Jumat, 26 Oktober 2012

PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM DUNIA KESEHATAN

Era Globalisasi sekarang ini kemajuan teknologi sangat berkembang dengan begitu pesat. Salah satu kemajuan teknologi tersebut ialah teknologi informasi (TI) yang telah merambah keberbagai bidang kehidupan manusia. Defenisi Teknologi Informasi itu sendiri adalah Studi atau penggunaan peralatan elektronika, untuk menyimpan, menganalisa, dan mendistribusikan informasi apa saja melalui berbagai media (seperti internet), termasuk kata-kata, bilangan dan gambar. Salah satu kemajuan teknologi informasi merambah pada bidang kesehatan seperti kedokteran. Kemajuan dalam bidang kesehatan ini sangat berkembang dengan begitu pesat, sehingga banyak temuan-temuan yang didapatkan dengan bantuan Teknologi Informasi baik dalam bidang pengorganisasian rumah sakit, pengobatan, maupun penelitian pengembangan dari ilmu kesehatan itu sendiri. Pelayanan kesehatan berbasis teknologi informasi tengah mendapat banyak perhatian dunia. Terutama disebabkan oleh janji dan peluang bahwa teknologi mampu meningkatkan kualitas kehidupan manusia Dalam bidang kedokteran sendiri kemajuan Teknologi Informasi sangat menunjang ilmu kedokteran baik klinis, dasar maupun komunitas. Sebagai hasilnya, tidak kurang dari 750.000 jurnal dengan berbagai bahasa terbit setiap tahunnya yang bisa di searcing melalui jaringan internet. Akan tetapi tidak semua penelitian dapat diterapkan kepada pasien, sehingga dokter hendaknya memiliki pemahaman mengenai metodologi penelitian. Di dunia medis, dengan perkembangan pengetahuan yang begitu cepat (kurang lebih 750.000 artikel terbaru di jurnal kedokteran dipublikasikan tiap tahun), dokter akan cepat tertinggal jika tidak memanfaatkan berbagai tool untuk mengudapte perkembangan terbaru, Selain teknologi informasi juga memiliki kemampuan dalam memfilter data dan mengolah menjadi informasi, Namun, sebagian besar Jurnal kesehatan itu harus membayar per artikel. Hal inilah yang seringkali menjadi hambatan bagi para peneliti atau tenaga medis di Indonesia dan juga negara berkembang lainnya untuk mendapatkan informasi-informasi yang penting dan terbaru di dunia kesehatan yang sangat dibutuhkan dalam kegiatan pendidikan, penelitian, maupun pelayanan kesehatan. Suatu jurnal kesehatan mensyaratkan aturan sangat ketat sebelum sebuah artikel, agar dapat dimuat di dalam jurnal tersebut. Jurnal-jurnal ilmiah terakredetasi sangat menjaga pemuatan artikel. Akreditasi jurnal mulai dari D, C, B, dan A, dan atau bertaraf internasional. Bagi ilmuwan, apabila artikel ilmiahnya ditebitkan pada jurnal internasional, pertanda keilmuannya 'diakui’. Tidak dapat dipungkiri bahwa manfaat teknologi informasi dalam bidang kesehatan berkembang demikian pesatnya. Akan tetapi bukan berarti tidak ada kendala dan dampak negatif dalam perkembangannya itu, tingkat keterampilan dan biaya operasional dalam teknologi informasi juga merupakan salah satu kendala dalam menentukan peralatan berbasis teknologi informasi yang akan digunakan untuk kegiatan medis. Sedangkan untuk dokter itu sendiri dampak negatif yang muncul disebabkan oleh kemajuan Teknologi Informasi adalah peranan dokter sebagai sumber informasi untuk pasien menjadi tidak dominan lagi, karena segala informasi tentang penyakit dan penatalaksanaannya dapat diperoleh secara jelas dan lengkap melalui internet oleh siapa saja. Akan tetapi dikarenakan kemudahan itu juga mengakibatkan semakin dangkalnya pemikiran seorang dokter karena kemudahan akses yang mematahkan kerja keras dan ketekunan, beredarnya informasi berkualitas rendah yang pada akhirnya mempengaruhi kualitas penelitian maupun produksi pengetahuan yang ada, dan kecenderungan untuk menjadi konsumen informasi semata, tanpa ada keinginan ataupun kemampuan untuk mulai menjadi produsen informasi yang bermutu. Dewasa ini penerapan Teknologi Informasi di semua bidang dianggap sebagai sesuatu yang sudah seharusnya. Teknologi Informasi pada umumnya menjadi begitu rumit, dan justru memperbodoh yang tidak memiliki sumber daya untuk mengaksesnya. Dengan kata lain Teknologi Informasi justru menjadikan manusia sebagai alat dan obyek untuk kepentingan pengembangan Teknologi Informasi itu sendiri. Berbagai masalah Teknologi Informasi dalam bidang kesehatan yang ada tersebut dengan berbagai aspek yang dapat ditimbulkan, sebaiknya menjadikan perhatian segera berbagai pihak. Pemerintah khususnya departemen kesehatan, Komisi Penyiaran Indonesia dan berbagai pihak yang berwenang harus lebih memperhatikan kualitas informasi yang sekarang semakin meningkat pesat dengan berbagai aspek yang tidak disadari ternyata bisa sangat merugikan. Kelemahan dalam penyampaian informasi juga sangat sangat tergantung dari kualitas informasi yang disampaikan ataupun kemampuan penerima informasi untuk mencernanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tinggalkan pesan.....

  © Blogger templates The Professional Template and Copyright 2009 Http://duniaartikelpendidikan.blogsot.com 2009 ---------By suhartono (Email : suhartono_unm20@yahoo.com and FB : thono_jhoe_unm) --------

Back to TOP