Posisi kamera lebih rendah dari obyek yang diambil.
• Obyektive Kamera : Tehnik pengambilan di mana kamera menyajikan sesuai dengan kenyataannya.
• Subyektive Kamera : Tehnik pengambilan di mana kamera berusaha melibatkan penonton dalam peristiwa. Seolah-olah lensa kamera sebagai mata si penonton atau salah satu pelaku dalam adegan.
Cara pengambilan gambar dapat disesuaikan Tergantung pada event yang sedang berlangsung. Sudut pengambilan gambar sangat berpengaruh Terhadap penilaian penonton
Posisi Normal
Cara pengambilan gambar ini digunakan untuk
Kejadian yang biasa / normal.







Low Angle
Pengambilan gambar dengan posisi kamera dibawah subyek. Dalam sebuah dialog maupun adegan, posisi ini biasanya bertujuan untuk menggambarkan subyek yang kuat, angkuh, dan lebih berkuasa.
Penggunaan fungsi zoom dan start/stop record berada di handle atas kamera
High Angle
Pengambilan gambar dengan posisi kamera lebih diatas daripada subyek. Dalam sebuah dialog maupun adegan, posisi ini bertujuan untuk menggambarkan subyek yang lemah, tidak berdaya.
Biasanya ketika juru kamera berdesakan dengan banyak orang, menggunakan cara ini







Biasanya ketika juru kamera berdesakan dengan banyak orang, menggunakan cara ini







Untuk mendapatkan gambar yang stabil dan tidak goyang, sebaiknya untuk moment statis menggunakan Tripod kamera yang sesuai. Trik lain bila dalam keadaan darurat biasanya dengan menyangga dengan tangan diatas meja
jenis shot lainnya:
1. Long Shot atau Full Shot, keseluruhan
2. Wide Shot atau Cover Shot, keseluruhan obyek dalam adegan
3. Close Shot atau Tight Shot, kelihatan detail
4. Shooting Groups of people, bisa single shot, two shot, three shot dst sebagai gambaran keseluruhan.
Wide shot (WS) :subyek diambil dengan bingkai penuh
Very wide shot (VWS) : pengambilan gambar yang lebih mendekati subyek
Extreme wide shot (EWS) : penglihatan subyek dari jarak sangat jauh yang pengambil gambar tidak dapat melihat dengan mata sendiri.
Close up (CU) : pengambilan gambar dengan fitur tertentu atau bagian subyek memenuhi bingkai gambar
Cutaway (CA) : pengambilan gambar dengan cara berbeda dari yang biasa dilakukan.
Fungsi Cutway:
1. sebagai penyangga antar pengambilan gambar
2. membantu proses editing
3. menambah informasi yang menarik.
Cut-In (CI) :Digunakan sebagai suatu titik edit
Focus full Efek
Shutter
Backlight
Zebra Stripes
















URAIAN MATERI V

1.1. Prinsip Kerja Kamera
Prinsip kerja kamera adalah menangkap cahaya. Cahaya masuk ke kamera lewat lensa (Subjek dapat dilihat terlebih dahulu melalui viewfinder), difokuskan agar diterima oleh sensor cahaya yang memilah-milah cahaya berdasarkan komponennya. Informasi mengenai konsentrasi komponen cahaya ini diterjemahkan dan diubah menjadi informasi digital untuk kemudian disimpan dalam media penyimpan.
Cahaya masuk ke dalam kamera melalui bagian yang disebut lensa. Cahaya dipastikan hanya boleh melalui bagian lensa ini yang berupa lubang (berbentuk lingkaran). Lubang ini ibarat jendela kamera ke dunia luar, dan jendela ini punya ukuran lubang tertentu, persis saat kita membuka mata atau menutup mata. Kamera sendiri juga memiliki komponen untuk mengatur kecepatan si lubang ini membuka saat kita perintahkan. Dengan mengatur dua properties ini, intensitas cahaya yang masuk ke kamera dapat diatur.
Lensa juga berfungsi untuk mengatur supaya cahaya secara tajam difokuskan. Fokus adalah saat kita bisa melihat obyek pada visualisasi yang terjelasnya, kebalikan dengan yang disebut blur. Kalau menyangkut cara kerja, fokus adalah saat cahaya yang dilewatkan tepat jatuh ke bidang sensor kamera, seperti setelah cahaya lewat kornea mata kita dan tepat jatuh di retina maka kita bisa fokus melihat suatu obyek.

Gambar 1. Prinsip kerja kamera.

1.2. Macam-macam Kamera
Saat ini kamera dapat dikelompokkan menjadi kamera analog dan kamera digital. Kamera analog mengambil gambar dari cahaya yang ditangkap lensa, kemudian menyimpan hasilnya pada negative film. Pada kamera digital terdapat sensor penangkap gambar CCD (Charged Coupled Device) dan CMOS (Complementary Metal Oxide) lebih dari jutaan pixel (picture element). Sensor tersebut adalah suatu chip yang terletak tepat dibelakang lensa. Semakin banyak jumlah pixel pada sensor, maka gambar yang dihasilkan akan semakin detail.
Sensor yang banyak dipakai oleh produsen berupa semikonduktor dengan nama CCD (charged-couple device semiconductor) dan CMOS (complementary metal-oxide semiconductor). Kualitas maupun ukuran dari sensor ini salah satu dari faktor penting yang mempengaruhi kualitas dari gambar yang akan dihasilkan. Media penyimpanan data digital gambar pada kamera digital terpisah dengan media penangkap cahaya. Media penyimpanannya biasa disebut memori memiliki berbagai macam jenis bergantung dari produsen pembuat kamera. Media penyimpan yang umum digunakan adalah tipe-tipe Compact Flash(CF), Secure Digital(SD), Multi Media Card (MMC), Memory Stick (MS) dan (XD).
Saat ini telah banyak beredar kamera digital dari banyak produsen kamera, dengan kemampuan baik dari jumlah pixel, kapasitas memori, dan fitur-fitur tambahan lainnya. Secara umum kamera dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain:
2.2.1 Kamera Pocket
Kamera pocket disebut juga kamera saku, karena bentuknya yang kecil dan mudah dibawa kemana-mana serta sangat praktis dan mudah menggunakannya karena tidak perlu menyetel apa-apa dan yang penting adalah fotonya pasti jadi karena semuanya sudah diatur oleh kamera. Jadi dalam hal ini sang fotografer nggak perlu ikut campur masalah teknis kamera, pokoknya bidik dan jepret (point and shoot). Namun pada saat ini kamera pocket telah cukup berkembang dengan berbagai macam fasilitas seperti lensa zoom.


Gambar 2. Kamera Pocket.
2.2.2. Kamera SLR
Kamera SLR (Single Lens Reflex atau Cermin Lensa Tunggal), disebut SLR karena cara kerja kamera ini karena pembidikannya dipantulkan melalui prisma dan cermin lalu diteruskan pada lensa utama sehingga tidak terjadi efek paralax (perbedaan bidikan dan hasil gambar yang ditangkap kamera) seperti yang terjadi pada kamera jenis range finder. Dengan kamera jenis ini, fotografer harus menentukan kecepatan shutter speed (Kecepatan rana), aperture (bukaan diafragma) serta fokus, maka disini fotografer adalah si penentu kualitas foto, apakah jadi kabur nggak karuan atau lebih indah dari aslinya. Dengan kamera SLR sang fotografer dapat berkreasi sebebas-bebasnya dengan membuat efek-efek tertentu dengan cara membuat kombinasi yang berbeda antara shutter speed dan aperture, selain itu kamera SLR sangat banyak asesorisnya seperti berbagai jenis lensa, filter dll. Dengan berkembangnya teknologi dibidang fotografi, maka saat ini kamera SLR juga memliliki kemampuan yang serba otomatis yang menyesuaikan dengan kondisi pencahayaan, seperti fokus otomatis, kecepatan rana otomatis, dan bukaan diafragma otomatis, Namun selain dapat disetel otomatis kamera tersebut dapat disetel manual. Kamera jenis SLR paling banyak digunakan oleh amatir maupun profesional, selain karena kemampuannya, menggunakan kamera jenis ini menurut mereka lebih menantang (mungkin maksudnya lebih ruwet karena harus nyetel ini itu


Gambar 3. Kamera Digital SLR.
2.2.3 Kamera Range Finder
Disebut demikian karena pembidikannya secara langsung tanpa melalui lensa utama (sama dengan kamera pocket) beberapa fasilitasnya mirip dengan kamera SLR, seperti pengaturan diafragma, kecepatan rana, penyetelan fokus serta dapat ditambah asesoris seperti filter dll. Kamera jenis ini sekarang sudah tidak populer lagi.

Gambar 4. Kamera Range Finder.
2.2.4. Kamera Medium Format
Kamera ini cara kerjanya mirip dengan SLR namun dengan ukuran film yang digunakan lebih besar yaitu 120 mm, dengan ukuran film tersebut maka pembesaran yang dihasilkan akan lebih baik dari pada menggunakan film 35 mm. Kamera ini biasanya digunakan pada pemotretan Still Life (benda tidak bergerak), model, ataupun untuk keperluan keperluan bisnis seperti iklan dan majalah yang membutuhkan hasil gambar yang besar.

Gambar 5. Kamera Medium Format.
2.2.5. Kamera Large Format
Biasa disebut juga View Kamera, kamera jenis ini menggunakan film yang lebih besar, yaitu ukuran 4x5 inci atau 8x10 inci. Jika menginginkan hasil cetak ukuran yang sangat besar dengan kualitas yang sangat bagus biasanya menggunakan kamera ini. Kamera ini biasanya hanya digunakan untuk pemotretan yang lebih khusus seperti foto udara dan foto arsitektur dari jarak dekat tanpa menimbulkan distorsi (minimal)

Gambar 6. Kamera Large Format.
2.2.6. Kamera Instan
Kelebihan dari kamera ini adalah kecepatannya dalam menghasilkan gambar. Dengan kamera ini kita tidak perlu repot-repot melakukan proses cuci cetak film, sebab, beberapa detik setelah selesai pengambilan gambar, maka hasilnya akan langsung jadi. Namun disamping kelebihan yang dimiliki, kamera inipun memiliki kekurangan. Karena Film yang digunakan adalah film instan, yang tentunya tidak memiliki klise, maka hasil pemotretan tidak memungkinkan untuk dicetak ulang.


Gambar 7. Kamera Instan
KAMERA VIDEO
Setiap orang bisa membuat karya film video asalkan tahu dan paham proses pembuatannya dan cara-cara penggunaan peralatannya. Asalkan ada kemauan dan peralatan tidak susah untuk mempelajarinya. Apalagi saat ini kamera video sudah bukan barang asing lagi. Dalam lingkup keluarga pun sudah dikenal handycam, peralatan sederhana yang sudah dipenuhi beberapa fasilitas.
Pertama kali yang perlu kita ketahui untuk pengambilan gambar adalah pengenalan terhadap kamera. Kamera merupakan salah satu bagian penting dalam sebuah pengambilan gambar. Tanpa menyepelekan bagian yang lain, tanpa kamera sebuah produksi tidak bisa berjalan, karena di kamera inilah gambar dan suara direkam ke dalam film atau pita video.
Ada berbagai macam jenis kamera yang beredar, mulai dari kamera handycam sampai kamera professional broadcast. Kamerahandycam disebut juga kamera keluarga karena lebih banyak digunakan untuk kepentingan keluarga dan pengoperasiannya juga mudah, meskipun ada beberapa jenis handycam yang bisa digunakan untuk kualitas broadcast (seperti : Sony seri DSR DVCam dan Canon XL-1). Sedangkan kamera professional dipakai oleh seorang yang professional dibidangnya, karena penggunaannya perlu beberapa ketrampilan dan pengetahuan khusus tentang fasilitas kamera itu sendiri. Kamera handycam ada beberapa jenis sesuai dengan format kasetnya.
Kamera Video adalah perangkat perekam gambar video yang mampu menyimpan gambar digital dari mode gambar analog. Kamera Video termasuk salah satu produk teknologi digital, sehingga disebut pula salah satu perangkat digitizer yang memiliki kemampuan mengambil input data analog berupa frekuensi sinar dan mengubah ke mode digital elektronis. Video/Film adalah rangkaian banyak Frame gambar yang diputar dengan cepat. Masing-masing Frame merupakan rekaman dari tahapan-tahapan dari suatu gerakan. Semakin cepat perputarannya semakin halus gerakannya, walaupun sebenarnya terdapat jeda antara frame namun kita sebagai manusia tidak bisa menangkap jeda tersebut.

Standard broadcast video






Teknik Penyuntingan Video

Teknik Linear dilakukan dengan memotong-motong bahan video yang diberi istilah klip dan disusun dengan menggunakan video player dan perekam (VCR-Video Cassete Recorder), bisa juga menggunakan dua player bila kita ingin memasukan effect, sehingga bisa diatur sesuai dengan potongan yang ada.
Teknik Non-Linear, serupa dengan linear kita memotong-motong klip dalam editing, tetapi jauh lebih mudahkarena tinggal drag and drop tanpa kerja dari nol, begitu juga untuk memasukan effect, kita tinggal drag and drop dengan effect yang sudah tersedia. Bahkan kita dapat mengatur dengan mudah durasi dari effect yang kita pakai.
Format dalam kamera video dibagi atas 2 bagian :
1. Analog format yang terdiri dari standar VHS,VHS-C, Super VHS, Super VHS-C, 8mm, Hi-8
2. Digital format yang terdiri dari MiniDV,Digital8, DVD

Komputer yang dianjurkan untuk editing video terdiri dari :
1. PC sekelas P4 atau AMD Athlon, sebaiknya menggunakan teknologi Hyper Trading.
2. Capture Video Card dan Port, Contoh : Pinacle, Port Fire Wire IEEE 1394, USB2, digunakan untuk proses transfer dari camcoder ke PC.
3. Kabel Firewire atau USB
4. Harddisk, untuk pengolahan Video Intensif lebih baik menggunakan SCSI Harddisk, sedangkan untuk yang standar gunakan saja HDD serial ATA, Putaran HDD minimal 7200 rpm.
5. Sound Card
6. VGA card
7. CD-ROM dan CD-RW/DVD-RW

Performa video kamera (camcoder) dilihat dari :
1. Analisa gambar bergerak = kualitas gambar bergerak yang telah direkam
2. Titik lemah resolusi = menetukan nilai yang horizontal dan vertikal, dan hanya sedikit menguji warna warni
3. White balance = untuk daylight dan sinar lampu dengan menggunakan testchart yang telah distandarisasi dan selanjutnya melakukan penilaian true color
4. Menghitung noise = perbandingan antara signal dan noise power dituliskan dalam decibel (dB), semangkin tinggi nilai dBnya berarti semangkin tinggi noise distance dan semakin baik pula gambar videonya
5. Cahaya sensitif = Berapa lama waktu yang dibutuhkan camcoder untuk menyesuaikan ulang kecerahan, semakin lama ulang waktu penyesuaian semakin buruk pula setting diafragma otomatisnya
6. Kompresi kontra kerugian = Perbedaan antara rekaman dengan aslinya
7. Kualitas gambar dalam uji ketahanan


Macam-Macam Kamera Video
Macam-macam video dilihat dari fungsinya dapat dibedakan menjadi :
1. Camera Standar Broadcast
2. Camera Semi Broadcast
3. Camera Home Use
4. Camera handy Cam

Pembagian berdasarkan format kamera video
1. Camcoder
Product Information 1/6" CCD imager with 290K effective pixels, 20X optical zoom lens with 990X digital zoom, 2.5" touch panel SwivelScreen LCD display, Memory Stick slot








2. Camcoder MiniDV
Product Information
1/6” Advanced HAD CCD imager with 340K
effective pixels, 20X optical zoom lens with
800X digital zoom, Carl Zeiss Vario-Tessar
lens, 2.5” touch panel SwivelScreen LCD
display

3. Camcoder DVD

Product Information
1/6" Advanced HAD CCD imager with 800K Pixel still image capabilities, 20X optical zoom lens with 800X digital zoom, Carl Zeiss Vario-Sonnar lens, 2.5" touch panel Wide Hybrid LCD display





Bagian-Bagian Kamera
Kamera jenis ini menyimpan data gambar dan suara pada pita magnetik. Secara umum terdapat 2 jenis kamera :





Secara umum bagian-bagian kamera video terdiri atas :
1. Baterai untuk catu daya
2. Tempat kaset
3. Tombol Zoom
4. Tombol Recorder
5. Port Output video / audio (bisa berupa analog ataupun digital)
6. Cincin Fokus
7. Jendela preview (View Fender)
8. Mikrofon
9. Tombol kontrol cahaya
10. Tombol Player (untuk memainkan kembali video)
11. Terminal DC Input.

HENDY KEMERA

Handy kamera digital adalah perangkat perekam data video yang mampu menyimpan gambar digital dari mode gambar analog. Handy kamera digital termasuk salah satu produk teknologi digital, sehingga disebut pula salah satu perangkat digitizer yang memiliki kemampuan mengambil input data analog berupa frekuensi sinar dan mengubah ke mode digital elektronis. Sebelum digunakan untuk merekam gambar, handy kamera digital terlebih dahulu dilakukan persiapan sebagai berikut :
2. Memasang baterai pada tempat baterai yang berada di bagian belakang badan handy kamera digital , pastikan baterai terpasang dengan benarjangan sampai terbalik.

Gambar 1: Cara memesang baterai
Langkah pertama yang dilakukan, tarik ke atas viewfinder.
Langkah ke dua masukkan baterai dan tekan ke bawah sampai berbunyi
klik.
3. Memasang kaset vidio yang terletak pada bagian bawah dari badan handy kamera digital.

Gambar 2: Cara memesang kaset vidio
Langkah pertama, pencet tombol pembuka searah dengan tanda panah dan buka penutupnya.
Langkah kedua, masukkan kaset dengan posisi jendela kaca kaset terlihat dari atas dan tekan bagian tengah belakang kaset.
Langkah ketiga, setelah penahan kaset secara otomatis turun kebawah kemudian tekan penutup kaset.

Proses de-aktifasi handy kamera digital, dari posisi masih merekam gambar
adalah :
1. Tekan tombol star/stop untuk mengakhiri perekaman suatu shot yang terakhir.

Gambar 14. Tombol Star/Stop
2. Tutup layar LCD

Gambar 15. Layar LCD
3. Tombol power dari posisi camera, geser ke atas disertai menekan tombol kunci menuju posisi OFF.

Gambar 16. Tombol Power
Tutup kembali lensa.

Gambar 17. Caver Lensa


Mengoperasikan Manual Zoom
1. Kamera digerakkan lebih dekat pada subyek kemudian diperbesar(sama dengan pembingkaian).
2. Untuk memperbesar jarak jauh sebaiknya menggunakan tripod.
Mengoperasikan iris kamera
1. Pembukaan iris dapat di atur (lubang bidik kamera)
2. Membuka iris, mengakibatkan cahaya masuk lebih banyak dan gambar lebih jelas
3. Cincin iris pada rumah lensa, diputar searah jarum jam untuk menutup dan berlawanan arah jarum jam untuk membuka.
Mengoperasikan fokus manual
1. Kamera di set pada fokus manual
2. Perbesar seketat anda bisa pada subyek yang akan difokus.
3. Atur cincin fokus sampai diperoleh gambar tajam.
4. Putar cincin searah jarum jam untuk fokus lebih dekat dan berlawanan arah jarum jam untuk jarak lebih jauh.
5. Perkecil pada bingkai yang dikehendaki, gambar akan tetap tinggal manis dan tajam.
6. Jika gambar kehilangan fokus bila diperbesar, periksa fokusnya kembali dan yakinkan fokus makro tidak digunakan.
Mengoperasikan Keseimbangan putih (White Balance)
Untuk membentuk keseimbangan putih:
1. Bidikkan kamera pada sesuatu yang bersifat tidak memantulkan putih dalam cahaya yang sama seperti subyek.
2. Kemudian bingkai, sehingga kebanyakan atau semua gambar putih.
3. Atur fokus dan ekspos, kemudian tekan tombol “white balance” atau saklar
4. Bila viewfinder tidak bekerja, cobalah atur iris, ubah filter atau temukan hal lain untuk mendapatkan putih seimbang.
Mengoperasikan Audio
1. Colokkan mikropon luar ke dalam soket masukan mic dari kamera (jika ada).
2. Jika kamera memiliki pengendali otomatis maka tingkat audio secara otomatis akan diatur.
3. Jika kamera memiliki manual pengendali audio maka tingkat audio harus diatur agar bekerja dengan baik
Mengoperasikan Shutter
:Shutter mempunyai variasi aplikasi, khususnya untuk mendukung gerakan cepat
1. Kamera pada posisi on
2. Yakinkan bahwa shutter dalam kondisi on
3. Bidikkan pada obyek sesuai yang diinginkan
Mengoperasikan Effects
1. Efek dapat diciptakan dengan kamera /melalui pengeditan perangkat lunak.
2. Jika semuanya tak mungkin, ambil gambar tanpa efek dan berikutnya tambahkan efek.
Mengoperasikan fokus sulit
1. Shutter dalam kondisi off.
2. Jika kamera mempunyai filter, gunakan filter cahaya rendah dengan tepat, pindahkan filter-filter tambahan.
3. Jika kamera mempunyai fungsi digital, coba tambahkan sedikit lagi ( kompromi dengan kualitas gambar).
4. Gunakan zoom selebar mungkin. Jika lensa memiliki extender 2X yakinkan ini pada 1X
Mengoperasikan Fokus belakang
1. Atur kamera pada sebuah tripod
2. Iris dibuka selebar-lebarnya, sehingga membentuk operasi dengan cahaya rendah lebih baik.
3. Jika lensa memiliki extender 2 X, posisikan pada 1X.
4. Atur fokus secara normal sampai gambar tajam.
5. Perbesar obyek.
6. Kendorkan cincin fokus belakang dan atur cincin sampai diperoleh gambar tajam.
7. Ulangi langkah-langkah di atas sampai fokus tetap tajam.
8. Kencangkan kembali dengan obeng kunci fokus belakang.
Depth of Field (DOF)
:Acuan cakupan jarak kamera, guna mendapatkan fokus tajam.
Faktor-faktor yang mempengaruhi DOF :
1. kondisi pencahayaan
2. filter kamera
3. shutter
4. gain
5. sudut lensa (Zoom).
Fokus pull: teknik kamera kreatif yang mengubah fokus selama pengambilan gambar.
Fokus throw / defokus: memfokuskan secara penuh
Point-of-View Shot (POV) : pandangan perspektif subyek
Video camera shutter: pintu mekanis antara lensa kamera dan film.
Ekspose yang benar
1. Ekspose yang benarAtur viewfinder (jika ada)
2. Atur kamera pada auto-iris
3. Bingkai pengambilan gambar diatur dengan cukup cahaya.
Cahaya latar belakang gambar (Backlight)
:Ekspose pada situasi pencahayaan tak seimbang.
Viewfinder kamera video
Kamera mempunyai variasi pilihan pengaturan EVF yang berbeda
Beberapa catatan viewfinder elektronik:
1. Kamera professional pada umumnya menggunakan EVF hitam dan putih.
2. EVF kurang lebih WYSIWYG
3. Tampak pesan informasi pada viewfinder.
4. Jika viewfinder sedang tertutup kabut, lihat dengan mata sedikit menjauh.
Zebra strip : fitur kamera professional yang memberikan indikasi dari tingkat ekspos.
Zooming kamera video : fungsi gerakan pandang sasaran yang semakin dekat atau semakin jauh
Ada dua mekanisme zoom:
1. Zoom manual (cincin) Cara penggunaan dengan jari index dan ibu jari yang kiri.
Cara pengoperasian:
cincin zoom pada tempat lensa yang dapat diputar secara manual.
2. Zoom servo : pengungkit yang ditempatkan pada tempat lensa.
Cara penggunaan:
1. Posisikan sedemikian rupa sehingga bila digeser ke kanan ke dalam sabuk genggaman, servo zoom akan berada di bawah dua jari pertama.
2. Tekan bagian depan zoom in, dan tekan bagian belakang zoom out.
3. Kamera yang murah biasanya mempunyai kecepatan zoom yang tetap, servo zoom yang baik akan mempunyai kecepatan yang dapat divariasi , selanjutnya tekan pengungkit untuk zoom lebih cepat.
































v URAIAN MATERI VI

MATERI INSTALASI KAMERA
Berikut ini adalah bagian-bagian dari handy kamera digital salah satu produk
merk Sony TRV355E.









Gambar 3. Detail Handy Kamera Digital
1. Penutup lensa
2. Layar LCD
3. Tombol pembuka layar LCD
4. Tombol volume
5. Batery
6. Pengunci battery
7. Tombol power
8. Tombol start/stop merekam
9. Jek memasukan listrik dari adaptor
10. Tempat memesang tali handy camera
11. Informasi battery
12. Tombol lampu
13. Tombol untuk memilih kualitas warna Lensa
14. Mikrophone/mike
15. Lampu tanda merekam
16. Infrared (merekam di tempat gelap)
17. Tombol control video
18. Tombol pengunaan lampu
19. Tombol FADER
20. Tombol BACK LIGHT
21. Tombol FOCUS
22. Lampu sensor remot

Cara mengoperasikan handy kamera digital adalah sebagai berikut;











Gambar 5. Cara mengoperasikan handy kamera digital
1. Lepas penutup lensa
2. Pindahkan posisi tombol power dari off ke camera dengan menekan dan tahan tombol kunci, kemudian dorong ke atas.
3. Buka layar LCD, dengan menekan kunci layar LCD. Secara otomatis viewfinder akan mati.
4. Tekan tombol start/stop untuk memulai merekam. Tekan tombol start/stop kembali untuk berhenti merekam.

ALAT PENDUKUNG KAMERA
Alat-alat pendukung Kamera terdiri dari antara lain: lensa, tripod, remote control, filter, dll.
Lensa.
Lensa adalah ujung tombak dari pada sebuah kamera, bagus dan tidaknya sebuah gambar hasil pemotretan sangat tergantung dari kualitas sebuah lensa. Ketajaman detail, kontras dan kualitas warna sangat dipengaruhi oleh kualitas lensa. Dalam hal ini lensa adalah faktor yang paling penting dalam menghasilkan kualitas foto. Pada saat ini dengan bermacam-macam jenis kamera, terutama kamera SLR, maka jenis lensapun sangat beragam dan jumlah maupun produsennya sangat banyak. Lensa tidak hanya diproduksi oleh pembuat kamera tapi banyak juga produsen yang khusus hanya memproduksi lensa.

Tripod
Tripod atau bisa disebut juga kaki tiga, adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menahan getaran pada kamera, biasannya digunakan untuk kecepatan rana yang lambat dan sangat lambat. Misalnya saat hendak memotret keindahan kota di malam hari dengan kecepatan 1 detik atau memotret obyek dengan cahaya yang sangat kurang tanpa mengunakan lampu tambahan seperti blitz dengan kecepatan dibawah 1/10 detik. Dengan menggunakan Tripod maka kamera terhindar dari guncangan / goyangan yang diakibatkan oleh berbagai hal seperti goyang karena getaran tangan atau goyang karena tarikan nafas, fotopun akan tetap tajam dan indah walau menggunakan speed yang lambat.
Selain tripod Monopod memiliki fungsi yang hampir sama dengan tripod, namun hanya memiliki satu kaki jadi kita masih harus tetap memegangnya. Monopod hanya menghindari getaran secara vertikal.

Gambar 13. Tripod dan Monopod
Monopod
Secara umum monopod sama dengan tripod, baik fungsi maupun bagian-bagiannya. Perbedaan antara tripod dengan monopod hanyalah terletak pada kakinya. Sesuai dengan namanya, monopod hanya memiliki satu kaki. Monopod sangat berguna ketika kita melakukan shooting di tempat yang ramai ataupun di tempat yang miring dan tidak rata.

Trolly
Trolly adalah landasan yang memiliki tiga buah roda. Trolly biasanya digunakan untuk landasan tripod. Tripod yang diletakkan di atas trolly dapat digerakkan secara bebas dengan mendorongnya. Penggunaan tripod di atas trolly mengandaikan permukaan landasan yang rata. Jika tidak, maka gerakan trolly akan tersendat-sendat dan hasil rekaman gambar akan cenderung bergetar-getar (shaking).

Dolly
Dolly adalah alat penyangga kamera yang berbentuk seperti kereta yang digerakkan di atas landasan berupa rel. Untuk menggerakkannya di atas rel, diperlukan petugas khusus untuk mendorongnya. Kamera beserta peratornya berada di atasnya.

Studio Pedestal
Studio Pedestal adalah penyangga kamera yang khusus digunakan untuk produksi di dalam studio. Jika boleh dikatakan, studio pedestal adalah gabungan tripod dengan trolly. Kameraman bebas menggerakkannya ke mana pun dikehendaki. Tuas pengendali pada studio pedestal menyerupai alat kemudi pada mobil.

Crane atau Boom
Crane atau boom adalah penyangga kamera berkaki tiga yang berleher panjang. Kameraman tidak perlu memegang kamera secara langsung. Arah kamera dapat diatur/ dikendalikan dari bawah, karena di bagian bawah terdapat tuas untuk menggerakkan kamera. Crane atau boom sangat berguna untuk pengambilan gambar dari sudut high angle. Itulah alasannya kenapa leher crane atau boom didesain berukuran panjang seperti leher jerapah.

Jib Traveller
Jib traveler adalah alat penyangga kamera yang bentuknya hampir sama dengan crane/ boom, tetapi ukurannya bisa sampai 4 kali lipat lebih besar. Selain itu, perbedaannya terletak pada adanya monitor di bagian pengendalinya untuk mengontrol gambar yang sedang direkam.
Filter
Filter dipasang di bagian depan lensa, dibuat dari kaca bermutu tinggi. Dalam dunia fotografi filter ada berbagai macam jenisnya, mulai dari yang hanya berfungsi memperindah gambar, sampai dengan yang dapat memberikan efek-efek khusus pada foto. Salah satu filter yang dianjurkan untuk selalu dipasang pada kamera adalah type A1 Skylight atau UV. Disamping dapat melindungi lensa dari goresan, karena filter ini sifatnya yang netral dan tidak merubah warna aslinya. Selain kedua jenis filter diatas, masih banyak jenis filter yang digunakan, misalnya Polarizing, yang efeknya membuat warna langit menjadi lebih pekat dan warna permukaan air menjadi lebih bening, Diffusion atau disebut juga Soft Focus memberikan efek yang lembut pada foto, filter ini biasa digunakan pada saat pengambilan closeup. Ada juga filter Cross Screen yang memberikan efek bintang pada lampu dan masih banyak lagi.

Gambar 14. Filter Kamera


Hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:

Persiapan
untuk dua hal diatas anda harus pastikan berapa lama acara berlangsung, sehingga anda bisa memperkirakan berapa kebutuhannya.
• setidaknya 1 baterai cadangan yang terisi penuh
• sekurang-kurangnya 2 kaset video
• pembersih lensa
• Sebuah tripod, walaupun mungkin nanti anda tidak membutuhkannya
• charger baterai
• kabel power
• Pelindung kabel, bisa lakban atau sejenisnya untuk melindungi kabel anda dari injakan manusia atau barang
• Lampu oncam, filter lensa, mikrofon, dan asesoris lain yang anda miliki
Gunakan Tripod
Pada kebanyakan Video buatan sendiri akan terlihat goyang gambarnya, dan itu sangat tidak enak untuk dilihat. Dan untuk mengatasi itu, maka anda membutuhkan sebuah tripod yang akan menyangga kamera anda tetap tidak bergoyang. Dan dengan itu pula anda dapat melakukan panning maupun zoom dengan lebih halus. Dan jika anda tidak memiliki tripod, maka usahakan agar anda berada pada dinding. Sehingga anda dapat menyandarkan bagian punggung anda pada dinding untuk mengurangi goncangan kamera.
Tingkatkan Pencahayaan
Kita perlu untuk memiliki sistem pencahayaan sendiri untuk membantu kamera yang sudah kita punya. Seperti Oncam dan lainnya. Jika kondisi pencahayaan kurang, hindari penggunaan autofocus. Untuk menghasilkan video yang baik usahakan pengambilan gambar pada pagi hari atau sore hari.
Audio yang baik
Mikrofon yang sudah dibandel dengan kamera merupakan mikrofon dengan kualitas paling dasar, sehingga tidak akan dapat menghasilkan kualitas suara yang baik. Sehingga anda mungkin perlu untuk menggunakan perangkat audio tambahan yang lebih baik.
Posisikan Pengambilan gambar anda dengan baik
Seorang fotografer yang baik, maka dia akan mengambil gambar dalam beberapa posisi yang berbeda. Demikian pun anda sebagai seorang kameramen juga harus melakukan hal yang sama dengan mengambil gambar dari beberapa sudut yang berbeda untuk menghasilkan gambar yang lebih bervariasi.
Jangan Gunakan Digital ZOOM!
Sejauh apapun jarak anda dengan obyek yang akan anda ambil gambarnya, jangan pernah untuk menggunakan digital ZOOM. Karena hasilnya pasti video anda akan pecah, bahkan sebelum diedit. Penggunaan digital ZOOM adalah kesalahan yang sangat besar dalam dunia video shooting.
B-Roll Shoot
B-Roll shoot adalah anda mengambil gambar seolah-olah anda memiliki pedoman alur seperti dalam story board. Sehingga gambar yang anda hasilkan akan lebih bervariatif dan terstruktur sesuai dengan urutan yang benar. Sehingga hasil mixing akhir dari video anda akan terlihat seperti sebuah cerita, bukan sekedar gambar bergerak saja.




URAIAN MATERI VII

MELAKUAKAN PERAKAMAN GAMBAR

Sudut pengambilan gambar atau camera angle adalah sudut penempatan kamera mengambil gambar suatu obyek, pemandangan atau adegan. Dengan sudut tertentu kita bisa mengahsilkan suatu shot yang menarik, dengan perspektif yang unik dan menciptakan kesan tertentu pada gambar yang disajikan.
Normal Angle
Pada posisi normal angle,kemera ditempatkan kira-kira setinggi mata subyek. Tentu saja normal angle sangat tergantung pada tingi subyek yang dishooting. Bila kita merekam kelompok anak-anak kecil yang sedang bermain, normal angle untuk orang dewasa tentu saja terlalu tinggi, maka kamera harus diturunkan setinggi mata anak. Pada program wawancara, bilamana semua pemain pada posisi duduk di kursi, kita bisa pasang level untuk menaikkan setting/kursi, dengan demikian juru kamera bisa mengambil gambar/ menshoot adegan tanpa harus membungkukkan badan selama produksi berlangsung.
Hight Camera Angle
Posisi kamera lebih tinggi di atas mata, sehingga kamera harus menunduk untuk mengambil subyeknya. Hight Camera Angle sangat berguna untuk mempertunjukkan keseluruhan set beserta obyek0obyeknya. Dengan posisi high camera angle ini dapat menciptakan kesan obyek nampak kecil, rendah, hina, perasaan kesepian, kurang gairah, kehilangan dominasi.
Low Camera Angle
Posisi kamera di baawah ketinggian mata, sehingga kamera harus mendongak untuk merekam agambar subyek. Posisi ini memberikan kesan cenderung menambah ukuran tinggi obyek, memberikan kesan kuat, dominan dan dinamis.
Bird Eye View
Kamera mengambil subyeknya dari atas.
Subjective Camera Angle
Kamera diletakkan di tempat seorang karakter (tokok) yang tidak Nampak dalam layer dan mempertunjukkan pada penonton suatu pandangan dari sudut pandang karakter tersebut.
Objective Camera Angle
Kamera merekam peristiwa atau adegan seperti apa adanya.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perekaman
1. Gunakan tripod, meskipun camcorder dilengkapi built-in image stabilization












2. Panning,zooming dan gerakan lain dilakukan secara pelan, smooth dan tidak tergesa-gesa
3. Mengatur komposisi dengan panduan The Rule of Thirds
4. Gunakan cahaya
5. Gunakan external microphone
6. Hindari penggunaan special effects
7. Video yang baik harus memiliki alur cerita yang utuh, yaitu pembuka, isi dan penutup.

Langkah-langkah perekaman:

1. Gunakan tripod :untuk menjaga kestabilan camcorder sehingga gambar video yang dihasilkan lebih baik dan tidak shaky
2. Panning, zooming, dan gerakan lainnya diperhatikan.
 perekaman satu scene sebaiknya tidak terlalu lama
 perpindahan antar scene yang terlalu cepat.
3. Mengatur komposisi
 Posisi subyek dan latarnya diperhatikan
 Sebagai panduan, gunakan The Rule of Thirds.
4. Gunakan cahaya
Untuk menghasilkan gambar yang baik pencahayaannya harus memadai.
5. Gunakan external microphone
Tanpa peralatan audio yang memadai, sulit untuk mendapatkan video dengan suara yang berkualitas.
6. Hindari penggunaan special effects
Sebaiknya untuk membuat efek-efek tertentu dilakukan dengan menggunakan software, sehingga didapat kontrol transisi yang lebih baik dengan pilhan special effects yang variatif.


Bidang pandangan atau framing adalah suatu langkah pengambilan gambar yang harus menentukan luas bidang pandangan untuk suatu obyek utama dan obyek lainnya dalam hubungannya dengan latar belakang.
Macam bidang pandangan atau framing adalah :

Gambar 6. Extreme Long Shot

ELS ( Extreme Long Shot)
Shot sangat jauh, menyajikan bidang pandangan yang sangat luas, kameramengambil keseluruhan pandangan. Obyek utama dan obyek lainnya nampak sangat kecil dalam hubungannya dengan latar belakang.

Gambar 7. Long Shot
LS (Long Shot)
Shot sangat jauh, menyajikan bidang pandangan yanglebih dekat dibandingkan dengan ELS, obyek masih didominasi oleh latar belakang yang lebih luas.

MLS (Medium Long Shot)
Shot yang menyajikan bidang pandangan yang lebih dekat dari pada long shot, obyekmanusia
biasanya ditampilkan dari atas lutut sampai di atas kepala.

Gambar 8. Medium Long Shot

Gambar 9. Medium Shot
MS (Medium Shot)
Di sisni obyek menjadi lebih besar dan dominan, obyek manusia ditampakkan dari atas pingang sampai di atas kepala. Latar belakang masih nampak sebading dengan obyek utama.

Gambar 10. Medium CloseUp
MCU (Medium Close Up)
Shot amat dekat, obyek diperlihatkan dari bagian dada sampai atas kepala. MCU ini yang
paling sering dipergunakan dalam televise.

Gambar 11. Close Up
CU (Close UP)
Shot dekat, obyek menjadi titik perhatian utama di dalam shot ini, latar belakng nampak sedikit sekali. Untuk obyek manusia biasanya ditampilkan wajah dari bahu sampai di atas kepala.

BCU ( Big Close Up)
Shot yang menampilkan bagian tertentu dari tubuh manusia. Obyek mengisi seluruh layar
dan jelas sekali detilnya.

Gambar 12. Big Close Up

Gambar 13. Extrime Close Up
ECU ( Extrime Close Up)
Shot yang menampilkan bagian tertentu dari tubuh manusia. Obyek mengisi seluruh layar
dan jelas sekali detilnya

Dalam suatu produksi di bidang audio visual, hampir tidak pernah ada merupakan hasil produksi seorang diri. Audio visual merupakan karya bersama atau banyak orang. Maka dari itu untuk memperlancar proses produksi, perlu adanya penyamaan istilah dalam mengerakan kamera, sehingga antara juru kamera dan sutradara ada kesamaan istilah.
Istilah-istilah gerakan kamera adalah:
Pan, Panning
Pan adalah gerakan kamera secara horizontal (mendatar) dari kiri ke kanan atau sebaliknya.
Pan right (kamera bergerak memutar ke kanan)
Pan left (kamera bergerak memutar ke kiri)
Gerakan pan biasanya dilakukan untuk mengikuti subyek ( orang yang sedang berjalan), mempertunjukkan suatu pandangan yang lebih luas secara menyeluruh.
Jangan melakukan panning tanpa maksud tertentu. Seblum melakukan panning hendaknya terlebih dahulu menentukan titik awal dan titik akhirdari shot (adegan) yang akan direkam. Apabila kita merekan adegan gerak seseorang yang sedang berjalan, berilah ruang kosong yang lebih longgar di depannya. Ruang kosong ini dinamakan leading space.

Tilt, Tilting
Tilting adalah gerakan kamera secara vertical,mendongak dari bawah ke atas atau sebaliknya.
Tilt up : mendongak ke atas
Tilt down : menunduk ke bawah
Gerakan tilt dilakukan untuk mengikuti gerakan obyek, untuk menciptakan efek dramatis, mempertajam situasi.
Gerakan tilt ini sebaiknya ditentukan terlebih dahulu titik awal dan titik akhir shot.
Dolly, Track
Dolly atau track adalah gerakan di atas tripot atau dolly mendekati atau menjauhi subyek.
Dolly in : mendekati subyek
Dolly out: menjauhi subyek
Pedestal
Pedestal adalah gerakan kamera di atas pedestal yang bisa dinaik turunkan.
Sekarang ini banyak digunakan Porta-Jip Traveller.
Pedestal up : kamera dinaikan
Pedestal down : kamera diturunkan
Degan menggunakan teknik pedestal up/down kita bisa menghasilkan perubahan perspektif visual dari adegan.
Crab
Gerakan kamera secara lateral atau menyamping, berjalan sejajar dengan subyek yang sedang berjalan.
Crab left (bergerak ke kiri)
Crab right ( bergerak ke kanan)
Crane
Crane adalah gerakan kamera di atas katrol naik turun.
Arc
Arc adalah gerakan kamera memutar mengitari obyek dari kiri ke kanan atau sebaliknya.
Zoom
Zooming adalah gerakan lensa zoom mendekati atau menjauhi obyek secara optic, dengan mengubah panjang focal lensa dari sudut pandang sempit ke sudut pandang lebar atau sebaliknya.
Zoom in : mendekatkan obyek dari long shot ke close up
Zoom out : menjauhkan obyek dari close up ke long shot

Langkah-langkah Merekam Gambar dengan kamera :
1. Cek sambungan-sambungan peralatan
2. Hidupkan power kamera dan semua peralatan yang bersambungan
3. Pasang portable VCR pada Record Stand By
4. Pilih filter koreksi warna yang cocok dengan kondisi cahaya setempat
5. Atur black balance dan white balance
6. Arahkan kamera pada subyek, atur iris, zooming fokus.
7. Buat framing dan komposisi yang di inginkan.
8. Untuk mulai rekaman, tekan tombol VTR Start/Stop.
9. Indikator REC/TALLY pada viewfinder akan menyala selama rekaman.
10. Untuk menghentikan rekaman, tekan tombol VTR Start/Stop sekali lagi.
















URAIAN MATERI VIII
MELAKUKAN EDITING GAMBAR
Edit video : proses memanipulasi dan menyusun kembali gambar-gambar video menghasikan pekerjaan baru.
 Menyusun kembali, menambah / memindahkan bagian video klip dan atau audio clip.
 Mengkoreksi warna, filter dan peningkatan lain.
 Membuat transisi antar clip.
Tujuan Editing
1. Memindahkan footage yang diinginkan
2. Memilih Footage Terbaik
3. Membuat Aliran
4. Menambah efek, grafis, musik
5. Ubah gaya, langkah atau situasi video
6. Pemberian penjuru video tertentu
Jenis-jenis editing video
1. Menyambung film
2. Komputer / digital (non linier)
3. Edit langsung
4. Tape ke tape (linear)
Prosedur dasar sederhana :
a. tempatkan video yang akan diedit dalam mesin sumber dan tape kosong pada mesin video merekam
b. tekan play pada mesin sumber dan record pada perekam
Proses-proses Editing Gambar
1. Seleksi : melakukan pemilihan bagian gambar sebelum dikenakan tindakan tertentu.
2. Membuat Layer : membuat lapisan-lapisan lembar gambar transparan yang saling bertumpukan, dan tiap lembarnya dapat dilakukan manipulasi gambar tanpa merusak lapisan gambar yang lain.
3. Merubah ukuran : merubah ukuran gambar melalui proses image scaling agar gambar lebih kecil atau lebih besar.
4. Merubah orientasi :Gambar diputar menurut sudut tertentu, atau dicerminkan menurut sumbu vertikal atau horisontal.
5. Crop Gambar : menghilangkan bagian tertentu gambar, kebanyakan untuk keperluan estetis, layout dan komposisi.
6. Mengatur Gelap-Terang dan Kontras :Mengatur gambar dengan setting brightness & contrast
7. Menghilangkan bagian gambar tertentu : untuk menghilangkan obyek yang tidak diinginkan, menggunakan sejenis "clone" atau "stamp" tool yang dapat mengganti suatu bagian gambar dengan men-cap bagian tersebut dengan "tinta" yang berisi tekstur gambar yang ada di sekelilingnya.
8. Penyesuaian warna : Dengan pemilihan fungsi seleksi) daerah warna tertentu atau channel warna tertentu (mode RGB/CMYK), suatu gambar dapat diubah warnanya agar lebih alami atau untuk mencapai efek tertentu.
9. Koreksi Lensa :Gambar yang dihasilkan dari kamera tertentu mungkin mengandung distorsi tertentu berkaitan dengan berbagai macam lensa yang digunakan.
10. Melembutkan atau menajamkan gambar : dihasilkan dengan setting tertentu, dengan membuat seleksi obyek tertentu yang kemudian di-blur.
11. Membuat Obyek
a. obyek yang lazim dibuat pada kegiatan image editing ialah teks
b. obyek geometris agak sukar dibuat karena harus menggunakan program grafis berbasis vektor grafis.
12. Menggabungkan Gambar (Merging): Elemen-elemen gambar yang terpisah dapat digabung (merge) untuk mengurangi kompleksitas layer.
13. Mengiris (slicing) gambar : pengirisan gambar memungkinkan sebuah gambar besar dipotong-potong menjadi sejumlah gambar kecil untuk kegunaan kelancaran pemuatan (loading) gambar pada komunikasi internet.
14. Penambahan Efek : pilihan efek mampu menghasilkan gambar yang artistik.

Video/Film adalah rangkaian banyak frame gambar yang diputar dengan cepat. Masing-masing frame merupakan rekaman dari tahapan-tahapan dari suatu gerakan. Kita sebagai manusia tidak dapat menakap jeda antar frame yang diputar dengan kecepatan tinggi, rata-rata di atas 20 frame per detik. Standar kecepatan perputaran frame ini kita mengenal beberapa standar broadcast.
Tabel 1. Standar broadcast Video/Film







Video Analog dan Video Digital
Video Analog, Gambar dan Audio direkam dalam bentuk sinyal Magnetik pada pita magnetik.
Video Digital, juga serupa dengan Video analog, gambar dan sura digital direkam dalam pita magnetic, tetapi menggunakan sinyal digital berupa kombinasi angka 0 dan 1.
Format Data Video
Video Analog : VHS, S-VHS, Beta, Hi-8
Video Digital : Digital 8, AVI, Mov, MPEG1 (VCD), MPEG2(DVD) DV, MPEG4 dan lainya.

Perbedaan data format tersebut ditentukan oleh ukuran rekaman gambar atau resolusi, dan data ratenya.
Contoh :
MPEG1 memiliki resolusi 352 x 288 pixel, dengan data rate/bitratenya 1,15 Mbps, digunakan untuk VCD, sama dengan VHS pada Video Analog MPEG2 memiliki resolusi 720 x 576 pixel dan bitratenya 9,8 Mbps, digunakan untuk DVD, sama dengan S-VHS pada Video Analog MPEG4 digunakan untuk video streaming.
Video Digital, tidak adanya penurunan kualitas gambar dan audio dalam proses reproduksi (selama tidak dilakukan kompresi), selain itu lebih mudah dalam editingnya dengan system non-linear, tetapi apabila ada kerusakan sebagian data (kombinasi sinyal 0 dan 1) maka akan rusak keseluruhan, berarti kita tidak dapat menggunakan data tersebut.





Teknik Video Editing
Teknik Linear dan Non-Linear
Teknik Linear dilakukan dengan memotong-motong bahan video yang diberi istilah klip dan disusun dengan menggunakan video player dan perekam (VCRVideo Cassete Recorder), bias juga menggunakan dua player bila kita ingin memasukan effect.
Teknik Non-Linear, serupa dengan linear kita memotong-motong klip dalam editing, tetapi jauh lebih muda karena tinggal drag and drop tanpa kerja dari nol, begitu juga untuk memasukan effect, kita tinggal drag and drop dengan effect yang sudah tersedia. Bahkan kita dapat mengatur dengan mudah durasi dari effect yang kita pakai.


Editing
Seorang yang bekerja sebagai editor haruslah seorang yang sabar, mampu mengendalikan diri dan mau terus mencoba dan belajar sesuatu secara terus menerus, dan pandai memutuskan sesuatu dalam kerjanya sebagai penyunting gambar. Dalam produksi program dokumenter seorang editor yang diberikan banyak peluang bagi kreativitasnya dapat dikatakan sudah menjadi sutradara kedua, ketika bahan editing diberikan ada banyak hal yang tidak sesuai dengan naskah produksi, dibutuhkan sungguh-sungguh tanggung jawab untuk membuat keputusan yang subyektif sifatnya.
Pekerjaan seorang editor sangat jauh dari tantangan fisik yang biasa dialami crew produksi. Ketika seorang sutradara sangat terbiasa dengan berbagai situasi dalam produksi sebuah film, seorang editor yang tidak terlibat langsung dalam produksi akan menerima bahan editing sebagai keharusan dan tanpa dapat merubah bahan yang sudah ada, seorang editor harus dapat menyampaikan pada sutradaranya kemungkinankemungkinan yang dapat dilakukan pada bahan Editing yang ada.
Ada beberapa metode kerja yang biasa digunakan seorang sutradara pada tahap pasca produksi. Seorang sutradara mungkin memberikan editing script kepada editor sebagai panduan editing. Sutradara yang lain mungkin mendiskusikan tentang hal-hal khusus yang didapatnya saat shoting dan menyerahkan sepenuhnya kepada editor untuk memilih bahanbahan terbaik yang dapat mendukung hal-hal khusus yang menurut sutradara penting untuk ditampilkan.
Sutradara yang lain mungkin setiap kali akan memeriksa pekerjaan editornya untuk memastikan gambar-gambar yang kuat, perasaan yang dimunculkan dalam setiap sekuen bagian mana yang memiliki peristiwa dan dampak paling menarik untuk dimunculkan dan
seterusnya.`Selanjutnya editor akan menyiapkandan mengumpulkan semua bahan yang diperlukan, membuat versi awal dari film. Sebagian besar editor meninggalkan ruang editingnya pada tahap ini untuk memastikan bahwa mereka sudah mengamati semua bahan yang ada. Sutradara yang sangat peduli dengan karyanya akan duduk diruang editing siang dan malam untuk memberikan masukan pada editor dalam kerjanya, walaupun yang memutuskan susunan gambar secara keseluruhan adalah editor. Sebagian editor senang bertukar pendapat selama proses editing berlangsung. Sebagian lagi lebih suka independen dalam pemikiran dan pekerjaan yang dilakukan, mereka lebih suka bekerja sendiri untuk
menyelesaikan semua kesulitan dalam penyelesaikan film yang dibuat. Dalam pergulatan ini mereka ingin lebih berkonsentrasi denga editing script dan peralatan editing yang mereka gunakan.
Pada akhirnya hanya sedikit hasil diskusi yang mungkin tertuang dalam hasil editing; setiap adegan setiap potongan gambar diteliti dengan cermat, dirundingkan lagi, dibuat berisi dan seimbang. Hubungan antara editor dan sutradara sangat kuat dan seorang editor seringkali menggunakan kepekaan rasanya yang sangat kuat tetapi bertentangan dengan gambaran dan keinginan yang direncanakan sutradara terhadap bahan editing yang ada.
Editing adalah proses pasca produksi yang menggabungkan, menyusun shot demi shot menjadi scene, scene demi scene menjadi sequence, bertujuan untuk menyajikan cerita agar mudah dinikmati pemirsa. Sehingga perlu diperhatikan beberapa syarat berikut ini.
1. Kesinambungan cerita,
2. kesinambungan gambar dan kesinambungan suara,
3. kesinambungan irama adegan, hubungan shot yang satu dengan shot berikutnya, denganmemperhatikan variasi frame dan komposisi gambar.

a. Jenis-jenis Editing.
1) Switching atau editing langsung
Editing yang langsung dilakukan dengan menggunakan alat switcher untuk menggabungkan dua kamera atau lebih secara Life. Editing dengan menggunakan switcher harus dilakukan dengan cepat bahkan spontan tetapi tepatpemilihannya. Kecepatan memilih juga sangat tergantung dari kesiapan kamerawan.
2) Post production Editing.
Editing yang dilakukan setelah shot dan scene direkam dalam pita atau kaset (lazim disebut original atau master shoting) kemudian disusun sesuai alur cerita dalam naskah.
Hasil editingnya disebut master editing.
3) linear Editing
Editing dengan menggunakan peralatan video berupa VCR, TV monitor, editing control unit, audio dan video mixing. Dengan alat ini dapat dilakukan assemble editing dan insert editing. Assemble editing pada dasarnya memasukkan gambar yang sudah direkam ke dalam pita master edit. Setelah selesai disambung dengan gambar berikutnya, demikianseterusnya. Sedang insert editing adalah memasukkan gambar atau suara disisipkan kem dalam pita master edit.
4) Non linear Editing
Editing dengan menggunakan computer besertaperlengkapannya, seperti : video capture card (pinnacle, Matrox, Canopus, dll), sound card, serta program editing seperti: adobe premier, ulead, Pinnacle studio dll

b. Persiapan editing
Setelah gambar direkam dalam pita atau kaset (master shoting atau original) selanjutnya dilakukan persiapan untuk editing dimulai dari :
1) workprint dan logging
Workprint adalah memindah original ke kaset lain untuk mengetahui isi dan mencatat logging
2) editing off line
Dengan menggunakan editing off line on paper dimana dapat ditulis secara langsung dan berurutan shotshot yang diperlukan. Kemudian dengan bantuan log sheet, shoting script dapat disusun editing script
3) Editing on Line
Sesuai peralatannya dapat dilakukan dengan linear editing maupun non linear editing. Saat ini akan dikerjakan non linear editing dengan menggunakan computer yang
telah dilengkapi untuk keperluan aditing.

Langkah-langkah editing on line dengan computer, garis besarnya adalah sebagai berikut :
a) Gambar original (master shoting) di-capture / dipindah ke computer. Setiap meng-capture hendaknya diberi judul untuk memudahkan dalam pemilihan sesuai yang diperlukan, kemudian disimpan.
b) Merekam narasi dan suara (audio) lain yang diperlukan menggunakan software audio computer.
c) Buka program adobe premier, buat proyek baru (new project) beri judul proyeknya.
d) Impor dari file video hasil capture (a) dan audio dari hasil (b)
e) Tempatkan audio yang diperlukan, khususnya narasi, pada track audio.
f) Pilih gambar dan letakkan pada track video dengan cara video on sound (tentu saja sesuai editing script)
g) Mixing hasil (f) dengan audio sebagai sound effect, background music.
h) Sekarang telah diperoleh master editing.

c. Video Transisi
1) Cut dan cutting
Cut adalah cara yang paling sering digunakan dalam perpindahan langsung dari satu shot ke shor berikutnya.
Macam-macam cutting-nya adalah :
a) Jump cut
Suatu pergantian shot, dimana kesinambungan waktu terputus, karena loncatan waktu dari shot ke shot berikutnya.
b) Cut in, insert
suatu shot yang yang disisipkan pada shot utama dengan maksud untuk menunjukan detil shot utama.
c) Cut away, intercut, reaction shot
Shot action yang diambil pada saat yang sama sebagai reaksi dari shot utama.
d) Cut on direction
suatu sambungan shot dimana shot pertama ditunjukan suatu obyek yang bergerak menuju ke satu arah, shot berikutnya objek lain yang mengikuti arah gerakan dari shot pertama. Misalnya seseorang yang sedang memperhatikan sesuatu yang sedang berjalan.
e) Cut on movement
sambungan shot dari satu objek yang bergerak kearah yang sama, dengan latar belakang yang berbeda.
f) Cut rhyme
Cutting bersajak bergantian shot/scene dengan loncatan waktu pada kejadian yang sama, saling berhubungan, taqpi dalam suasana yang berbeda.
Fungsi utama transisi dengan menggunakan cutting adalah kesinambungan action, detail objek, peningkatan atau penurunan suatu peristiwa, perubahan tempat dan waktu.
2) Dissolve
Dissolve adalah perpindahan gambar secara berangsur-angsur, akhir dari shot sedikit demi sedikit bercampur dengan shot berikutnya. Jadi shot pertama berangsur-angsur hilang sedang shot kedua berangsurangsur muncul. Penggunaan dissolve memang lebih leluasa disbanding dengan cutting. Namun demikian pergantian tempat atau waktu (time of lapses) tepat jika menggunakan dissolve. Penggunaan lainnya adalahuntuk jembatan penghubung atau transisi dari shot action, waktu dan tempat, hubungan yang erat antara
dua shot. Misalnya pengambilan LS seorang penyanyi kemudia CU wajah penyanyi, dengan menggunakan diossolve akan kelihatan artistic dan dramatis. Keduashot yang berbeda digabung secara berangsur-angsur tanpa mengganggu satu dengan yang lainnnya.
3) Fade
Penggunaan fading sedikit berbeda dengan dissolve. Pada fading gambar akan hilang secara berangsur-angsur (fade out), bila gambar muncul berangsur-angsur disebut fade in. kadang-kadang digunakan pula fade to black untuk perpindahan scene berikutnya, atau saat end title. Fade in dan fade out biasa digunakan pada saat awal dan akhir program.
4) Wipe, Split screen, superimpose, Chromakey
Pernah melihat gambar seola-olah dihapus atau disapu sehingga keluar dari frame dan muncul gambar baru, inilah. Jika dilayar kelihatan dua gambar yang sama itu menggunakan split screen. Sering pada akhir program adegan ditumpangi dengan tulisan itulah superimpose.
Chromakey merupakan tehnik menggabungkan dua objek dimana satu objeknya ditempatkan pada latar belakang warna tertentu biasanya warna biru tua. Kemudian dicampur/ditumpangi dengan gambar dari kamera lain yang tidak ada/sedikit warna birunya.
Jadinya seakan akan menjadi satu gambar satu kondisi. Pada teknik analog proses penggabungannya adalah pada mixer/switcher video. Pada teknik digital proses semacam ini tidak mengalami kesulitan bahkan tidak hanya warna biru tetapi bisa warna dasar yang lain. Pada komputer warna latar gambar pertama misalnya warna biru, pada proses chromakey warna biru ditindas dikurangi atau dihilangkan. Apabila gambar yang akanditumpangkan ada warna biru, maka bila di mix bagianwarna biru tadi akan menjadi tembus pandang. Olehkarena itu seorang penyanyi/artis jangan menggunakanpakaian warna biru kalau direncanakan akan digunakan teknik chromakey. Tekniknya penyanyi bisa
nyanyi/action di studio dan latarbelakangnya bisa mengambil di lokasi yang lain di luar studio. Hasilnya penyanyi seakan action dengan latar yang berbeda-beda di luar studio. Misalnya lagi seorang penyiar dishot dengan latar biru hasilnya ditumpangi gambar kapal dari hasil liputan lain, seakan-akan penyiar melakukan siarandi kapal.

d. Prinsip-prinsip editing
Darmanto menulis setidaknya ada beberapa prinsip editing yang harus diperhatikan. Diantaranya adalah :
1) Jangan menyambung gambar dengan cutting, dissolve,panning atau tracking tanpa motivasi yang jelas
2) Jangan menyambung dua gambar dari format yang sama, misalnya dari MS ke MS, LS ke LS karena akan kelihatan jumping
3) Jangan menyambung dari angle yang ekstrem LS ke CU, lebih halus dijembatani dengan MS, atau zoom in.
4) angan menyambung dua gambar yang sama tetapi diambil dari arah berlawanan (crossing the line)
5) Walaupun esensi televisi, video dan film adalah close up namun diingat keseluruhan cerita tidak mungkin dengan CU semua, harus ada LS,MS dan sebagainya.
6) Jangan memotong shot saat bergerak panning ataupun tilting. Sambunglah saat awal atau akhir gerakan. Juga jangan membuat cutting dari dua kamera yang bergerak, kecuali dengan gerakan yang sama serta kecepatan yang sama pula.
7) Jangan dissolve gambar dari dua kamera yang bergerak (panning), atau dari kamera yang bergerak ke statis atau sebaliknya. Kecuali gerakannya sama atau ingi memberikan efek tertentu.
8) Hindari fast dissolve. Cobalah 2-3 detik untuk waktu perpindahan
9) Bila membuat fade in usahakan jangan gambar dahulu yang muncul, karena akan “mati”, usahakan bersama atau audio dahulu
10) Buatlah cut dissolve dan lainnya sesuai irama suara, musik, komentar, lakukan cut, fade out saat musik atau kalimat berakhir.
Editing sebagai proses akhir sebuah produksi, dapat menolong kelemahan yang dilakukan petugas lain. Namunsebaliknya jika editor tidak maksimal bekerjanya juga dapat menurunkan kualitas produksi. Oleh karena itu kerjasama antar kru harus erat dan saling tolong menolong sesuai tanggung jawabnya masing-masing.

Proses Editing Video
VCD ( Video Compact Disc ) merupakan salah satu media yang efektif untuk menyampaikan suatu pesan atau maksud kepada orang lain. Berbagai tayangan video baikyang bersifat dokumentasi, hiburan, maupun pendidikan dapat dinikmati pada media VCD. VCD merupakan video yang dikemas dalam media CD, yang menggantikan pendahulunya yaitu kaset. Penggunaan kaset sudah mulai ditinggalkan karena sifatnya yang rentan terhadap jamur.
Selain itu penggunaan keeping CD relative lebih murah. Namun demikian VCD memiliki kualitas visual (tayangan) lebih rendah daripada menggunakan pita kaset VHS. Hal ini disebabkan oleh format file yang dimampatkan (terkompres) serta rendahnya jumlah pixel yang digunakan yaitu 352 X 288 (format PAL). Pada perkembangan teknologi berikutnya
kualitas tersebut diperbaiki pada format Super VCD maupun DVD (Digital Versetile Disc) .
Perangkat pemutar ulang VCD (VCD player) sangat mudah dijumpai dikalangan masyarakat, sehingga penggunaan VCD sebagai media yang efektif untukmenyampaikan pendidikan kepada masyarakat. Dengan berkembang pesatnya teknologi computer, dapat dipakai untuk berbagai keperluan termasuk digunakan memutar VCD. Karena maraknya penggunaan computer, media video tersebut kemudian dikemas dengan berbagai informasi
tambahan baik yang berupa kalimat maupun grafis menjadi CD interaktif. CD Interaktif ini merupakan alternatif media yang sangat efektif dalam pembelajaran.
Dalam proses produksi Video / VCD sangat ditunjang penggunaan program computer. Penerapan computer dalam proses produksi VCD adalah sebagai berikut :
1) Proses perekaman atau penangkapan (capture) .
2) Pengolahan video (editing) yang meliputi :
o Pemotongan (cutting)
o Penambahan (titling)
o Pemberian efek (effect)
o Penambahan animasi (animation)
o Pengisian suara (dubbing)
3) Pemampatan file format VCD (encoding)
4) Pembakaran keeping VCD (burning)
5) Pembuatan cover
Komputer yang digunakan untuk mengolah sinyal video atau editing harus memiliki spesifikasi perangkat keras tertentu, berdasarkan format yang dihasilkan serta jumlah efek yang digunakan. Semakin tinggi kualitas yang akan diproduksi serta semakin banyak jumlah efek yang digunakan dituntut piranti yang semakin cepat .

1) Proses Penangkapan (Capture)
Proses penangkapan (capture) adalah penyimpanan sinyal masukan (video & Audio) menjadi file berformat movie (AVI, MPEG, dll) ke dalam computer untuk keperluan penyimpanan ke format file video digunakan perangkat keras yang popular dengan nama Capture Card. Ada dua jenis capture card berdasarkan fasilitas pendukungnya (untuk keperluan edit video), yaitu kelas rumah tangga dan kelas professional. Untuk kelas rumah tangga fasilitas editing terbatas dibandingkan kelas professional, sehingga konsekuensi harganya juga terpaut jauh. Contoh piranti jenis ini adalah snazii Video Creator, pinnacle studio DC10 Plus, dll. Untuk kelas professional sudah dilengkapi fasilitas pengolahan video secara real time pada perangkat kerasnya sehingga prosesnya lebih cpat dan kualitas yang dihasilkan lebih baik. Contoh piranti jenis ini adalah Matrox Rt2500, Pinnacle Pro One RTDV dll. Software yang digunakan sudah menyertai pada saat pembelian. Contoh program yang sering disertakan pada card editing jenis professional adaalh adobe premiere.
Proses penangkapan sinyal video meliputi dua jenis sinyal masukan yang digunakan , yaitu :
a) Sinyal analog
Untuk mengubah sinyak keluaran kamera video, handycam atau Video Cassete Recorder (VCR) jenis analog, digunakan piranti yang capture card. Piranti ini berfungsi mengubah video analog menjadi file format video atau movie (AVI, MPEG-1. MPEG-2, dll)
b) Sinyal digital
Untuk mengolah sinyal keluaran kamera video / handycam jenis digital, pada beberapa mainboard sudah dilengkapi dengan konektor jenis IEEE 1394. Padacomputer yang belum memiliki fasilitas ini dapatditambahkan capture card jenis digital yang memiliki konektor IEEE 1394. Contohnya adalah Dazzle DV editorSE.
Pada capture jenis rumah tangga umumnya hanya digunakan untuk menangkap sinyal analog, sedangkan pada piranti video editing kelas professional pada umumnya memiliki kedua jenis masukan baik analog maupun digital .
2) Pengolahan Video (editing, penambahan animasi, dubbing)
File video atau movie (AVI,MPEG,dll) dapat diolah atau dilakukan proses penyuntingan (editing) .
Penyuntingan file video meliputi :
a) Pemotongan (cutting)
File movie dapat dipotong sesuai keperluan . Selain itu dapat dipisah (split) antara Video & audio untuk diambil bagian video atau audionya saja .
b) Penambahan efek (effect) .
File movie hasil encoding dapat diberi efek yang meliputi ; efek transisi (transition effect), efek gerak (motion), mauoun video filter (perwarnaan, efek kamera, pencahayaan, painting, focus, dll ). Selain itu dapat dilakukan pemberian efek dengan cara menumpangkan (overlay) beberapa video ke video lainnya dengan cara kroma key, bahkan diberikan polesan efek tambahan .
c) Penambahan kalimat (tilling)
Untuk memberikan keterangan mengenai tayang video dilakukan penambahan kalimat (tilling) Kalimat tersebut dapat diberi efek gerak atau animasi .
d) Penambahan animasi (animation)
Penambahan animasi pada gambar atau grafis (still image) dan teks akan memberikan kesan lebih hidup. Terdapat program animasi baik 2 dimensi (2D) maupun 3 dimensi (3D).
e) Pengaturan audio (volume, efek suara )
Audio atau suara pada file video dapat diatur volumenya, ditambah efek (audio filter) maupun dicampur dengan sumber suara lain.
f) Penggantian suara atau sulih suara (dubbing)
Suara pada file video juga dapat dihilangkan atau diganti dengan suara yang lain melalui proses rekaman suara menggunakan program computer. Selain itu juga dapat ditambahkan musik sebagai pengiring (sound track).
Untuk keperluan tersebut digunakan program editor video antara lain; Ulead Media Studio, Ulead Video Studio, Adobe Premiere, Pinacle Studio, MGI Video Wave, Vegas Video, dll. Setelah dilakukan pengolahan, maka dapat diperoleh file hasil campuran melalui proses rendering.
Format file tersebut antara lain AVI, MPEG (format VCD), dll.
Program-program penunjang editor video antara lain adalah program pengolah grafis (contoh : Adobe Photoshop, Ulead Photo Impact), program pembuat animasi (contoh : 3D Studio Max, Ulead Cool 3D), program perekam dan pengolah suara (contoh : Sonic Foundry Sound Forge, Musicmatch Jukebox) .

3) Pemampatan File Movie (encoding) .
File hasil campuran program editing (hasil rendering) dapat diputar ulang (playback) dengan program computer, namun tidak dapat langsung diputar pada piranti lain seperti VCD player. File tersebut ukurannya sangat besar sehingga tidak muat pada keping CD (CDR). Supaya media penyimpanannya (CDR) mampu menampung file movie dengan durasi lebih lama, maka file tersebut harus dimampatkan atau dikompres sesuai standar piranti
pemutar ulang yang digunakan (contoh : VCD-PAL). Proses pengubahan atau pemampatan file movie (AVI, MPEG, dll) ke format lain dinamakan encoding. Contoh program encoding VCD (MPEG-1) antara lain ; Panasonic encoder, TMPGenc, Xing MPEG encoder, LSX, dll .
Untuk keperluan pembuatan CD interaktif, pada umumnya format yang digunakan adalah Quicktime Movie (MOV), oleh Karena itu dalam proses pemampatan file harus menggunakan format tersebut .

4) Pembakaran Keping VCD (burning)
Cara menyimpan file pada keping CD (CDR) adalah melalui pembakaran sinar laser pada permukaan bagian bawah. Program pembakar keping CD (CD Burning) antara lain Ahead Nero Burning ROM, Roxio CD Creator, Ulead DVD Movie Factory, dll. Setelah proses pembakaran, maka keping CD (CDR) yang memiliki format VCD dapat diputarpada VCD player .


5) Pembuatan Cover
Tampilan sampul (cover) VCD memiliki peran dan daya tarik tersendiri. Supaya kemasan VCD hasil produksi terlihat lebih bagus, maka cover hendaknya dirancang dengan baik, pada sisi depan maupun pada keeping CD-nya. Untuk menunjang keperluan ini dapat digunakan program pengolah grafis seperti Corel Draw, Adobe Photoshop, Ulead Photo Impact. Selain itu ada program khusus pembuat cover yang biasanya dikemas bersama program pembakar CD seperti Ahead Nero Cover Design.
Dalam proses penyuntingan (editing) perlu mengetahui format video yang akan dihasilkan. Dengan mengetahui format video yang akan digunakan, maka dalam mendesain
suatu grafis atau gambar diam atau membuat animasi (baik 2D maupun 3D) dapat sesuai dengan rasio ukuran frame (frame size) dan jumlah frame per detiknya dari format video yang dihasilkan . diperoleh di pasaran. Pengetahuan tentang tehnik pengolahan video (editing) sangat diperlukan dalam pembuatan media Video / VCD. Dengan mengetahui teknikteknik pengolahan video, akan membuka konsep pemikiran kepada pembuat naskah maupun tim produksi yang nantinya bekerja di lapangan dalam pengambilan gambar (video).
























URAIAN MATERI IX

MATERI REPRODUKSI HASIL REKAMAN

LANGKAH –LANGKAH MEREPRODUKSI HASIL REKAMAN
1. Mentransfer hasil rekaman/klip video dari kamera ke komputer.
2. Gunakan aplikasi converter untuk mengubah format file yang hendak diubah ke format lain yang bisa dibaca aplikasi editing video (format AVI).
3. Jalankan aplikasi Converter. Pilih file yang akan diubah dan masukkan ke kolom Input Files. Tentukan juga lokasi penyimpanan file AVI nantinya. Selanjutnya klik 'Convert Now' untuk memulai proses konversi.
4. Berikutnya file AVI tersebut diubah ke format MPEG memakai aplikasi TMPGENc. Klip video diedit dengan aplikasi editing video terlebih dulu.
5. Merekam file ke format VCD sekaligus melakukan proses burning atau perekaman ke keping CD






























URAIAN MATERI X

MATERI MERAWAT KAMERA
Perawatan Camera /Video Handycam :

b. Cek apakah Battery packnya sudah terisi penuh atau tidak, jika tidak harus segera di Charge (Di isi kembali) dalam keadaan Batttery terpasang di Camera / Video Handycam. Dapat pula di lakukan Recharge di luar Camera / Video Handycam bila ada alatnya. (Sebaiknya memiliki Battery cadangan )
c. Siapkan Memory Stick Baru;DVD-R Sony 30min Atau Jenis lain yang Baru / kosong untuk di gunakan. lalu masukkan kedalan Camera / Video Handycam (Sebaiknya memiliki Memory ataupun Caset cadangan / memory penyimpan data yang sudah banyak jenisnya
d. Lakukan pengecekan seluruh tombol–tombol control yang ada berfungsi atau tidak, bila tidak tolong di laporkan ke Dive Shop bila masih dalam Garansi. Bisa pula dengan cara membeli yang baru.
B. Untuk persiapan Housing Camera / Housing Video Ikelite sebelum di gunakan perhatikan hal–hal sbb:
e. Cek Tombol – tombol Oprasional Housyng Camera / Housyng Video Ikelite apakah ada tanda tanda keretakan, bila ada tolong di laporkan. Ke Dive Shop bila dalam masa Garansi. Untuk di cek keretakan yang ada, Dapat terjadi kebocoran atau tidak. Bisa Pula membeli yang baru
f. Buka Tutup Housing Camera / Housing Video Ikelite untuk pengecekan Oring tutup, Dengan cara membuka Kunci Tutup di Kanan atau Kiri tutup Housing Camera / Housing Video .Ikelite
g. Cek Oring tutup Housing Camera / Housing Video Ikelite. Sudahkah di beri Silicon Grease sebelum di gunakan untuk melakukan pengecekan kebocoran atau untuk di gunakan, agar tidak terjadi kebocoran Lakukan Test Tekanan (Cukup di kedalaman 1 -2 M )
h. Apabila Oring Robek, Lecet atau pun tidak Bulat lingkarannya. Dan tidak Elastis Harus Di lakukan penggantian Oring sebelum di gunakan.
i. Setelah yakin tidak ada kebocoran, maka Housing Camera / Housing Video Ikelite dapat di gunakan.
j. Cek apakah tali pengikat Housing ke tangan masih dalam keadaan baik. Bila tidak dapat diganti yang baru agar Housing tidak terlepas. (beli baru lagi aja sesudah menangis kali yach jikalau tak dapa di temukan)
C. Persipan Flash :
a. Cek Body Flash bila ada keretakan atau kelainan
b. Cek Battery dalam keadaan penuh atau tidak (Lebih baik membawa cadangan)
c. Cek Kabel kabel penghubung dan Oring bila ada (beri silicon grease), bila dalam keadaan rusak yach diganti




PELAKSANAAN
4. Setelah Camera / Video Handycam dalam keadaan baik dan semua tombol berpungsi maka dapat di lakukan pemasangan ke dalam Housing Camera / Housing Video Ikelite
5. Setelah Housing Ikelite di cek dan semuanya baik, maka Housing Ikelite tersebut siap di gunakan.
6. Lakukan pengecekan fungsi tombol-tombol control yang ada, dapat berfungsi atau tidak, sebelum anda melakukan Penyelaman, agar tidak menyesal nanti
7. Warning, warning, adalah yang penting jangan lupa untuk membuat Foto rekan-rekan yang membawa kamera. Terutama kami–kami yang tidak memiliki kamera itu lebih penting.

PERAWATAN
1. Simpan/tempatkan di tempat yang teduh dan tidak terkena matahari langsung. Jikalau di kapal yang tidak ada tempat teduhnya Anda dapat menutupi Housng Camera / Housing Video Ikelite tersebut dengan Handuk/ Baju biasa untuk sementara (Agar tidak terjadi pengembunan lensa di saat akan di gunakan / pada saat di gunakan )
2. Setelah digunakan Housing Camera/Housing Video Ikelite agar di lakukan pembilasan dengan air tawar.
3. Apabila anda melakukan penyelaman di laut, maka sebaiknya di siapkan Bak AIR Tawar untuk merendam / membilas Housing camera / Housing Video ikelite, Guna menghemat Air Tawar.
4. Siapkan Kanebo untuk menyeka Air di Seluruh permukaan Housing. Dapat pula gunakan penyemprot Udara dari House Inflator Regulator guna meniup air yang ada di sela – sela tombol – tombol Housing camera atau Video anda. Sebelum di lakukan pengelapan dengan Kanebo.
5. Jika Housing telah kering dari air maka anda dapat mengeluarkan Camera / Video yang ada dari dalam Housingnya dengan cara Housing tetap menghadap ke atas dan tutup berada di bawah. Hal ini di lakukan agar Camera / Video tidak akan basah tertetes Air yang tersisa di sekitar Oring yang sulit di keringkan
6. Setelah di gunakan jangan lupa untuk melakukan Charge Battery kembali untuk siap di gunakan kembali

PENYIMPANAN :
A. Dalam waktu yang lama:
1. Simpan Housyng di dalam Box aslinya ataupun di dalam Box Khusus itupun jikalau Housyng sudah benar – benar kering dari air (Di angin anginkan di tempat yang teduh, bebas dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab) Jika tidak ingin timbul Jamur. Karna Box telah memiliki pelapis Karet ataupun Busa pelindung di dalamnya
2. Berikan bahan bahan peresap uap air yang di jual bebas / beli bahan yang telah ada di toko toko kamera, agar kelembapannya dapat tetap terjaga dengan baik
3. Lepaskan Oring dari posisinya, jikalau ingin menyimpan dalam waktu yang cukup lama
4. Oring yang di lepas sebaiknya di beri Silicon Grease agar oring dapat Berumur Panjang
5. Setelah Oring di lepas sebaiknya Tutup Housing di ganjal dengan Karet Elastis agar mengurangi benturan yang akan terjadi tanpa di sengaja
6. Simpan Oring di dalam plastic ( Klip plip ) yang dapat di tutup rapat, agar tidak terkena debu yang dapat menempel karena Oring memiliki Silikon Grease yang dapat melekatnya benda asing. vii. Lepas Semua Battery yang ada pada Camera, Video, maupun Flash agar tidak terjadi kerusakan yang tidak diinginkan oleh battery yang rusak



B. Dalam waktu yang pendek:
1. Simpan Housing di dalam Box aslinya ataupun di dalam Box Khusus itupun jikalau Housing sudah benar–benar kering dari air (Di angin anginkan di tempat yang teduh, bebas dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab) Jika tidak ingin timbul Jamur. Karena Box telah memiliki pelapis Karet ataupun Busa pelindung di dalamnya
2. Berikan bahan bahan peresap uap air yang di jual bebas/beli bahan yang telah ada di toko toko kamera, agar kelembapannya dapat tetap terjaga dengan baik
3. Lepas semua Battery yang ada pada Camera, Video, maupun Flash agar tidak terjadi kerusakan yang tidak diinginkan oleh battery yang rusak

Perawatan Digital Kamera

1.Jauhkan dari Kapur Barus
Kapur barus termasuk benda perusak yang sangat ‘ampuh’ terhadap kamera, yang dapat menyekat-nyekat kamera dan bagian kamera yang lain, yang berbahan dasar karet. Pada kamera elektronik, kapur barus bisa merusak jalur pada PCB (Printed Circuit Board), yaitu tempat chip-chip kamera terpasang dan beberapa elemen chip itu sendiri. Bahka uap kapur barus itu juga dapat menodai dan membuat ‘flek’ pada lensa.
Sebaiknya, simpanlah kamera di tempat yang kedap udara, sejuk dan kering. Jika harga lemari khusus untuk penyimpanan kamera terlalu mahal bagi anda, anda bisa mencari media penyimpanan alternatif sebagai penggantinya. Seperti misalnya, anda dapat menyimpan kamera dalam stoples yang tertutup rapat dan di dalamnya diberi silica gel, untuk menyerap kelembabannya.
Atau, anda bisa juga menyimpannya dalam lemari yang telah diatur sirkulasi udara dan kelembabannya. Caranya, dengan memasang lampu berkekuatan 5 watt dan diletakkan pada jarak kurang lebih 40 cm di atas kamera dan perlengkapan yang lainnya. Jangan lupa untuk membuka pembungkus kamera dan membersihkannya dari debu sebelum menyimpannya.
Ingat, kerusakan kamera yang diakibatkan oleh kapur barus biasanya tak bisa diperbaiki lagi. Maka, jangan sekali-kali menyimpan kamera di dalam lemari apapun yang telah diisi kapur barus atau kamper pengharum pakaian.

2. Hindari Kontak Langsung dengan Sinar Matahari
Jagalah kamera agar jangan sampai terjemur atau terkena cahaya matahari secara langsung dan berlebihan. Panas yang tinggi dapat merusak bagian-bagian kamera yang terbuat dari plastik dan karet, serta komponen elektronik yang lainnya.



3. Jagalah dari Goncangan yang Berlebihan
Jangan lupa untuk menaruhnya di dalam tas khusus kamera, guna menghindari guncangan yang berlebihan dengan lingkungan luar maupun benturan antar peralatan. Taruhlah kamera di tempat yang aman dan tahan terhadap guncangan.

4.Bersihkan Kamera dan Lensa

Sebaiknya kamera dibersihkan seminggu sekali atau secara teratur dan berkala. Untuk bagian luar fisik kamera, gunakan lap kering yang bersih dan tak kasar. Sedangkan untuk bagian dalam dan elemen-elemen kecilnya, gunakan blower atau peniup yang banyak dijual di toko kamera. Selain blower, juga bisa digunakan kuas berserabut halus, yang belum pernah dipergunakan pada benda yang lain.
Untuk membersihkan lensa yang terkena noda, misalnya terkena jari yang berminyak atau air keringat dari pemakai, pakailah tissue khusus yang banyak dijual di took


5.Hindari Goresan pada Lensa
Untuk menghindari goresan, sebaiknya lensa mempunyai filter ulir yang terpasang permanen di bagian depannya. Filter yang umum menjadi pelindung adalah jenis filter UV (Ultra Violet) atau filter skylight. Sedangkan untuk menghindari goresan di bagian belakang lensa, usahakan selalu memasang ‘bodycup’ penutup saat lensa dilepas dari badan kamera.

6.Hindari Air Laut
Jika anda menggunakan kamera di pantai, jagalah agar kamera tak terkena air laut atau bahkan jatuh ke dalamnya. Air laut sangat jahat dan penyebab karat yang potensial terhadap kamera ataupun perangkat elektronik yang lainnya. kecuali yang memang dirancang untuk bisa beradaptasi dengannya.
Sehabis digunakan di daerah pantai, pembersihan kamera wajib dilakukan sesegera mungkin. Uap air laut seringkali meninggalkan butir-butir garam yang menyebabkan karat pada kamera. Jika suatu saat, tanpa sengaja kamera anda tercebur ke dalam air laut, langsung rendam kamera anda ke dalam air tawar, kemudian bilaslah berkali-kali untuk menghilangkan bekas-bekas air laut.
Proses pengrusakan oleh air laut berlangsung sangat cepat dan dalam hitungan menit setelah tercebur, sehingga bila pembilasan air ini tidak dilakukan sesegera mungkin, kamera yang tercebur ke dalam air laut tak akan bisa diselamatkan. Setelah dibilas hingga bersih dari air laut, bawa segera ke ahli servis kamera untuk membersihkannya dan mengeringkan kamera tersebut.

7.Service di Tempat Terpercaya atau Resmi
Secara berkala, dalam kurun waktu tertentu, sebaiknya kamera digital diservis ke tempat khusus, terpercaya dan malah lebih bagus yang resmi. Jangan tunggu kamera rusak kemudian baru diservis. Servis yang dimaksud adalah ‘servis besar’, yang meliputi pembersihan bagian dalam kamera, seperti pembersihan lensa dari jamur yang menempel atau juga penyesuaian setelan-setelan utama kamera.
Jangan terlampau sering mencuci lensa atau membersihkan bagian dalamnya bila berjamur. Kaca lensa begitu peka. Makin sering dibersihkan, dapat mengakibatkan mutu gambar akan menurun. Untuk menjaga dan merawatnya, sebaiknya jangan disimpan di lemari pakaian anda, karena hal itu akan berpotensi mengundang jamur yang menempel di lensa bagian dalam kamera.
C.PERAWATAN KASET VIDEO

Tahukah anda kaset video transfer film (movie transfer) gampang tersrang jamur !! Tips untuk melindungi Kaset Video dari serangan jamur :
Bila kaset video / editing film, edit movie tidak dipakai dalam waktu lama, yang harus anda lakukan adalah :
CARA I.
1. Gulung kaset video anda hingga berada pada posisi pertama. (Rewind)
2. Pastikan kaset video dalam keadaan kering klik editing film, transfer video, transfer film untuk mengetahui informasi lainya.
3. Lalu simpan di kotak plastikyang kedap udara yang berisi bahan yang dapat menyerap air. Bila tidak ada Kotak plastik bias memakai kantong plastic berpelekat dan didalamnya diberi bahan penyerap air.
4. Lalu simpan di lemari yang tidak lembab. Klik video editing untuk mengetahui tips mengenai video editing.
Dengan melaksanakan keempat kegiatan di atas kaset video anda kini sudah aman dari jamur.

CARA II
Transfer Video / Transfer Movie (movie transfer) Kaset Anda ke Format DVD / VCD.
Manfaat yang anda peroleh :
1. DVD / VCD lebih mudah perawatannya
2. Praktis dalam penggunaan

Tips dan Trik Kamera Video
Merawat kamera video dilakukan dengan enam langkah berikut ini :
1. Jangan tingalkan kaset di dalam camcorder Anda saat tidak digunakan. Kaset bisa menyebabkan gesekan dan hal ini bisa mengakibatkan masalah pada proses merekam dan memutar
2. Jangan memasukkan kaset video dalam kondisi benar-benar dingin. Pelembab dari udara yang hangat dapat membut kaset menempel pada bagian drum sehingga merusak kaset dan dapat merusak video head
3. Jangan meninggalkan baterai di dalam camcorder saat tidak digunakan. Beberapa camera menarik energi baterai dalam jumlah kecil, namun konstan sehinga dapat menghabiskan baterai
4. Jangan meninggalkan kaset camcorder di dalam mobil yang terkena udara panas
5. Jangan menaruh label pada kaset camcorder dimana label ini kemungkinan berlawanan dengan pembuka pintu kaset. Hal ini dapat menyebabkan kaset menyangkut di dalam kamera
6. Rawat handycam Anda dengan menyerahkannya pada teknisi untuk membersihkan tape head saat kotor. Perawatan semacam ini dapat membuat kamera Anda lebih tahan lama

Yang harus diperhatikan dalam membeli kamera video adalah :
1. Cukup nyamankan anda memegang kamera tersebut
2. Apakah tersedia setting manual untuk fokus,aperture dan white balance
3. Berapa besar resolusi displaynya
4. Sebaik apakah image stabilizernya
5. Perlengkapan apa yang tersedia
6. Apakah diperlukan sebuah memory card untuk menyimpan foto
7. Apakah ada input analog dan digital
8. Apakah lensanya memiliki wide angle sejati
9. Apakah tersedia input untuk mikrophone dan headphone
10. Seberapa lama baterainya dapat bertahan

Bagaimana memilih Kamera Video dengan tepat perlu diperhatikan :
4. Teknologi Image Engine diantaranya LCD,CRT,LDP dan LCOS, pilihlah LCD
5. Resolusi SVGA,XVGA,SXGA dan UXGA, pilih resolusi yang tinggi SVGA
6. Brightness (pencahayaan) dengan ukuran ANSI Lumens, pilih dengan ANSI Lumens yang lebih besar
7. Koneksi mempengaruhi kualitas gambar VGA, RGB,RCA,S-Video,DVI, pilih yang paling lengkap
8. Ukuran (besar kecil) Kamera Video, pilih ukuran yang kecil

Tips merawat camera
1. Hindari kontak langsung dengan sinar matahari.
2. Hindari benturan/goncangan
3. Hindari tertindih barang
4. Bersihkan kamera dan lensa
5. Hindari goresan pada lensa.
6. Hindari kapur barus
7. Jangan sering mencuci lensa
8. Jangan terkena air laut
9. Jangan menyimpan didalam lemari pakaian
10. Kamera dibongkar setiap kali habis dipakai dan dibersihkan
11. Simpan kamera di ruangan yg ber AC
Pergunakan container yg tahan air seperti Tapperware untuk penyimpanan kamera
12. Taruh silica gel kedalam container tersebut.
13. Servis ditempat khusus





1 komentar:

  1. terima kasih atas materi yang anda poskan saya amat senang dengan tulisan anda

    BalasHapus

tinggalkan pesan.....

  © Blogger templates The Professional Template and Copyright 2009 Http://duniaartikelpendidikan.blogsot.com 2009 ---------By suhartono (Email : suhartono_unm20@yahoo.com and FB : thono_jhoe_unm) --------

Back to TOP