Selasa, 16 Februari 2010

Dunia Robot Diantara Budaya dan Nilai

Belum tersentak dengan gebrakan peluncuran robot Ashimo milik Honda pada tahun 2007 yang lalu, kini Jepang sudah meluncurkan kembali teknologi terbarunya yaitu robot android. Robot Android ini lebih mirip dengan bentuk manusia pada umumnya dimana memiliki rambut, wajah, serta berpenampilan manusia normal. Tentunya, ini bukanlah hal yang mengejutkan lagi bagi Jepang. Kita tahu bahwa Jepang begitu identik dengan namanya dunia robot serta teknologi otomatis. Namun, semenjak diperkenalkannya robot Ashimo ke seluruh dunia, mengukuhkan Jepang sebagai Negara Robot.

Ashimo atau kependekan dari Advanced Step in Innovative MObility sendiri, merupakan penelitian panjang pabrikan Honda di Wako Fundamental Technical Research Center, Jepang semenjak tahun 1986. Penelitian tersebut tentunya telah menghabiskan banyak waktu dan dana besar. Sebenarnya, kalau kita melihat kemampuan lebih lanjut dari Ashimo tentulah tidak ada yang terlalu istimewa. Ashimo hanyalah sebuah robot yang diciptakan layaknya seperti manusia normal.


Hal ini berbeda dengan Negara-negara Eropa semisal Jerman, Prancis, atau yang lainnya. Mereka memfokuskan untuk mengembangkan robot-robot yang digunakan dalam dunia Industri. Berusaha memikirkan untuk membantu atau mengatasi pekerjaan-pekerjaan yang tentunya sulit dan butuh ketelitian tinggi, semisal di dalam konstruksi badan mobil, motor, dan sebagainya. Jepang memang menyatakan secara tidak langsung untuk mengembangkan imej negaranya sebagai Negara canggih dengan inovasi robot-robotnya.

Oleh karena itu, mereka mengembangkan berbagai robot sebagai duta pariwisita. Robot sebagai icon yang dapat dijual selain gunung Fuji, dan Kimono dari Jepang. Sedangkan Negara Eropa mengkokohkan robot industri. Melihat dari sejarah, semenjak revolusi Perancis tahun 1789 dan 1799 yang melambungkan persamaan hak manusia, lalu diikuti dengan revolusi Industri sekitar tahun 1850 mendapatkan momentum kemajuan teknologi dan ekonomi dengan perkembangan kapal tenaga-uap, rel, dan kemudian di akhir abad tersebut perkembangan mesin bakar dalam dan perkembangan pembangkit tenaga listrik.

Kesemuanya itu menjadi tonggak sejarah perkembangan teknologi yang dapat menolong umat manusia. Semenjak itulah banyak dikembangkannya teknologi yang bersifat otomatis dan powerfull. Beralih dari semuanya itu, Indonesia sebagai Negara tercinta terkesan kurang tanggap dalam mengembangkan teknologinya. Hal ini bisa akibat budaya Negara kita yang masih menjunjung tinggi sistem “Padat Karya”. Padat Karya dijadikan acuan dunia industri semenjak era Soeharto melalui program Repelita I hingga IV. Budaya tersebut telah mengakar dalam benak tiap rakyat Indonesia. Mereka menganggap bahwa Padat Karya merupakan suatu simbiosis dari sifat luhur bangsa Gotong Royong. Hal ini mengakibatkan ketakutan tanpa masuk akal akan penggunaan robot-robot industri sebagai penolong manusia. Mereka takut kehilangan pekerjaan, karena robot lebih professional dan tidak perlu digaji oleh perusahaan.

Oleh karena itu, perkembangan robot di Indonesia terkesan masih jauh dari harapan seperti Jepang, ataupun Negara-negara Eropa. Seiringnya waktu, Indonesia sudah mulai aktif dalam perkembangan dunia Robot. Hal itu dibuktikan dengan perlombaan-perlombaan Robot baik tingkat local maupun internasional. Saat ini, pemerintah meningkatkan peran serta dunia pendidikan khususnya tingkat Universitas dengan diwadahi dalam lomba KRI(Kontes Robot Indonesia) dan KRCI(Kontes Robot Cerdas Indonesia. Namun perlombaan seperti ini belumlah cukup dalam memajukan dunia Robot Indonesia. Karena sejatinya perkembangan teknologi Robot Indonesia dapat dirasakan oleh masyarakat. Saat ini, hal tersebut belumlah tampak. Perlombaan ataupun Robot yang dikembangkan masih bersifat unjuk penilaian. Penilaian untuk menjadi yang terbaik dalam memecahkan lomba. Setelah lomba selesai, tidak ada kelanjutan ada modifikasi yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam mengembangkan teknologi robot, kita seharusnya kembali ke hakikat dasar robot itu sendiri. Hakikat sebagai penolong manusia. Robot pun tidak perlu berwujud seperti Ashimo. Robot adalah suatu teknologi otomatis dan berguna bagi kita. Oleh karena itu, kita perlu mengubah pemahaman akan robot itu sendiri. Dengan adanya robot di dalam industri dan kehidupan bukan berarti menggantikan kita atau dalam arti lain mempersulit lapangan pekerjaan buat kita. Namun, hal tersebut membuat kita menjadi lebih termotivasi dalam pendidikan dan ilmu pengetahuan untuk mengatur mereka(robot). Sehingga, masyarakat Indonesia lebih cerdas ke depannya.

Melihat pengalaman Negara-negara maju, mereka adalah Negara yang mau menggunakan dan mengembangkan teknologi robot. Mereka tidak sedikit pun merasa kekurangan lapangan pekerjaan. Lebih dari itu, mereka menciptakan para engineer(insinyur) dan para ahli dari dunia Robot.

Mulailah dari hal yang kecil bagi diri kita sendiri dalam mengembangkan dunia robot. Robot diciptakan bukanlah untuk dinilai oleh sejumlah angka, tapi untuk dapat membuat kehidupan kita agar lebih baik di masa depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tinggalkan pesan.....

  © Blogger templates The Professional Template and Copyright 2009 Http://duniaartikelpendidikan.blogsot.com 2009 ---------By suhartono (Email : suhartono_unm20@yahoo.com and FB : thono_jhoe_unm) --------

Back to TOP